Lee Ryung E. & Lee Young Joo E.

13 1 0
                                    

Clo mengambil dua testpack yang sudah membuatnya tidak bisa menahan senyumannya sendiri. Ia keluar dari kamar mandi dan menghampiri Junho yang sedang sibuk dengan laptop. Clo naik ke atas tempat tidur dan mulai menggoda suaminya sendiri. "Jagi."

"Humm?" Mata Junho tetap fokus ke layar laptopnya.

"Ya!" Clo mulai meninggikan suaranya karena tidak mendapatkan respon dari Junho.

"Wae?" Junho mengangkat kepalanya dan melihat Clo yang sudah senyum-senyum sendiri. "Kau kenapa?" Junho mulai curiga dengan kelakuan Clo yang mendekatinya dengan wajah berseri-seri.

Clo menyodorkan dua tangannya yang mengepal ke depan Junho, "which one? Left or right?"

Junho meletakkan laptopnya di nakas, "entah permainan apa yang sedang ingin kau mainkan." Junho melihat kedua tangan Clo dan menunjuk tangan kanan Clo, "jangan aneh-aneh permintaanmu."

"Ani." Clo tertawa dan membalikkan tangannya. Satu buah testpack terlihat. Junho tercengang beberapa detik sebelum mengambil testpack dari tangan Clo.

"Ini?" Junho melihat dua garis biru pekat dari alat pendeteksi kehamilan yang dipegangnya. "Are you pregnant?" Clo mengangguk cepat.

"JAGIGA!!!" Junho berteriak dan menarik Clo ke pelukannya. Berkali-kali Junho mengucapkan terima kasih kepada Clo serta menciumi istrinya. "Ini apa?" Junho menunjuk tangan kiri Clo.

Clo menunjukkan tangannya yang berisi testpack dengan hasil serupa. Junho semakin menenggelamkan Clo ke pelukannya. Entah keberuntungan apa yang sedang terjadi di dalam hidupnya setahun terakhir ini.

kebahagiaan mereka semakin bertambah, saat keesokan harinya mereka memutuskan untuk mengecek langsung ke dokter kandungan. Saat alat transducer USG masuk ke area intim Clo, untuk mengecek usia kandungan Clo. Dokter menunjukkan hal lain.

"Almost seven weeks and did you know you're gonna have twins?"

Clo dan Junho terkejut. Clo sampai menaikkan setengah badannya untuk melihat ke layar. Ada dua janin yang tampak berada di rahim Clo. Dokter pun memperdengarkan, tidak hanya satu tapi dua detak jantung yang berbunyi.

"Gosh." Clo sampai menitikkan air matanya sendiri. Tuhan berbaik hati memberikan dua anak sekaligus kepadanya. Ketika satu setengah tahun yang lalu, ia merasa putus asa kehilangan satu anaknya. Hari ini ia mulai tidak bisa membayangkan akan ada dua anak di dalam hidupnya.

"God is good, Sya." Junho mendekati wajah Clo dan mencium bibir Clo.

Bulan-bulan berikutnya pun, Junho tidak pernah luput untuk memberikan kasih sayang berlebih kepada Clo. Selalu punya rasa senang dan kasihan bersamaan melihat Clo dengan perutnya dua kali lebih besar dibandingkan saat hamil Joon Woo dulu.

"I eat for three." Clo tetap mengunyah shrimp cocktail-nya, ketika Luke sudah menyindir.

"Do you wanna see the magic trick, Babe?" Luke belum apa-apa sudah mengikik. Sheila tahu suaminya akan melakukan kejahilan pada Clo.

"Stop it." Terlambat, Luke sudah terlebih dulu melakukan aksi jahilnya. Ia meletakkan gelas shrimp cocktail miliknya ke atas perut Clo.

"See the glass is floating." Luke menggerakan tangannya seolah-olah baru selesai melakukan atraksi sulap.

Clo menarik telinga Luke sampai laki-laki itu berteriak kesakitan, "I still can do violence to you even when I'm pregnant." Clo melepaskan tangannya dan meletakkan gelas yang berada di perutnya ke atas meja.

Blood Shot 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang