44 - She Does

8.5K 1.2K 175
                                    

LISA POV

"Selesai. Maaf membuat kalian lelah. Aku tahu 4 jam bukan waktu yang singkat. Tapi terimakasih sudah mau membantu agar penyelidikan menjadi lebih cepat. Apalagi kau, Nona Jennie. Kau sangat membantu." ucap seorang petugas kepolisian yang berada di hadapanku dan Jennie. Dia selalu tersenyum manis meskipun Jennie takut padanya. Sejak tadi Jennie hanya menggenggam erat tanganku.

Setelah obrolan semalam, saat Jennie sudah bisa terlelap dalam tidurnya, aku menceritakan semua yang terjadi pada Appa Kim dan Eomma Kim. Kami berbicara di ruang keluarga hingga dini hari.

Appa Kim menamparku setelah aku selesai menceritakan kejadian Bambam di pesta ulang tahun dokter Nam. Tamparan itu tidak seberapa, kurasa harusnya Appa meninjuku lagi seperti waktu itu. Tapi Eomma marah dan menahan Appa untuk tidak melakukan hal yang lebih kasar lagi padaku.

Satu tamparan tidak seberapa dengan luka yang dimiliki Jennie.

Mereka pikir aku sudah selesai bercerita, namun belum. Aku kembali menceritakan kenyataan yang Jennie sampaikan padaku tentang kejadian masa kecilnya dulu yang begitu pahit baginya. Dari situ Appa dan Eomma tercengang, mereka tidak bisa mengatakan apapun lagi karena terkejut dengan penuturanku. Aku menjelaskan jika Taehyung pernah bertemu dengan Jennie saat di reuni dulu dan dia hampir melakukan tindakan asusila lagi sebelum aku menghajarnya.

Ini gila, detik itu juga aku ingat jika pada waktu itu aku sempat marah pada Jennie. Kebodohanku berkali-kali lipat padahal aku tahu Jennie berbeda, dia memiliki trauma yang seharusnya kulindungi.

Setelah kami berbincang banyak dan semua cerita selesai kusampaikan, Appa Kim akan membantu untuk menyewakan penasehat hukum agar kasus ini dikawal dengan baik, mengingat Bambam adalah orang terkenal di Thailand, pasti dia memiliki kekuatan juga.

Dan siang ini, aku bersama kekasihku baru saja menyelesaikan wawancara yang kurang lebih sudah berjalan sekitar 4 jam di kantor kepolisian ditemani polisi yang begitu ramah pada Jennie dan aku.

Aku pikir Jennie akan menolak untuk menceritakannya namun hal yang tidak diduga, tanpa paksaan dia mau mengikuti arahanku. Dia bersedia untuk menceritakan apa yang terjadi saat pesta sebelumnya. Detail ceritanya sama persis saat dia mengatakan itu padaku, dan aku yang mendengarnya tersulut emosi lagi.

Tapi jujur, melihat Jennie menceritakan semuanya, kurasa ada hal yang membuatku melihatnya sebagai sosok gadis dewasa saat ini. Dia sama sekali tidak menangis lagi, tidak seperti saat pertama kali menceritakannya padaku. Walaupun nada bicaranya gugup dan terkadang dia melirikku beberapa kali, tapi aku bisa melihat bahwa Jennieku tidak sepenuhnya anak kecil. Dia hanya gadis yang menutup dirinya untuk berkembang karena rasa takut yang begitu besar.

Aku ada disini sekarang, aku ada untuk menggenggam tangannya dan aku kali ini bersumpah tidak akan pernah ada orang yang bisa melukai kekasihku lagi. Jika ada, maka orang itu sudah siap untuk kehilangan nyawanya.

"Terimakasih, pak. Semoga semuanya berjalan lancar. Aku tidak ingin ada yang ditutup-tutupi dari kasus ini. Aku menantikan perkembangannya segera." ucapku sambil berdiri dan berjabat tangan dengan petugas kepolisiannya.

"Tentu, Nona Lalisa. Kami akan melakukan yang terbaik." setelah itu aku dan Jennie meninggalkan tempat itu dan keluar menuju ruangan dimana beberapa orang sudah menunggu kami.

Ada Appa, Eomma dan Jisoo Unnie serta Chaeyoung juga sengaja mengantar kami ke kantor kepolisian. Pasangan sekaligus dua sahabatku ini sangat mendukung penuh. Aku bersyukur karena memiliki mereka berdua. Selama ini mereka selalu ada dan selalu siap kapanpun aku membutuhkan mereka.

HONEY FOR BABY - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang