Junho menyingkirkan tangannya dari perut Clo, bingung maksud Clo apa menyuruhnya pergi dan melupakan dirinya setelah apa yang ia perjuangkan untuk mendapatkan Clo kembali.
"Aku lelah berada di sekitarmu, hidupmu untuk kelompok itu." Clo bersuara tentang perasaannya. Tentang Junho dan the Trader.
Junho berdiri menatap Clo tidak suka. "Aku tanya padamu, tujuanmu kembali ke Korea untuk apa?" Junho meninggikan suaranya.
"Untuk memberitahumu."
"Beritahu apa? Menjauh darimu? Melupakanmu? Bukankah sudah enam bulan kau pergi? Kenapa harus repot-repot datang kesini hanya untuk memberitahuku tentang perasaanmu, hah? Cukup kirim pesan, selesai Clo." Ambang batas kesabaran Junho mulai habis menghadapi penolakan Clo.
"Bukan." Clo menghela napasnya, ia berdiri dari kasur mendekati Junho. "Aku tidak mau ada hal yang tidak menyenangkan menimpa anakku..."
"Anakku, anakku terus kau ucapkan itu. Bayi di perutmu juga anakku Clo. Kau pikir aku tidak bisa melindunginya?"
"Junho..." Clo berusaha untuk bersikap tenang, "tidak ada jaminan hidup anak ini baik-baik saja kalau kau masih berada di lingkungan The Trader. Kau sadar itu, kan?"
Junho melihat Clo tajam, "selama mengenalmu aku cukup sabar untuk selalu menyenangkan perasaanmu. Membelamu, meski kau mendorongku jauh tapi kali ini aku betul-betul muak denganmu Clo." Junho membalikkan badannya, bersiap pergi tetapi tangan Clo menahan dirinya.
Junho tepis tangan Clo, "jangan bersikap seperti aku tidak memperjuangkanmu. I did, hard and for a long time. Sungguh aku lelah menghadapimu, jadi maafkan aku kalau ingin mengakhiri ini semua." Ketika Junho ingin pergi dari hadapan Clo, kembali ada tangan yang menahan dirinya.
"Junho dengarkan..."
Junho mendorong Clo pelan ke arah meja rias tapi wajah dan suaranya penuh amarah. "AKU BUKAN MAINANMU!! YANG BISA KAU PAKAI SAAT KAU BOSAN, LELAH, DAN BERGAIRAH. I'm not a fantasy, if you want me, EARN ME!!! If you want sex, make it clear. If you want someone to talk, make it clear. If you need someone's help just to move on, make it clear. But don't use someone, I REPEAT DON'T USE SOMEONE. Pikirkan itu, sebelum kau bisa mengambil keputusan atas hubungan kita, kita sudahi sampai di sini. Kembalilah ke Amerika dan menikah dengan Luke." Kali ini Junho mengambil langkah lebar meninggalkan Clo.
Semua ucapan Junho menjadi tamparan keras untuk Clo. Baru ia sadari kalau selama ini memang ia hanya mempergunakan Junho sebagai pelariannya.
***
Pagi harinya Clo merapikan semua barang miliknya dan bersiap pergi kembali ke Colorado. Ia merasa memang tidak ada keperluan lagi di Korea. Setidaknya untuk sekarang, ia sudah berusaha menjelaskan pada Junho.
Ketika ia membuka pintu apartemen, wajah Clo menegang melihat Junho berdiri di depan pintu.
"Gajima (1)." Raut wajah penuh penyesalan terukir di wajah Junho. Semalaman ia tidak bisa tidur dengan pulas memikirkan semua perkataannya. Bukankah enam bulan terakhir yang ia harapkan adalah Clo kembali padanya, kenapa ia menyingkirkan Clo?
"Gajima." Junho menahan Clo keluar, "gajima Clo." Junho mendorong pelan Clo agar masuk kembali ke dalam apartemen."Maafkan aku, maaf. Aku mohon jangan pergi."
"Junho..." Sadar tatapan Junho penuh harapan agar Clo tidak pergi, "kau benar-benar menungguku?"
"Iya, jadi aku mohon jangan pergi lagi." Junho mendorong tubuh Clo bersandar ke dinding, mengurung Clo tidak hanya lewat tangannya tetapi juga pandangannya.
"Rumahku.." Belum selesai Clo berbicara, Junho sudah mengunci mulut Clo dengan bibirnya. Diciumnya bibir bawah Clo, seolah meminta izin kepada Clo untuk menciumnya lebih, Junho menggigit bibir bawah Clo pelan, erangan Clo menyebabkan mulutnya terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Shot 21+
FanfictionClo perempuan berbola mata langka dengan warna iris matanya, memutuskan untuk keluar dari satuan ARMY Amerika setelah 15 tahun mengabdi. Alasannya karena hatinya mati rasa dengan asas kemanusiaan setelah melihat pasangannya sendiri yang sedang bertu...