Baru kali ini Clo pergi ke mansion tanpa perlu menutup matanya, ia melihat ke arah luar jendela mobil. Gugupnya Clo terlihat jelas di mata Junho. Ia menarik pergelangan tangan Clo, mencoba menenangkan.
"Clo habiskan waktumu hari ini bersama Joon Woo, aku tinggal tidak akan masalah?"
"Kau mau ke mana?" Clo jadi memalingkan wajahnya ke Junho.
"Ada pekerjaan yang ingin kuselesaikan." Clo hanya mengangguk mendengar jawaban Junho.
Sesampainya di mansion, Clo terdiam, perasaannya campur aduk. Tempat yang tidak ingin ia kunjungi lagi terpaksa harus ia datangi demi anaknya. Clo melihat ke arah Junho, "sekalinya aku pergi keluar..."
"Bicara dengan Flo, Joon Woo bersamanya." Junho menepuk pipi Clo pelan dan menyuruhnya turun dari mobil. Clo menarik napasnya dalam-dalam dan mengembuskan perlahan. Ia membuka pintu mobil, memberanikan dirinya berjalan ke arah mansion.
"Waa pasangan ini benar-benar menempel satu sama lain." Clo baru masuk ke dalam mansion dan sindiran langsung mengarah ke dirinya. Malas melayani omongan Wooyoung, Clo terus berjalan ke lantai atas, menuju kamar Flo. Tidak mengacuhkan semua pandangan orang ke dirinya dan Junho.
Junho mengetuk kamar Flo. "Kabari aku kalau ada apa-apa." Clo mengangguk. Tak berapa lama, Flo membuka pintunya dan mengizinkan Clo untuk masuk ke dalam.
"Flo, kutitip Clo." Junho pamit pergi tapi Clo menahannya.
"Kau tidak mau bertemu dulu dengan Joon Woo?"
"Hari ini giliranmu." Junho mencium pipi Clo dan pergi meninggalkan mansion. Clo masuk ke dalam dan melihat anaknya di kasur. Ia berjalan menghampiri Joon Woo."Hei Joon Woo." Clo mengambil anaknya dari ranjang Flo, "miss Mama?" Puas bermain sendiri dengan Joon Woo, Clo mengalihkan pandangannya ke Flo."Tidak merepotkanmu, Flo?"
"Eh? Aniya.." Flo jadi canggung berhadapan langsung dengan Clo setelah sekian lama.
"Minumnya banyak? Obat yang diberikan Junho kau berikan Flo? Joon Woo suka menangis tengah malam?" Clo langsung memberikan berbagai pertanyaan ke Flo.
"Eo, persediaannya sudah habis. Kuharap kau membawa lagi. Obatnya juga kuberikan. Tidak, aku bangun sebelum ia sempat menangis." Flo dengan sabarnya menjawab semua pertanyaan Clo.
"Gomawo Flo, humm matanya suka berair? Aku bawa tapi kalau sekarang kususui langsung, tidak akan membuatmu risih, kan?"
"Eo, kadang. Tapi kubersihkan dengan kapas dan air hangat. Gwaenchana, kau ibunya, kan?"
Clo hapus air matanya, ketika mendapati mata Joon Woo melihatnya. Clo mendekap Joon Woo lebih erat ke pelukannya dan menyusui anaknya. "Eo, aku ibunya tapi hanya bisa bertemu dua kali seminggu. Aku ingin membawanya pulang, aku rindu senyumannya, tangisannya di malam hari."
"Haaahh salahkan bosku yang kadang jadi bajingan itu. Tapi aku bersyukur dia mau bersusah payah memintaku mengurus anakmu. Tadinya aku tak mau."
Clo melihat Flo, "you know the day after Joon Woo left, I want to get rid of Junho but I can't. Huh? susah payah membujukmu? Kenapa awalnya kau menolak?"
"Dia pasti memaksa tetap bersamamu lalu menjanjikan bahwa kalian bisa mengambil anak ini nanti, kan? Aku harusnya tak bicara banyak, tapi kuharap kau tak banyak berharap. Bos bahkan sudah bilang pada yang lain semalam, untuk tak segan membunuh anakmu kalau Junho macam-macam." Flo melihat Clo, mencoba memahami posisi Clo saat ini, "karena aku tak ingin jadi ibunya. Karena aku bukan ibunya. Karena, yah, kau tahu kan. Anak kecil akan lebih cepat akrab dengan siapa yang ada di dekatnya lebih sering."
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Shot 21+
FanfictionClo perempuan berbola mata langka dengan warna iris matanya, memutuskan untuk keluar dari satuan ARMY Amerika setelah 15 tahun mengabdi. Alasannya karena hatinya mati rasa dengan asas kemanusiaan setelah melihat pasangannya sendiri yang sedang bertu...