34 - Not Fine

8.6K 1.2K 229
                                    

LISA POV

Bibirku akhirnya menyentuh bibir milik Jennie setelah perdebatan dalam hatiku. Nafsu yang begitu bergejolak membuatku tidak memikirkan berkali-kali apakah aku harus mengabaikan hasratku atau aku malah akan menerkamnya sekarang.

Dan pilihan kedua yang tentu saja aku ambil. Aku tidak berpikir panjang lagi ketika perasaanku melayang saat ciuman mulai berjalan. Meskipun aku begitu tidak sabar tapi aku harus melakukannya perlahan dan sampai kekasihku ingin mengerti step apa yang harus kami lakukan agar semuanya tidak terburu-buru.

Kami sama-sama saling memiringkan tubuh kami, menghadap satu sama lain. Aku menangkup wajahnya dengan kedua tanganku. Mulutku tidak berhenti melahap bibir atas dan bibir bawah Jennie bergantian. Decakan yang ditimbulkan membuatku merasa semakin ingin menghisapnya lebih keras lagi.

Aku sengaja mengigit kecil bibir bawahnya namun bukannya kesakitan, Jennie malah mendesah seperti yang aku harapkan. Oh ini gila, mendengar desahannya membuat pandanganku semakin samar-samar.

Ini pertama kalinya aku akan melakukan pada Jennie dan semoga dia tidak menolak. Lidahku keluar menyapu deretan giginya yang rapi. Memberikan gesekan-gesekan kecil sehingga dia mau membuka mulutnya lebar. Kesempatanku untuk masuk sehingga lidah milikku untuk pertama kalinya bertemu dengan lidahnya. Kami berperang, melawan satu sama lain menentukan siapa yang bisa menguasai. Tentu saja akulah pemenangnya.

Kali ini giliran aku menghisap lidahnya dengan sekuat yang aku bisa karena sejujurnya mendengar dia mendesah dan menggeliat sejak tadi membuatku ingin pingsan. Nafasnya yang tersengal berhembus tepat di depan wajahku. Rasa ingin menyentuhnya semakin tinggi.

Gerakan liar dari tubuhnya yang menggeliat tidak lagi membuat otakku berpikir bahwa ini bayiku. Jennieku sudah berubah hanya dengan ciumanku yang belum seberapa ini. Sisinya yang lain mulai terlihat, dan aku mulai menyukai bagian sisi lainnya ini. Tidak, bukan berarti aku tidak menyukai lagi bayiku, dia tetap nomor satu di hatiku. Namun jika diatas tempat tidur dia berubah menjadi gadis yang bisa membawa kita ke surga, bukankah itu lebih nikmat?

Saliva kami menyatu akibat dari peraduan bibir yang saling menabrak satu sama lain. Lengannya tidak bisa diam, sesekali menjambak rambut belakangku atau bahkan mendorong leherku agar menekan ke wajahnya lebih dekat.

"Honey~" desahnya dan aku tidak kuat mendengar itu. Aku memejamkan mataku sambil menikmati ciuman basah di bibirnya. Aku melepaskan ciuman itu kemudian aku kini beralih untuk menindih tubuhnya.

Sayang, kau akan menikmatinya.

Bibirku beralih dari sebelumnya menikmati ciuman kini bergeser ke daun telinga di sampingnya. Menghirup aromanya sedalam mungkin membuatku jatuh semakin dalam pada Jennie. Lengguhannya menaikan libidoku dan seolah menuntunku untuk membuatnya lebih ketagihan lagi.

Ciumanku terus membasahi seluruh wajahnya hingga aku menyeret ciuman basah dan lembutku ke lehernya. Aku hisap tepat di titik nadinya dan dia berteriak dengan nafas yang tidak terkendali.

"Lisa.. Jennie geli.. Ahhh~" tidak ada dalam kamusku untuk meniduri seorang bayi, namun jika bayi itu gadis seperti Jennie, aku tidak akan pernah menolaknya.

Tidak ada satu sudut pun yang aku lewatkan. Tidak akan ada yang iri karena semua bagian lehernya aku ciumi.

Sambil mencium lagi bibirnya yang sekarang selalu terlihat seksi di mataku, aku membuka kancing piyamanya satu persatu. Ini adegan yang aku tunggu, menyaksikan tubuh kekasihku tanpa selehai benang pun. Aku tidak munafik, aku sekarang tidak sabar untuk melihatnya dan menyentuhnya.

Semua kancing terlepas dengan tanganku perlahan membelai perutnya. Astaga, perutnya bahkan seperti model karena begitu mulus dan rata, tipikal impian semua wanita. Apakah aku yang paling beruntung di dunia ini karena mendapatkan Jennie sebagai satu-satunya milikku?

HONEY FOR BABY - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang