The Club

67 5 1
                                    

Hari ini semua tidak bertugas tetapi Taecyeon mengutus semua orang untuk turun ke klub agar dapat melindungi Flo yang sedang ingin mencoba bekerja seperti manusia-manusia lain di dalam mansion. Clo meminjamkan satu set thong, g-string, dan garter belt untuk Flo. Ia berada di balik panggung bersama Flo sebelum pertunjukan dengan misi tertentu dimulai.

"Jadi sudah tahu di mana chip itu biasa diletakkan?" Clo merapihkan garter belt di paha Flo.

"Sudah," ujar Flo singkat.

"Jal boseyo.(1)" Clo menepuk pundak Flo memberikan semangat dan pergi ke meja yang sengaja dipesan Taecyeon khusus untuk anggota-anggotanya. Jelas VVIP yang dipenuhi wanita-wanita  striptis berkeliaran di meja itu.

Clo baru saja menghempaskan bokongnya saat mulut Chansung langsung berkomentar untuk menyindir. "Kau tidak akan berpenampilan seperti wanita-wanita ini?"

"Untuk apa?" Clo terdengar sinis menanggapi sindiran Chansung.

"Berikan Junho lap dance, bukankah dua bulan terakhir ini kalian selalu menghilang entah kemana?" Clo menggertakan giginya kesal. Selama dua bulan bekerja sama, memang hanya ada dua makhluk menyebalkan yang selalu mencampuri urusannya.

"Jangan lupakan suara ribut kalian saat bermain di kamar Junho." Wooyoung menyambung.

"Di mansion?" Nichkhun mengerutkan dahinya.

"Kau terlalu sibuk di ruanganmu Hyeong, tidak sadar king and queen of disaster ini membuat keributan sendiri." Chansung jelas ingin mempermalukan Clo, atau Clo dan Junho sekaligus.

"Cukup! Masalah pribadiku bukan untuk konsumsi publik." Junho menghentikan sindiran demi sindiran pada dirinya dan Clo. Ia tidak ingin membuat Clo merasa risih.

Terlambat, Clo jengah sendiri berada di kumpulan orang-orang sialan ini. Ia memilih pergi dan duduk di meja bar. Sendiri, melihat ke arah panggung utama di mana Flo muncul dan membuat Clo berdecak kagum. Menjadi seorang striper itu pasti tidak mudah, harus selalu memamerkan lekukan bentuk tubuh dengan tarian erotis. Menunjukkan bagian-bagian sensitif ke laki-laki yang haus dengan kebutuhan jasmani.

Nyatanya Flo berhasil menjalankan tugasnya dengan baik, meski apa yang Clo lihat wanita itu terpaksa melakukannya. Entahlah, itu urusannya dengan bos besar. Clo memilih memalingkan wajahnya ke meja bar. Banyak laki-laki menghampirinya, tapi Clo tidak segan menodongkan pisau lipatnya hanya demi menyingkirkan kawanan serigala liar. Ia hanya ingin sendiri. Ahh tidak, berdua dengan gelas minuman di depannya.

Tanpa ia sadari Flo duduk di sampingnya, memesan segelas air putih bukan alkohol, Clo memperhatikan itu dan mulai membuka suara.

"Flo right? Nama samaran atau nama asli?" Clo penasaran akan sosok perempuan yang selalu menempel pada Taecyeon. Mungkin dengan mendekatkan diri, Clo bisa mengorek informasi mengenai Taecyeon beserta antek-anteknya.

"I have no name. Boss gave it to me." Flo meminum air putih yang tadi ia pesan tanpa menoleh ke arah Clo.

"Boss?? Ahh bagaimana ceritanya kau terjebak dengan manusia itu?" Clo merapatkan dirinya pada Flo, sudah lama juga ia tidak berbicara dengan perempuan. Bisa saja ini menjadi jembatan pertemanan dan Clo bisa menemukan titik lemah dari pemimpin The Trader.

Flo menggeleng cepat, "tidak, tidak. Aku tidak terjebak. Kalau bukan karenanya, aku pasti masih disiksa oleh tamu." Flo tersenyum miris memandangi gelas kosong di hadapannya.

Clo menilik mimik wajah Flo, "disiksa? Jadi striper adalah pekerjaanmu dulu? Atau pekerjaan lainmu itu... ah apa ucapan yang lebih sopan selain budak seks?"

Blood Shot 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang