12 - Calm Down

9.3K 1.2K 122
                                    

LISA POV

Jennie masih terus memelukku meskipun kami sudah tiba di depan rumahnya. Butuh waktu berjam-jam sampai dia berhenti menangis dan mau diajak pulang. Sekarang sudah hampir larut, dan aku mengatakan pada tuan Kim melalui panggilan suara jika aku dan Jennie akan pulang terlambat.

Aku menekan belnya dan pintu langsung dibuka oleh nyonya Kim. Dia terkejut melihat Jennie yang sembab dan memelukku begitu erat. Sejujurnya aku menjadi tidak enak pada nyonya Kim tapi aku juga tidak mungkin melepaskan pelukan Jennie sekarang.

"Jennie? Apa yang terjadi?" reaksi nyonya Kim seperti sekarang sudah aku duga sejak awal. Matanya terbelalak melihat putrinya. Dia mendekat ke arah kami dan akan meraih Jennie. Tapi hal tidak terduga lain terjadi.

"JANGAN MENYENTUH JENNIE! PERGI!" Jennie berteriak pada Eommanya sendiri. Aku sampai mengerutkan dahiku karena protes yang Jennie berikan.

"Hey, kau tidak boleh begitu. Itu Eomma." aku menasehatinya. Bagaimana pun membentak Eommanya bukan hal baik.

Jennie menggeleng dan dia mulai menangis lagi. "Tidak. Jennie takut. Jennie takut, Lisa.." kali ini dia menenggelamkan wajahnya di dadaku.

Aku menghela nafas, "Nyonya, bisakah aku membawa Jennie masuk? Aku akan menjelaskannya nanti." nyonya Kim tanpa berbicara hanya mengangguk. Aku melihat airmatanya kini mengalir juga. Dia pasti sangat terkejut karena Jennie membentaknya. Kekhawatiran terlihat jelas dari raut wajahnya.

"Bawa ke kamar saja." nyonya Kim berjalan di depan kami. Aku tidak melihat tuan Kim disini.

Pintu kamar Jennie dibuka, aku membawa Jennie untuk duduk di pinggiran tempat tidurnya. Jennie benar-benar tidak mau melepaskan pegangannya padaku. Aku melepaskan pelukannya dan dia mencengkram tanganku kuat.

"Lisa.. Jennie takut.." aku menatap Jennie kemudian menoleh dimana ada nyonya Kim berdiri.

"Nyonya.. Maaf. Bisakah kau ambilkan segelas air untuk Jennie minum?" nyonya Kim mengangguk kemudian dia pergi meninggalkan kamar dengan tergesa.

Aku menatap Jennie lagi, kali ini tanganku yang lain ikut menggengam tangannya yang tidak lepas dari tanganku. "Eomma menyayangimu. Ini rumahmu. Kau akan aman disini. Tidak akan ada yang menyakitimu."

Jennie menggeleng lagi, "Jennie takut. Jangan pergi, Lisa.." lirihnya sambil menangis.

Aku menelan salivaku, "Aku akan menemanimu sampai kau tidur."

"JANGAN PERGI! JENNIE BILANG JANGAN PERGI!!" aku menghela nafas ketika dia membentakku.

Aku hanya menatapnya datar. Aku mengajarinya untuk berbicara sopan pada semua orang tapi dia melanggarnya. Kupikir dia tahu sekarang apa kesalahannya karena dia menundukan kepalanya sambil menangis.

"Kau percaya padaku?" aku mengusap-usap lembut punggung tangannya.

"Jennie hanya takut, Lisa." lirihnya pelan.

"Kau percaya padaku?" aku mengulang lagi pertanyaanya.

Akhirnya dia mengangguk pelan. "Tidak akan ada yang menyakitimu, aku berjanji. Sekarang beristirahat, aku menemanimu sampai kau tidur lalu kita akan bertemu lagi besok."

Dia tidak menjawab sampai nyonya Kim datang. Aku menoleh ketika dia menyodorkan segelas air hangat. Aku meraihnya dan membantu Jennie untuk meminumnya. Setengah gelas dia habiskan dan aku membantunya berbaring.

"Aku menunggumu di bawah, dokter." aku mengangguk dan tersenyum pada nyonya Kim.

Setelah nyonya Kim pergi aku menatap Jennie lagi yang terus menggenggam erat tanganku. "Sekarang pejamkan matamu." dia malah menggeleng.

HONEY FOR BABY - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang