26 - Kissing

11.8K 1.3K 402
                                    

LISA POV

"Honey, lihat, Jennie memenangkan permainan ini. Hahahahaha.. Jisoo Unnie mengatakan ini sulit tapi bagi Jennie sangat mudah." aku berdecak dan menggelengkan kepala saat bayi besarku ini menunjukan game konsol milik Jisoo Unnie.

Siang tadi dia meminjamkannya pada Jennie karena kekasihku ini bosan menungguku bekerja. Aku harus menyelesaikan beberapa laporan karena ini akhir bulan. Aku sengaja tidak menerima pasien-pasienku untuk konsul bersamaku hari ini. Dan sore ini aku, Jennie, Jisoo Unnie dan Chaeyoung akan pergi untuk double date. Sudah lama aku tidak melakukannya. Dan ini double date pertamaku dan Jennie sebagai pasangan kekasih. Aku harap Jisoo Unnie tidak bertengkar dengan Jennie.

Ya, beberapa hari terakhir Jisoo Unnie senang membuat kekasihku menangis. Ada saja hal yang bisa membuat Jennie kesal. Si kelinci itu sengaja menggoda kekasihku hingga aku harus membujuk dan merayu Jennie dengan susah payah hanya supaya dia berhenti menangis.

Terakhir kali dia hampir mendapatkan cakaran di wajahnya karena tiba-tiba Jisoo Unnie merebut satu bungkus plastik berisi jelly di tangan Jennie. Jennie marah dan dia hampir mencakar wajah Jisoo Unnie. Aku dan Chaeyoung tertawa karena wajah Jisoo Unnie terlihat takut pada Jennie. Tapi dia tidak jera, aku yakin dia memiliki akal-akalan lain untuk membuat Jennieku menangis.

"Habiskan susunya, lihat, kau merengek ingin susu tapi setelah aku buatkan tidak diminum." ucapku kesal sambil menunjuk gelas yang ada di meja dekat sofa. Dia hampir menangis setelah makan siang tadi karena ingin susu strawberry. Aku tidak memiliki stock susu jadi aku pergi ke pantry dan membuat susu untuk kekasihku. Tapi dia hanya meminumnya setengah, lalu untuk apa dia memintanya.

"Itu bukan susu strawberry." ucapnya sambil mengerutkan keningnya.

"Sama saja itu susu. Tidak ada susu strawberry di pantry." aku kembali memfokuskan mataku pada layar komputer di meja.

Jennie berdecak, "Jennie ingin susu strawberry, honey! Susu tawar tidak enak, tidak ada rasanya!" aku menghela nafasku. Di pantry memang hanya ada susu plain. Lagipula siapa di rumah sakit ini yang ingin minum susu strawberry? Ada-ada saja.

"Susu strawberry tidak sehat. Itu terlalu banyak gula." ucapku lagi dan Jennie tidak melawanku.

Aku meliriknya namun yang kudapati dia hampir menangis. Astaga aku lupa sedang berbicara dengan siapa. Tentu saja dengan seorang bayi. Aku menggelengkan kepalaku, seharusnya aku tidak seperti itu.

Aku berdiri lalu mengangkat dagunya agar dia mau menatapku, "Maafkan aku, baby. Setelah pekerjaanku selesai kita akan membeli susu strawberry, okay?" dia menggeleng.

Haish, matanya sekarang berkaca-kaca. Mungkin sekarang dia sudah jarang tantrum atau marah pada hal-hal yang membuatnya kesal. Tapi ternyata malah menjadi lebih sensitif. Dia akan menangis jika sesuatu hal membuat hatinya marah arau sedih.

"Jennie ingin apa?" aku menangkup kedua pipinya. Kekasihku ini sangat cantik tanpa make up apapun. Bayangkan dia menggunakan riasan seperti wanita-wanita seusianya, akan seperti apa wajah cantiknya ini. Mungkin semua pria akan mengejarnya.

Tidak! Jennie hanya milikku!

"Lisa jangan memarahi Jennie." gumamnya. Bibir bawahnya melengkung membuatku terkikik. Aku mencium pipinya sekilas, "Hm.. aku tidak akan memarahimu. Is my baby ok?"

Dia mengangguk kemudian menghapus airmatanya mandiri, "The baby is ok." suara bayinya membuatku ingin tertawa terbahak-bahak. Jika orang lain berbicara seperti itu dibuat-buat, berbeda dengan kekasihku, itu alamiah.

HONEY FOR BABY - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang