Clo tidak mengambil pusing terhadap tatapan bos besar The Trader yang melihatnya dengan amarah, setelah ia memberikan laporan kerja terakhir. Saking tidak pedulinya, ia memilih berdiri di pojok dekat jendela, membuka lebar jendela itu, dan lebih fokus dengan rokok di jemarinya serta hujan di luar mansion. Clo mulai berada di titik lelah berada di lingkungan musuh.
Ia melihat ke jari manis di tangan kirinya, melingkar cincin nikah yang entah mengapa sudah seminggu terakhir ia pakai lagi. Mau meminta pertolongan apa dia pada cincin ini? Tidak ada, tapi ia butuh. Rindu dengan rumahnya, rindu berbicara di depan makam Bum. Sayang, otaknya ke mana-mana tapi indra pendengarannya masih jelas mendengar panggilan Nichkhun.
"Any idea Clo?"
"Huh?" Mata Clo melihat layar presentasi. "Easy, do it in the ice rink." Sekenanya Clo menjawab.
"Ice rink?" Bukan hanya Nichkhun yang bingung dengan jawaban Clo, tapi semua yang berada di ruangan rapat.
"Percaya padaku kali ini." Clo melempar batang rokoknya keluar jendela dan berjalan ke tengah ruangan. "Kalau tidak salah bos besar kalian punya private ice rink, bukan? Lakukan saja di sana atau kalau mau sekalian mempertontonkan kebrutalan kalian membunuh orang, sekalian saja di tengah-tengah ice rink Lotte World". Clo tertawa kecil dan pergi keluar ruangan.
Mata Junho menangkap satu hal, semenjak kapan Clo dengan sombongnya menggunakan kembali dogtag di lehernya? Rencana apa yang ada di pikiran perempuan itu?
***
Clo bersandar di dinding area ice rink, mengunyah permen karet ketiganya. Tidak ada perasaan kedinginan yang menyerang tubuhnya, dengan tingkat kepercayaan diri tinggi. Ia hanya menggunakan tanktop putih dan legging berwarna senada, bukan hanya pakaiannya yang kontras dengan warna broken white. Sepatu ice skating-nya pun berwarna sama.
Ide absurd Clo menarik perhatian Taecyeon dan semua bawahannya, seorang Minjun pun kali ini turun ikut ke lapangan. Akan berbuat apa Clo dengan tugas kali ini, bahkan ia mengatakan tidak perlu menggunakan senjata apa pun dalam misi ini.
"Ya Junho-ya kau tidak tahu apa pun ide perempuanmu, heh?" Wooyoung yang duduk di atas satu bangku dengan Junho, tidak kuat menahan rasa penasaran. Junho hanya mengedikkan bahunya. Mau tahu apa? Dia sendiri sudah tidak berbicara dengan Clo seminggu terakhir ini.
Clo yang baru ingin memasang airpods-nya, disenggol oleh Nichkhun."Sudah paham tugasmu Clo?"
"Menggali informasi tentang dalang penculikan Flo, lalu menghilangkan nyawa tiga orang itu, karena bos besar tidak ingin mereka hidup." Clo betul menggampangkan misi hari ini. Ia merasa yakin tugas kali ini adalah salah satu misi terbaik.
"Kenapa repot-repot harus di ice rink? Di mansion, padahal kau bisa melakukan hal seperti waktu itu."
"Ruangan interogasimu hanya untuk bawahan, kalau mau mendapatkan informasi langsung dari bosnya, percayalah tempat ini cocok untuk menghilangkan nyawa semua orang yang diinginkan bos The Trader."
"Dogtag suamimu memberikan semangat?" Nichkhun jelas sedang menyindir Clo, karena tampaknya Clo sudah tahu ada celah untuk menjalankan balas dendamnya.
"Dangyeonhajo (1)." Clo memasang airpods-nya dan berjalan di ice rink. Sudah lama ia tidak bermain ice skating tapi musik di telinganya, membawa Clo kembali kepada memori lama. Bersenang-senang bermain di danau membeku saat musim dingin turun bersama Bum, Luke, dan Meghan. Ada senyum mengembang di wajah Clo ketika ia melakukan scratch spin, foot upright spin, camel spin, sampai layback spin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Shot 21+
FanfictionClo perempuan berbola mata langka dengan warna iris matanya, memutuskan untuk keluar dari satuan ARMY Amerika setelah 15 tahun mengabdi. Alasannya karena hatinya mati rasa dengan asas kemanusiaan setelah melihat pasangannya sendiri yang sedang bertu...