39 - Grow Up

9.5K 1.2K 184
                                    

LISA POV

"Take my hand.. Take my whole life, too.. For I can't help falling in love with you~"

Selesai aku mengalunkan lirik terakhir, Jennie bertepuk tangan dengan sangat keras. "Yeay!!!" dia berteriak kegirangan. Senyumannya yang manis membuatku tidak bisa melepaskan pandanganku darinya.

Hari ini hari minggu, kebetulan sekali aku tidak memiliki pasien. Jadi setelah sarapan di rumah aku memilih untuk datang ke rumah Jennie, Appa dan Eomma Kim juga tidak memiliki kegiatan di hari minggu dan mereka senang karena aku datang untuk mengunjungi putrinya.

"Jennie baru tahu jika Lisa bisa memainkan gitar." aku meletakan gitar di dekat tempat tidur Jennie. Sebelumnya aku melihat gitar ini di ruang keluarga. Aku bertanya pada Eomma, ternyata itu milik Appa Kim. Di hari minggu Appa suka memainkan gitarnya karena memiliki waktu senggang. Aku membawa gitar ini dan mencoba untuk memainkannya. Untungnya aku tidak lupa chord lagu favoritku. Dan gadisku ini sangat menyukainya meskipun aku tidak tahu dia hafal atau tidak pada lagunya.

Aku bisa memainkan alat musik seperti gitar dan piano, namun hanya basic nya saja, tidak seperti pemain musik yang mampu melakukan teknik ini dan itu. Dulu aku belajar secara otodidak dan aku bisa memainkannya walau hanya chord-chord dasar saja.

"Apa kau suka lagunya?" aku berpindah duduk, jika sebelumnya aku duduk di sofa, sekarang aku duduk di samping Jennie yang duduk di atas tempat tidur. Aku merangkulnya dan dia menyandarkan kepalanya ke dadaku. Dia mengangguk lucu, "Heem, Jennie suka lagunya. Apalagi suara Lisa terdengar sangat bagus."

"Kau berlebihan, baby. Suaraku biasa saja." ucapku sambil jari-jariku mengusap pelipisnya.

"Appa juga suka menyanyikan lagu untuk Jennie. Jennie paling suka dinyanyikan seperti itu." kedua tangannya kini memeluk tubuhku dari samping. Aku mengecup pelipisnya.

"Kau ingin aku bernyanyi lagi untukmu?"

"Tidak. Jennie ingin memeluk Lisa saja." aku terkekeh karena jawabannya. Jika dia meminta aku memeluk sepanjang hari ini, aku tidak akan keberatan sama sekali.

"Baiklah, aku akan memeluk kekasih yang paling aku sayangi ini." aku membalas pelukannya dengan sangat erat.

Jennie tertawa dan suara tawa manjanya membuatku lupa akan beban-beban yang aku miliki. Pelukan hangat dan saling bersandar satu sama lain seperti ini adalah hal yang paling aku butuhkan sekarang.

Aku tidak membutuhkan kata-kata motivasi, aku tidak membutuhkan tenaga orang lain atau apapun itu untuk membantuku. Aku hanya butuh energi, dan Jennie satu-satunya pengisi energiku saat ini.

"Baby, kau mau memaafkan Mommyku?" tiba-tiba aku teringat pada kejadian makan malam di rumahku.

"Maaf? Kenapa Jennie harus memaafkan Mommy Lisa?" tanyanya. Dia sangat lugu, masih bertanya padahal sudah jelas-jelas perkataan Mommyku waktu itu sungguh menyakitinya.

"Mommy berkata kasar padamu waktu di rumahku. Aku tidak mau hatimu sakit." aku menyandarkan pipiku pada pelipisnya.

Dia malah terkekeh, "Tidak apa-apa, Lisa. Seharusnya Jennie yang meminta maaf pada Mommy Lisa karena Mommy Lisa tidak suka pada Jennie tapi Jennie tetap ada di rumah Mommy Lisa." aku mengerutkan dahiku lalu segera meraih pundaknya menatapnya.

Aku menggeleng, "Kau tidak salah. Kau tidak perlu meminta maaf pada Mommy. Seharunya Mommy yang minta maaf, bukan kau." aku tidak mau Jennie yang lebih dulu minta maaf meski dia sendiri yang mengatakannya. Kekasihku tidak salah, jika harus ada yang disalahkan disinipun itu semua salahku. Aku yang tidak memberitahu sejak awal kondisi Jennie dan membuat Mommy dan Daddy cukup terkejut waktu itu.

HONEY FOR BABY - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang