BAB 61 : TRAGEDI

771 39 1
                                    

Siang hari seharusnya matahari tegak di atas kepala, bersinar terik seolah hendak mematangkan kulit. Embusan angin juga seharusnya tidak hadir di siang bolong, melainkan hawa panas yang siap siaga menggerahkan tubuh.

Entah kebetulan atau apa, tapi hari ini semesta justru berbanding terbalik.

Surya tidak terlalu menyengat sebab terhalang tebalnya gumpalan awan, semilir angin yang jarang sekali mampir juga tumben-tumbennya hilir mudik.

Hari ini mendung. Tenang. Senang. Sesenang hati Argan yang urung berhenti tersenyum dari bangun tidur sampai turun dari mobil begitu tiba di rumah.

Jam masih menunjukkan pukul 1 siang, namun dia sudah pulang karena terlalu bersemangat.

Cepat sejam dari janji semalam.

Kalau bukan karena harus mengurus beberapa dokumen juga pasti dia lebih cepat lagi saking semangatnya. Hmm.

Sembari melangkah menuju beranda, Argan menyempatkan mendongak mengecek kondisi langit. Ah, bahkan alam saja mendukung rencana berkencannya.

Tidak panas, tidak hujan.

Perfect.

Sembari bersiul bahagia, Argan membuka pintu rumah dengan kunci cadangan.

Panggilannya tak bersambut.

Tiga kali menekan bel dan memanggil tidak ada jawaban. Bukan suatu masalah.

Rachel pasti tengah bersiap-siap di kamar.

Dengan hati berbunga-bunga, laki-laki berkemeja biru itu kemudian masuk dan menaiki undakan tangga menuju biliknya.

Semakin dekat ia menemui Rachel rasanya jantungnya semakin berdegup kencang.

Ini bukan kali pertamanya berkencan dengan wanita itu, tapi tetap saja rasanya mendebarkan.

Ia masih sama excited-nya seperti dulu.

Masih sama gembiranya seperti ABG.

Bahkan lebih gembira daripada mendapatkan uang segepok karung.

Lebay.

Biarlah.

Yang sudah menemukan cinta sejati pasti paham bagaimana rasanya~

"Ra?"

Sepi.

"Ra? Kamu di mana?" panggilnya kala tak menemukan istrinya di mana pun.

Apa di balkon?

Belum sempat berjalan, tiba-tiba telinganya menangkap suara gemericik air dari kamar mandi.

Oh, ternyata mandi.

Senyumnya pun otomatis kembali mengembang sekembang permen gulali. Argan memutuskan berbaring guna menunggui istrinya.

Hari ini adalah salah satu hari favoritnya. Setelah sebulan lebih tak berkencan, akhirnya sekarang ia bisa jalan berdua lagi dengan Rachel.

Sepanjang mereka bersama, agaknya ini tempo terlama mereka absen kencan. Biasa seminggu sekali pasti jalan, tapi ini gara-gara berbagai hambatan agenda jalan-jalannya jadi harus tertunda.

Yang kerja, yang meeting, yang bimbingan, yang prahara.

Ada saja.

Beruntung hari ini semua lancar jaya. Eh, tidak selancar itu juga sebenarnya. Tadi di kantor sempat ada masalah sedikit di bagian produksi.

Tapi syukurnya bisa diatasi dengan cepat tanpa mengharuskannya terkungkung di belakang meja lama-lama.

"Argan!"

BETWEEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang