Yang sebenarnya

162 27 2
                                    

Dukung author dengan vote dan comment nya, terima kasih.

Happy reading ^⁠_⁠^

"Gue nggak peduli Asahi ada disini atau nggak, tapi gue sudah nggak bisa tahan ini lebih lama lagi. Gue udah lupain Yuri Win, gue udah move on dari dia ke lo. Gue yakin perasaan gue nyata buat lo, jadi lo mau nggak terima gue sebagai seorang pacar?"

Winter diam lagi.

Tiba-tiba...

Bugh.

Asahi meninju Jaehyuk membuat Winter tersentak kaget.

Bugh.

Bugh.

"BANGUN LO NJING!!" Geram Asahi yang terus-menerus memukul Jaehyuk.

Bugh.

Akhirnya Jaehyuk membalas Asahi juga.

"MAU LO SEBENARNYA APA NJING!? LO JANGAN EGOIS JAE!! DENGAN LO BEGINI SAMA AJA LO NYAKITIN YURI DAN WINTER NANTI!! GUE TAU INI CUMA AKAL-AKALAN LO SUPAYA GUE SAKIT HATI IYA KAN?!! LO MASIH DENDAM SAMA GUE SOAL YANG WAKTU ITU?! JANGAN KAYAK BOCAH JAE!! LO NGGAK PIKIR APA YANG TERJADI KEDEPANNYA KALO LO PURA-PURA CINTA KE WINTER HAH?!!" Bentak Asahi.

"BERISIK LO NJING!! GUE NGGAK PERNAH PUNYA MAKSUD BUAT NYAKITIN SIAPAPUN!! LO CUMA CEMBURU KAN KALO GUE DULUAN BERGERAK BUAT NYATAIN PERASAAN GUE KE WINTER IYA KAN SA?!! LO TERLALU CEMEN BUAT NYATAIN PERASAAN KE CEWEK YANG LO CINTA." Jaehyuk tertawa remeh.

Asahi mendecih.

"Oke kalo gitu mau lo. Sekarang gue yang nanya ke Winter. Win, lo sukanya sama gue atau Jaehyuk?? Jawab yang jujur dari hati lo. Kalo misalnya lo suka sama Jaehyuk gue bakalan mundur, begitu juga sebaliknya." Ujar Asahi menatap Winter serius.

"Maafin gue Sa tapi gue sukanya sama Jae. Gue nyusulin lo tadi buat bilang itu, gue tau lo pasti marah kan sama gue?? Lo boleh jauhin gue Sa, gue bakalan terima itu."

Asahi mengepalkan tangannya sementara Jaehyuk tersenyum menang.

"Oke kalo itu jawaban lo, gue nggak marah Win. Gue juga nggak akan jauhin lo, mungkin hubungan kita saja yang akan canggung nanti." Kemudian Asahi masuk ke mobilnya.

Jaehyuk mendekat ke Winter dan memeluknya.

"Makasih udah mau nerima gue Win, gue janji gue nggak akan nyakitin perasaan lo dan buat lo jadi cewek yang paling bahagia." Ucap Jaehyuk.

"Maafin gue Sa." Batin Winter.

Asahi melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, bukannya ke sekolah ia malah berbelok arah.

Brak.

Mobil tertutup dengan kencang dan Asahi masuk ke suatu ruangan.

"Jika ada teman saya yang bernama Yuri kesini tolong bukakan pintunya." Titah Asahi ke salah satu pelayannya.

Tak lama Yuri datang.

"Sa." Panggil Yuri.

Asahi menoleh dan melangkahkan kakinya ke Yuri.

"Lo mau nggak jadi pacar pura-pura gue Yur?" Tanya Asahi.

Reaksi Yuri kelas sangat kaget.

"Hah??"

"Jadi pacar gue yuk Yur, biar gue bisa move on dari dia." Ucap Asahi lagi.

"Maksud lo apa Sa?? Jelasin ke gue pelan-pelan apa yang terjadi."

"Winter nolak gue, dia nerima Jaehyuk jadi pacarnya di depan gue. Gue pikir Winter juga suka sama gue Yur, ternyata gue cuma kepedean doang haha." Asahi tertawa miris.

"Lo nggak bisa balikan sama Jaehyuk, gue ditolak Winter. Bukannya bagus kalo kita jadian Yur??" Perlahan air mata Asahi mengalir.

"....." Yuri tidak membalas Asahi.

"Secepat itu Jaehyuk lupain gue, andai aja waktu itu nggak ada perjodohan antara gue dan Guanlin, pasti hubungan gue dan Jae masih baik sampai sekarang." Batin Yuri.

Yuri mengelus punggung Asahi pelan.

"Sa gue tau lo pasti marah, kecewa, sedih, tapi dengan kita pura-pura pacaran nggak akan membuat sakit hati lo hilang." Saran Yuri.

"Tapi gue mau move on juga Yur. Gue pasti bisa lupain Winter dan mencoba buka hati ke yang lain. Contohnya lo mungkin." Balas Asahi.

"Ya udah gue mau. Dengan syarat perjanjian ini berlaku hanya satu bulan, kalau saat itu lo belum bisa lupain Winter, kita batalin perjanjiannya."

"Oke, setuju." Balas Asahi.

Asahi dan Yuri pun membolos sekolah. Di tengah keasikan setelah bersepeda, Asahi dan Yuri duduk di taman.

"Gue mau beli minum dulu. Lo pasti haus kan??" Yuri hanya mengangguk.

"Tunggu bentar." Titah Asahi.

Selang sepuluh menit Asahi kembali dengan sebuah kaleng soda.

"Lho cuma satu?? Kita kan berdua Sa." Ucap Yuri.

"Tadi gue mau beli dua, tapi sisa satu Yur."

Seperti takdir, keduanya tak sengaja saling tatap dengan Jaehyuk dan Winter. Entah bagaimana Jaehyuk bisa membawa Winter ke tempat yang sama.

"Wah kalian pacaran ya??" Tanya Jaehyuk dengan senyuman mengejek sementara Winter tidak berbicara.

"Ya cocok sih kalian. Tapi hati-hati ya Sa sama cewek lo, nanti tiba-tiba lo malah dihempas begitu aja lagi haha." Sindir Jaehyuk melihat ke Yuri.

Yuri menunduk, ia meremas kedua ujung roknya. Melihat itu, Asahi yang peka langsung membawa Yuri pergi.

"Gue cuma mau bilang satu hal sih Jae. Satu hal yang perlu lo tau, Yuri dan Guanlin itu dijodohin sama papa dan mama mereka karena bisnis. Yuri dan Guanlin sama-sama udah nolak tapi penolakan mereka nggak diterima. Guanlin maupun Yuri nggak pernah ada perasaan satu sama lain, Yuri masih cinta sama lo dan Guanlin juga masih belum bisa move on dari Somi cinta pertama dia."

"Lo harusnya dengerin dulu penjelasan Yuri Jae, dia terpaksa buat nerima perjodohan itu. Sekarang setelah perjodohan itu batal dan dia ingin jelasin semuanya ke lo, lo malah nggak mau dengar semuanya dan begitu mudahnya lo pindah hati ke cewek lain." Asahi sedikit melirik Winter.

"Gue akui gue cemburu liat lo sama Winter semakin dekat, tapi setidaknya gue bukan pengecut kayak lo yang selalu sembunyi dan lari dari masalah lo! Lo pinter Jae, tapi kepintaran lo nggak pernah sekalipun lo gunain." Asahi menarik Yuri pergi dari tempat itu meninggalkan Jaehyuk dan Winter yang mematung.

Setelah cukup jauh Asahi berhenti.

"Sekarang lo boleh nangis. Keluarin semuanya disini, gue selalu ada buat lo Yur. Jadi lo nggak perlu sungkan." Ucap Asahi.

Yuri menenggelamkan wajahnya di punggung Asahi dan mengeluarkan seluruh tangisannya.

"Gue bodoh Sa! Harusnya gue nggak nerima begitu aja semuanya waktu itu, harusnya gue jelasin ke Jae tentang perjodohan itu dan kita jalanin sama-sama. Harusnya gue nggak putus dan membuat Jae benci banget sama gue. Gue emang bodoh Sa!" Yuri menangis sesegukan sambil menyalahkan dirinya.

Asahi membalikkan tubuhnya dan mengangkat dagu Yuri. Keduanya kini saling menatap.

"Lo nggak bodoh Yur. Yang bodoh itu Jae, bukan lo Yur. Harusnya dia dengerin penjelasan lo waktu di apartemen. Daripada lo sedih dan mikirin si bodoh itu, ikut gue yuk!"

"Kemana??"

"Ke tempat dimana lo dan gue bisa menenangkan diri. Jauh dari semua orang." Balas Asahi dan lagi-lagi menarik Yuri.

Love In Apartment | Treasure Feat Aespa And IveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang