43 - The Truth

8.8K 1.3K 306
                                    

AUTHOR POV

Lisa membuka pintu kamar Jennie dan dia melihat kekasihnya itu bersandar pada headboard tempat tidurnya. Ini malam ketiganya menginap di rumah kekasihnya, namun kekasihnya itu tidak menunjukan perubahan sama sekali. Seperti dia masih murung seperti saat ini. Dia juga sama sekali masih tidak ingin disentuh oleh siapapun termasuk Appa dan Eommanya. Jennie berbicara sedikit, jika ada sesuatu yang ditanyakan padanya barulah dia mau berbicara. Fase seperti ini terulang lagi seperti saat di Jepang, namun bahkan ini lebih lama dan lebih parah.

Lisa sangat tahu bahwa ini tidak mudah bagi Jennie. Dia juga setiap hari selalu mengucapkan maaf pada Jennie. Bagaimanapun juga, Lisa tetap merasa semua yang terjadi adalah kesalahannya. Yang bisa dia lakukan saat ini adalah menemani Jennie sambil menunggu sedikit demi sedikit perubahan yang terjadi.

"Hey." tegur Lisa pelan, dia duduk di samping tempat tidur Jennie. Kekasihnya itu tengah melamun dengan wajah datar, namun mendengar sapaan Lisa dia meliriknya. Sejauh ini Jennie hanya mau bersentuhan dengan Lisa dan berkomunikasi dengan Lisa, itupun tidak terlalu banyak seperti biasanya.

"Ingin menonton film?" tanya Lisa namun Jennie menggeleng pelan. Setelah makan malam selesai, Jennie langsung naik ke kamarnya tanpa berkumpul dengan Eomma dan Appa Kim terlebih dahulu. Itu mengharuskan Lisa untuk segera menyusul Jennie karena dia tidak akan membiarkan Jennie sendirian selama dia menjaganya 3 hari terakhir.

Appa Kim benar-benar memusuhi Lisa. Dia masih marah pada kekasih putrinya itu, namun di satu sisi sebagai seorang ayah, dia juga tidak menginginkan putrinya semakin bersedih. Dia tetap mengizinkan Lisa untuk sementara tinggal menemani putrinya. Hanya Lisa yang Jennie percaya meskipun calon menantunya itu gagal menjaga Jennie.

Masih belum ada yang tahu apa penyebab Jennie pingsan. Bambam juga baru ditangkap oleh pihak kepolisian Thailand dan dia baru dimintai keterangan. Menurut pengakuan Bambam, dia salah masuk ke toilet wanita, namun setelah dia masuk dia sudah lebih dulu melihat Jennie pingsan dan dia memilih untuk pergi dan pura-pura tidak tahu karena takut akan disangka yang tidak-tidak.

Lisa sama sekali tidak percaya dengan keterangan yang diberikan oleh Bambam. Itu sangat janggal dan seharusnya kepolisian juga bisa menaruh kecurigaan yang sama pada Bambam yang saat ini masih berstatus sebagai saksi. Namun kepolisian tidak akan menaikan status Bambam lebih dari saksi sebelum ada bukti yang kuat.

"Ingin minum susu strawberry?" tawar Lisa lagi dan Jennie masih tetap menggeleng.

Lisa meghela nafas pelan. Rasanya ini adalah hal tersulit dalam hidupnya selama menangani begitu banyak pasien yang dia miliki. Atau mungkin Lisa yang ingin terburu-buru membuka kasus Jennie, yang sebenarnya hal berat seperti ini perlu waktu sedikit demi sedikit agar Jennie bisa terbuka.

Lisa tidak bertanya lagi namun dia mendekatkan tubuhnya pada Jennie, dia memeluk kekasihnya itu dan membawa kepala Jennie untuk bersandar di dadanya. Sejauh ini, tempat sandaran ternyaman Jennie adalah Lisa dan kini Jennie memeluk erat Lisa.

"Lisa.." panggil Jennie dengan suara sangat pelan.

"Hm? Ya sayang?" Lisa mengecup puncak kepala Jennie dan menyandarkan pipinya pada kepala kekasihnya itu.

"Apakah Jennie boleh bicara?" Lisa mengerutkan dahinya, "Tentu saja. Siapa yang melarangmu bicara, baby? Aku akan selalu mendengarkan apapun yang ingin kau bicarakan." Lisa sama sekali tidak curiga dengan apa yang akan Jennie bicarakan. Dia hanya berpikir jika kekasihnya bosan karena beberapa hari terakhir ini hanya diam dan tidak banyak bicara.

"Apakah Lisa akan percaya jika Jennie mengatakan semuanya?" mata Lisa yang sedang terpejam langsung terbuka dan usapan lembutnya yang sedang dia lakukan pada rambut Jennie terhenti.

HONEY FOR BABY - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang