Luke gemas sendiri melihat tingkah laku Junho. Laki-laki ini jelas ingin berada di samping Clo tetapi selalu menjauhkan dirinya dari perempuan yang ia cintai. Dihampirinya Junho yang duduk di ruang tunggu rumah sakit. "She needs you."
Junho tidak berani menatap Luke, rasa bersalah terus menyerang dirinya sendiri. Untuk merespon pernyataan Luke, ia menggelengkan kepalanya.
Luke mengembuskan napas kasar, terpaksa ia duduk di sebelah Junho. "Dia sudah kehilangan keluarga, suami, dan teman-teman dekatnya. Mungkin mulutnya mengatakan kalau dia tidak mencintai atau membutuhkanmu. Namun setelah 12 tahun menjadi sahabatnya, matanya tak bisa berbohong. Dia memimpikan sebuah kebahagiaan utuh dan aku tahu, ia membutuhkannya darimu."
"Dia membenciku Luke. Segala hal yang terjadi di antara kami..." Junho sendiri bingung mengartikan perasaan Clo terhadapnya.
"With Bum, she also did the same way, just like she did to you." Junho jadi melihat ke arah mata Luke, mencari lelucon dari laki-laki di sampingnya. "What? You don't believe me? Let me guess, at first she always pushed you away with her cold face and then slowly she dragged you with her smile, kind, and suddenly she's needing you. Correct me if l'm wrong."
Tepat sasaran, semua perkataan Luke benar. Junho jadi tertawa sendiri mengingat betapa dinginnya Clo di awal-awal pendekatan mereka.
"You have same condition and situation with Bum, Dude. That lucky bastard, fallin in love with Clo, when she's still mourning the death of her family. And you, met this evil woman, when she lost her love life. Damn, what a complicated pattern."
"Jelaskan tentang Clo padaku." Junho jadi penasaran dengan seorang Clover.
"Temui ia sekarang, aku akan menceritakan tentang perempuanmu nanti." Luke menepuk bahu Junho.
Di sinilah Junho duduk, di sisi ranjang rawat Clo. Setelah dua hari, semenjak ia menyelamatkan Clo dari penderitaannya, baru hari ini ia memberanikan diri menemui Clo.
Lama Junho hanya mampu melihat kondisi Clo yang belum juga sadar. Tanpa mengeluarkan suara, matanya melihat ke jari manis di tangan kiri Clo. Cincin pernikahannya dengan Bum tidak pernah lagi ia lepaskan. Refleks Junho memegang tangan kiri Clo, mengelus tangan yang diperban akibat luka ikatan.
"Clo, terima kasih sudah mau bertahan. Terima kasih karena memilih untuk mempertahankan anak di perutmu. Aku bukan lelaki baik-baik seperti Bum, bukan juga laki-laki yang bisa menggantikannya. Dari kecil aku hanya tahu bahwa menyakiti dan membunuh orang itu tidak apa-apa. Orang yang mempekerjakanku sebelum Taecyeon, juga selalu mengatakan hal yang sama seperti yang ayahku katakan."
"Bertemu denganmu, melihatmu melakukan semua aksi gilamu, membuatku mempertanyakan apakah selama ini tindakanku benar. Aku tidak tahu berapa besar peluangku untuk bersamamu. Tetapi kalau ada kesempatan, aku ingin berada di sampingmu. Menjagamu dan anak ini." Tiba-tiba tangan Clo bergerak memegang tangan Junho dan secepat itu juga, Junho melepas tangan Clo lalu bergerak mundur.
Tindakan aneh ini berkali-kali dilakukan Junho kalau Clo melakukan pergerakan di dekatnya. Luke sering melihat gelagat aneh Junho yang dia sendiri tidak mau juga membahasnya. Menurut Luke hanya ada dua hal, perasaan bersalahnya atau belum siap berbicara dengan Clo.
"I'll tell you some tips and tricks to face her. When she hits you, or pushes you, or acts like she's stronger than you, grab her and don't let her go. If she starts cussing out a storm at you, and tries to be all big and bad with you, kiss her and tell her that you love her. If she ignores you, give her attention. When she's quiet, ask her what's wrong. If she pulls away, pull her back. If you see her at her worst, tell her that she's beautiful, and finally when you see her crying, hold her and don't say a word." Luke menjabarkan semua hal yang ia tahu tentang Clo kepada Junho. Membimbing agar laki-laki itu berani bergerak menyatakan perasaannya ketika Clo sadar dari tidur panjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Shot 21+
FanfictionClo perempuan berbola mata langka dengan warna iris matanya, memutuskan untuk keluar dari satuan ARMY Amerika setelah 15 tahun mengabdi. Alasannya karena hatinya mati rasa dengan asas kemanusiaan setelah melihat pasangannya sendiri yang sedang bertu...