Clo mengalungkan tangannya ke lengan Luke, mengajak sahabatnya itu turun ke area pemberkatan. Sebelum melepaskan sahabatnya ke altar, Clo merapikan dasi Luke. "You look great, Sergeant."
"You look beautiful."
"Stop teasing me. Sheila has already taken my place." Clo tertawa sekaligus merasa kehilangan, ia tahu setelah ini tidak akan ada lagi Clo-Luke seperti biasanya. Sahabatnya mempunyai prioritas lain sekarang. "Promise to keep calling me."
"I will, you're still my priority." Luke mengelus kepala Clo. Baru kali ini ia melihat Clo tampak tidak punya siapapun untuk bersandar. "Sya, it's gonna be great for you someday." Luke mengatakan hal itu sungguh-sungguh. Mata merah Clo bukan karena genangan air mata bahagia, ia tahu, sahabat perempuannya semakin lama seperti bukan seseorang yang ia kenali. Clo pernah menjadi seorang pemarah dan pendendam tapi menjadi pendiam, mengambil pekerjaan apa pun agar tidak terlihat sendiri dan menyedihkan. Itu bukan Clo.
"Hey, I'm not alone." Clo mendorong Luke agar segera berjalan ke altar. Clo sendiri memilih duduk di samping Nyonya Campbell. Acara pemberkataan berlangsung lancar, tempat pernikahan yang dipilih Luke dan Sheila memanjakan mata para tamu. Deburan ombak dan angin yang bertiup, membuat sore hari ini semakin terlihat romantis untuk pengantin baru.
Clo dan Nyonya Campbell menangis saat Luke dan Sheila saling mengikat janji pernikahan. Siapa sangka sahabatnya yang dikira akan selalu sendiri, menemukan pasangan sehidup sematinya. Clo memeluk sahabatnya erat, meluapkan rasa bahagianya. Di cium kedua pipi Sheila dan mengucapkan banyak terima kasih karena sudah memilih Luke untuk menjadi suaminya.
Dari semua tamu yang hadir, Clo benar-benar menghindari bertatap muka dengan Junho. Clo selalu bersembunyi di mana pun agar tidak terlihat. Sampai waktunya tiba untuk wedding toast. Clo mau tidak mau harus menunjukkan dirinya.
"Luke," Clo mulai merasakan kesedihannya lagi, apakah dia sekarang benar-benar sendiri? "Watching you and Sheila together makes my heart sing with joy. I am proud to be a part of this special day. For 20 years, you have always been my wingman, my partner in the field, and of course my eagle eyes." Clo tertawa, dan tawa itu menular pada Luke. Ia pernah menyukai perempuan itu melebihi sahabat tetapi ia sadar, hati Clo tidak pernah menempatkan dirinya sebagai kekasih. "I always remember we're all gathering with your father and your sister. We laugh and laugh, and nothing can ever be sad, no one can be lost, or dead, or far away. But, right now we are here, and nothing can mar our perfection, or steal the joy of this perfect moment."
Clo menitikkan air matanya. Dilihatnya Luke dan Sheila bergantian, "Sheila thank you for choosing Luke to be your partner. I promise he will take care of you. Let your love last forever, and be longer than the last sunset. Remember this special day, as it is the day that your life together as husband and wife starts. To Luke and Sheila, may you always find comfort, strength, and endless happiness in each other. Please join me as I raise a glass to these two newlyweds." Clo mengangkat gelas sampanyenya dan tersenyum ke Luke. Hari ini ia mengambil keputusan yang benar. Luke tidak akan pernah menjadi cintanya, cukup menjadi sahabat terbaiknya.
Junho tersenyum melihat Clo yang sudah jauh lebih sehat dan cantik dengan dress berwarna mint. Rambut panjangnya dibiarkan terurai, bola matanya tak lagi ia tutupi dengan kontak lens. Ia hanya bisa memandangi Clo dari jauh. Beberapa kali matanya melihat Clo tertawa dan berdansa dengan teman-temannya dari satuan angkatan darat. Junho sudah sangat yakin, Brent memang mengincar Clo sejak awal. Namun, dulu ada dirinya. Sekarang melihat Clo sendiri, Brent nampak melancarkan aksinya. Laki-laki itu tak sungkan memberikan perhatian berlebih pada Clo.
Yang Junho tidak tahu, hati Clo masih tertutup untuk satu orang. Setelah Bum, hanya Junho yang selalu berada di hatinya. Setelah apa pun yang terjadi, kini Clo hanya bisa duduk sendiri. Melihat deburan ombak di dalam kegelapan. Ia memainkan gelas kosongnya tanpa bisa merasakan kebahagiaan pesta pernikahan sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Shot 21+
FanfictionClo perempuan berbola mata langka dengan warna iris matanya, memutuskan untuk keluar dari satuan ARMY Amerika setelah 15 tahun mengabdi. Alasannya karena hatinya mati rasa dengan asas kemanusiaan setelah melihat pasangannya sendiri yang sedang bertu...