Clo habis-habisan menahan rasa sakitnya setiap menemui anaknya sendiri dan meninggalkannya lagi di mansion. Setiap kembali ke apartemen, keadaan Clo tidak semakin membaik. Clo tenggelam dalam rasa kesedihannya sendiri, tanpa mau ia bagikan kepada Junho.
Sampai di usia Joon Woo enam bulan, Clo dan Junho yang masih berada di dalam mobil bisa melihat dengan jelas, bagaimana anak mereka tertawa ceria, bermain bersama Taecyeon dan Flo di taman mansion.
Clo tersenyum miris sambil menundukkan kepalanya, Junho turun lebih dulu dari mobil. Saat ia berjalan melewati Chansung dan Wooyoung. Entah, mereka berdua sengaja atau tidak tapi, ucapan mereka membuat Junho kesal mendengarnya.
"Kau tahu, Woo, sejak ada anak itu, hyeong jadi sedikit lebih ceria. Kurasa ia benar-benar ingin anak itu menganggapnya ayahnya." Chansung berujar kepada Wooyoung.
"Ah, matta (1)." Wooyoung mengangguk setuju. Dan, mereka tertawa saat Junho melewati mereka.
Seperti tidak cukup sampai di situ, saat Junho mendekati Taecyeon dan Flo. Joon Woo yang sedang diangkat tubuhnya oleh Taecyeon. Mengeluarkan suara tawa senangnya, saat di mainkan perutnya oleh Taecyeon.
"Na Appaga, say Appa (2)." Bayi enam bulan itu tertawa sambil memainkan wajah Taecyeon. Junho, serasa ditampar berkali-kali oleh kenyataan. Bahkan, dirinya sendiri lupa kapan mengajak anaknya sendiri berbicara seintens itu.
"Mana eomma? Mana eomma? Aaahh tertutupi olehmuuu." Taecyeon terus berbicara kepada Joon Woo, selayaknya bayi yang di gendongnya adalah anaknya sendiri. "Joon Woo-ya igeo Eomma (3)." Taecyeon menunjuk Flo yang duduk di sampingnya. "Kkakkung (4)." Taecyeon menutup wajahnya dengan perut Joon Woo, lalu memunculkannya kembali. Joon Woo semakin kencang tertawa.
Taecyeon melihat Clo yang sudah berdiri di dekatnya, jadi mengeluarkan sindirannya.
"Kau mau anakmu hidup dan besar dengan makian dan sumpah serapah? Kukira kau harusnya berterimakasih."
"Berikan anakku Taec, kau dan Flo bukan orang tuanya." Clo mulai muak dengan adegan di depan matanya.
"Ck ck sayangnya kalian sudah bertukar. Bukankah harusnya kau senang anakmu kubesarkan dengan baik?" Taecyeon berdiri dan mendudukan Joon Woo di high chair. Memberikan suapan makanan pertama pada Joon Woo, yang seharusnya dilakukan oleh Clo atau Junho.
"Kau tidak lihat Joon Woo anakku, Taec? Matanya adalah milikku." Clo meringis kesal, harusnya ia yang melakukan itu semua kepada anaknya, bukan musuhnya.
"He wouldn't know. Lagipula dia sudah mulai makan, kalian bisa segera memulai hidup baru dan melupakannya. Waaa aku terkejut betapa baik hatinya aku, membiarkanmu masih menemuinya hingga enam bulan." Taecyeon menggeleng-gelengkan kepala, ia terus menyuapi Joon Woo yang terlihat senang dengan perlakuan Taecyeon padanya."Lihat, dia menyukaiku."
Clo maju mendekati Joon Woo, ia mencoba mengangkat anaknya dari high chair tetapi seperti selayaknya bayi pada umumnya. Joon Woo seperti melupakan bau ibu kandungnya sendiri. Bayi itu menjerit dan menangis kencang. Sekuat apa pun Clo menenangkan anaknya, nyatanya bayi itu semakin meronta.
Taecyeon langsung menyindir Clo keras. "Meeehhh dia tidak mengenalmu." Diambil lagi Joon Woo dari tangan Clo, "tenang Joon Woo-ya, tante jahat itu akan segera pergi." Joon Woo dibawa mundur lalu diberikan kepada Flo. Tak lama, demi mendiamkan Joon Woo, Flo memberikan satu botol susu yang Clo tahu itu adalah susu formula, bukan asi milik Clo.
"Kau beri anakku susu formula? Kalau sekarang dengan mudahnya memberikan anakku formula, kenapa tidak kau lakukan dari dulu?"
"Wae? Kau menyesal menghabiskan waktu dengan anakmu? Ckck ibu macam apa kau?" Taecyeon mengedikan bahunya tak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Shot 21+
Fiksi PenggemarClo perempuan berbola mata langka dengan warna iris matanya, memutuskan untuk keluar dari satuan ARMY Amerika setelah 15 tahun mengabdi. Alasannya karena hatinya mati rasa dengan asas kemanusiaan setelah melihat pasangannya sendiri yang sedang bertu...