28 - Dinner

8.9K 1.3K 347
                                    

LISA POV

"Apa Jennie terlihat cantik?" dia bertanya ketika aku mulai melajukan mobilku. Aku meliriknya lagi, dan setiap senyuman yang dia lemparkan kepadaku tidak pernah gagal membuatku mabuk.

Apakah ada kata yang posisinya satu tingkat diatas cantik? Jika ada, itulah Jennie sekarang. Dia benar-benar cantik diluar batas. Mengenakan dress tanpa lengan bermotif kotak-kotak, memiliki warna merah dan putih yang begitu cocok di tubuhnya.

"Kau selalu cantik setiap saat. Tapi karena kau bertanya sekarang, aku akan berkata jujur. Kau sangat sangat sangat cantik." jawabku. Aku meraih tangan kirinya sehingga aku bisa menggenggamnya dengan erat.

"Eomma bilang Jennie cantik, tapi Jennie tidak percaya jika bukan Lisa yang mengatakannya." ucapnya lagi dengan polos sambil menoleh padaku. Aku terkekeh mendengarnya.

"Seluruh dunia akan mengatakan kau cantik." aku tidak berbohong. Aku akan bertemu dengan siapapun diantara kalian yang mengatakan gadisku ini tidak cantik. Setidaknya aku bisa menampar kalian agar menyadari betapa cantiknya seorang Jennie Kim.

"Tidak seluruh dunia, honey. Tidak semua orang mengenal Jennie." dia mengerutkan dahinya. Lagi-lagi aku lupa jika kekasihku bayi. Baiklah, aku akan mengajarkan perumpamaan pada bayiku.

"Itu hanya kata perumpamaan. Jika seluruh dunia melihatmu dan mengenalmu sudah dipastikan mereka setuju denganku jika kau sangat cantik." semoga dia mengerti karena dia mengangguk.

"Apa seluruh dunia tahu jika Jennie mencintai Lisa?" aku segera meliriknya, "Apa maksudmu?"

"Jennie mencintai Lisa, bagaimana cara memberitahu seluruh dunia jika Jennie mencintai Lisa?"

Apa ini? Dia mencoba merayuku?

"Dunia akan tahu dengan sendirinya tanpa kita membuktikan apapun. Kita saling mencintai, saling menyayangi dan tidak perlu memberikan pembuktian pada dunia ini karena mereka pasti tahu." aku mencium punggung tangan Jennie yang masih ku genggam.

Dia tersenyum dan sekali lagi itu membuatku jatuh ke dalam hatinya lebih dalam lagi. Bukan hanya kecantikannya saja yang aku cintai. Tapi semua yang berkaitan dengan Jennie, kurasa aku sudah mencintai segalalnya.

Begitulah hidup, kemarin kita bersedih, bisa jadi hari ini kita mendapatkan kebahagiaan. Seperti aku, aku merasa menjadi manusia paling menyedihkan di dunia ini kemarin, namun hari ini semua rasa perih itu hilang begitu saja. Tidak membutuhkan waktu lama bagiku untuk bangkit dari keterpurukanku. Alasannya hanya satu, karena kehadiran Jennieku.



•••



Aku menggenggam tangan Jennie dengan erat. Perjalanan yang memakan waktu beberapa menit sudah selesai dan kami sedang berjalan untuk masuk ke dalam rumahku.

Aku datang kemari dengan gadisku atas undangan Daddy yang setiap hari terus menagihku untuk membawanya kemari. Aku terlalu sibuk bekerja dan hari ini waktu yang tepat untuk membawa Jennie ke depan orangtuaku.

Ini mendadak karena aku baru memberitahu mereka tadi pagi. Mommy bahkan terkejut setengah mati karena hanya dia yang tidak mengetahui jika aku sudah memiliki pengganti Diana.

"Selamat malam, Daddy, Mommy." salamku hormat pada kedua orangtuaku. Daddy dan Mommy yang mungkin sejak tadi menungguku kami menoleh secara bersamaan. Dua raut wajah mereka terlihat berbeda ketika melihatku dan Jennie. Daddy dipenuhi dengan senyumannya sementara Mommy, aku bisa melihat keterkejutannya. Mungkin dia berpikir sebelumnya bahwa aku berbohong. Tapi untuk apa aku berbohong, aku benar-benar sudah melupakan Diana di dalam hatiku.

HONEY FOR BABY - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang