Luke membantu Clo untuk memasangkan rompi anti peluru. Dua bulan Clo mengalah, menuruti semua perkataan Luke dan Junho untuk memulihkan dirinya terlebih dulu, sebelum menghadapi perang terakhirnya dengan The Trader.
"Ready?" Luke mengencangkan ikatan pada rompi Clo.
"Don't too tight, Luke. My bones are still not good enough." Clo melonggarkan ikatan rompinya. "By the way Luke, remember what I said before."
"Tetap di luar saat kamu dan Junho menghancurkan The Trader. Ok, aku janji tapi kalau situasi genting terjadi, aku akan masuk ke dalam."
"Hey, this is my final battle. I'm preparing myself to take down The Trader once and for all."
"Berhati-hatilah dan jangan coba-coba untuk mati lagi." Luke menarik Clo ke dalam pelukannya.
"Tenang, aku tidak akan sekarat apalagi mati kali ini." Clo hanya perlu menyakinkan Luke kalau dirinya akan baik-baik saja.
"Ehem," Junho sengaja mengganggu keromantisan dua sahabat yang sedang berpelukan mesra, "enjoying the moment?"
Clo melepas pelukan Luke dan berjalan menghampiri Junho. "Kenapa? Kau cemburu?" Clo jelas ingin menggoda pacarnya. "Pembunuh sepertimu bisa juga cemburu? Ck ck aku merasa hebat Lee Junho karena bisa membuatmu berdecak kesal seperti ini." Clo mengekeh, cukup puas menyindir Junho. "Ready to go?" Clo melihat ke Junho dan Luke, sebelum matahari tenggelam ia sudah harus menyelesaikan urusannya dengan Taecyeon.
"Just finish it and take Joon Woo flying to Iowa." Luke melewati Clo dan Junho, memastikan semua peralatan yang dibutuhkan sudah siap di dalam van.
***
Clo meneropong keadaan sekitar dari atas bukit tidak jauh dari mansion The Trader. Ia harus yakin semua 'mata dan telinga' Nichkhun berhasil dilumpuhkan oleh Gerard dan Ted. Clo menugaskan Smith tetap membantu mereka dari Virgina, membuka semua akses The Trader. Agar mudah melumpuhkan sistem Nichkhun.
Otak Clo sudah bekerja keras menyusun semua rencana hari ini, agar berhasil keluar hidup-hidup membawa anaknya pulang.
Luke menghampiri Junho yang sedang mempersiapkan senjatanya dan senjata Clo. "Kamu sudah bertanya padanya?"
Junho berhenti sejenak dari kegiatannya, ia melihat Clo dari balik pintu van. "Setelah ini aku akan bertanya." Muncul senyuman melengkung bahagia dari bibir Junho.
"Tanya sekarang." Luke mengambil alih semua tugas Junho. "Go!!" Luke mendorong-dorong Junho agar keluar menghampiri Clo di atas bukit.
Junho mengalah, dibawanya Barret M82-nya dan Steyr SSG69 milik Clo. Ia berjalan mendekati Clo."Sya."
"Eung?" Clo tetap fokus melihat ke arah mansion.
Junho menurunkan teropong Clo dan meminta perempuan ini mendengarkan setiap perkataannya. "Sya, I need to tell you something." Clo membalikkan badannya, menunggu Junho akan mengatakan apa padanya di saat seperti ini.
"Sya, saat di dalam nanti biarkan aku yang membereskan Nichkhun dan Minjun. Fokusmu mengambil Joon Woo dari tangan Taecyeon. Paham?"
"Kol, setelah kita membereskan semua anak buah Taecyeon, aku akan langsung ke kamar Flo, membawa pergi Joon Woo." Clo tersenyum dan kembali memfokuskan matanya ke mansion.
Junho merapatkan dirinya ke Clo, "Sya, berjanji padaku untuk keluar hidup-hidup dari sana." Clo jadi tertawa geli melihat Junho terlalu serius menghadapi misi berikutnya.
"Araaa, tenang Lee Junho. Aku tidak akan kembali koma dua kali." Clo tampak bercanda di mata Junho.
"Sya, I mean it."
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Shot 21+
FanfictionClo perempuan berbola mata langka dengan warna iris matanya, memutuskan untuk keluar dari satuan ARMY Amerika setelah 15 tahun mengabdi. Alasannya karena hatinya mati rasa dengan asas kemanusiaan setelah melihat pasangannya sendiri yang sedang bertu...