Ponsel Junho berdering, dirogoh ponselnya dari saku celana.
"Hey, baik-baik saja sekarang?" Suara Luke terdengar.
"Good, she holds me now." Junho mengekeh.
Clo tahu Junho sedang berbicara dengan siapa, langsung merebut ponsel Junho dan memencet tombol loudspeaker.
"You guys talk about me behind my back?"
"You evil woman, are you high right now?" Luke merasakan paniknya Junho yang bercerita tentang kondisi Clo.
"Sedikit. Kenapa?" Clo jadi menantang Luke.
"Damn, you should say a lot of thank you to Junho. He treats your wounds. Your trauma is reduced because of him."
Clo memicingkan matanya ke Junho, "my trauma? How did Junho knew about my trauma? Did you tell him?"
"No, he knew because he was there. He saved you." Luke tidak tahu, kalau ucapannya akan menjadi perang antara Clo dan Junho.
"YOU SAVED ME? YOU KNEW I'VE BEEN RAPED?" Clo memundurkan tubuhnya dan berteriak ke arah Junho.
"Clo, dengar. Aku bisa menjelaskannya." Junho mencoba meraih tangan Clo untuk menenangkannya.
"Fuck you!! You use me!" Clo menepis tangan Junho yang mencoba untuk mengontrol amarahnya.
"Yes, I'm a coward, not saving you from the first time but I can't lose you. Clo, I love you. I'm sorry..."
"Save it!!! I don't need your shitty words. Better an honest enemy than a false lover. I wish I could hurt you, the way you hurt me." Tangan Clo sudah menghujani Junho pukulan demi pukulan, tidak hanya di badan tetapi juga ke wajah. "I hate you!!" Clo mendaratkan satu tamparan kencang ke pipi Junho.
"ALYSSA, STOP IT!!!!" Suara bentakan Luke, membuat Clo berhenti tapi tidak dengan air matanya. "He saved you, two weeks in a row, he always sits next to you. He holds..."
"Stop, Luke!" Junho menyeka darah di mulutnya.
"He loves you more than you know. He's not Bum but the way he looks at you..."
Clo langsung memotong pembicaraan Luke, "the only thing, why sadness is so cruel and hurting me is just because you are the person who stands there."
Junho diam tidak merespon cercaan Clo padanya.
"Speak when you're angry, Clo. And you will make the best speech you will ever regret." Luke yang membalas hinaan Clo pada Junho.
Clo tertawa,"wow you defending him right now?"
"I'll call you back." Junho mengambil ponselnya dan memutuskan sambungan telepon. Junho melihat Clo yang mulai menghentikan tawanya. Beberapa saat, hanya terdengar suara tangisan Clo.
"Clo, the deepest pain is unseen by eyes. The deepest sadness is unsaid by words. Aku tidak perlu mengatakan di depanmu, kalau ada rasa sakit ketika melihatmu disiksa, diperkosa, dan tidak sadarkan diri selama dua minggu di rumah sakit. Melihatmu tidak berani keluar dari apartemen, dan sekarang melihatmu merusak diri sendiri, karena kehilangan Joon Woo. Kalau kutunjukkan, rasa sakit hatiku, itu hanya menambah rasa luka di hatimu." Junho mencoba mendekati Clo. "Di balik senyumanku ada rasa sakit tersemat di hatiku. Di balik mata ini ada tangisan yang diam-diam aku keluarkan tanpa perlu kau tahu. Ada banyak hal yang sedang aku perjuangkan untukmu dan Joon Woo."
Clo mengangkat wajahnya, melihat ke netra hitam Junho, mencari kebohongan tapi nihil. Junho benar-benar berkata jujur. "Kau, kenapa lebih memilihku dibandingkan kembali ke kelompokmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Shot 21+
FanfictionClo perempuan berbola mata langka dengan warna iris matanya, memutuskan untuk keluar dari satuan ARMY Amerika setelah 15 tahun mengabdi. Alasannya karena hatinya mati rasa dengan asas kemanusiaan setelah melihat pasangannya sendiri yang sedang bertu...