Back to Pentagon

7 1 0
                                    

Incheon International Airport

Clo menutup majalahnya mengalihkan pandangannya ke Junho. "Speak."

"Kenapa harus jauh-jauh ke Amerika hanya untuk menjatuhkan Trader?" Junho memuntahkan rasa penasarannya. Entah apa rencana Clo sampai harus mengajaknya pergi ke Amerika hanya untuk misi balas dendam.

"Karena di sini aku tidak bisa melakukannya. Sudahlah, nanti juga kau tahu." Junho hanya mengangguk, percuma memaksa seorang Alyssa Eckhard untuk berbicara.

Tak berapa lama, Junho kembali membuka suara. "Sya." Junho penasaran kenapa perempuan di sebelahnya tersenyum sendiri.

"Eung?" Clo kembali berkutat dengan majalah yang dipegangnya.

"Kenapa kau senyum-senyum sendiri?"

Clo menutup majalahnya lagi dan menyandarkan kepalanya ke jendela pesawat. "Setelah misi ini selesai, kita akan langsung pindah ke Iowa, kan?"

"Eo, pindah ke mana pun aku ikut." Clo mengangkat sandaran tangan yang memisahkan dirinya dengan Junho. Ia kalungkan tangannya ke lengan Junho.

"Aku sudah menemukan rumah di Sweet Briar, dekat dengan salah satu sekolah terbaik di Iowa." Clo bergelendot manja, hal yang tidak pernah ia lakukan lagi setelah dulu bersama Bum.

Junho senang Clo bersikap manja padanya, salah satu kelebihan Junho yang berhasil menaklukan keras hatinya Clo. Bercerita pada Luke pun, laki-laki itu tertawa kencang. Tidak percaya kalau seorang Alyssa bisa juga manja pada laki-laki lain selain Bum tentunya.

"Niat sekali, uang dari mana?"

"Ya, aku punya banyak simpanan yang tidak kau tahu. Memang kau saja yang bisa menyembunyikan hal-hal penting dariku, heh?" Clo mengangkat kepalanya, menyindir laki-laki di sampingnya.

"Apa? Aku menyembunyikan apa?"

"Keotjimal (1), uang milyaran won di dua bank, puluhan senjata di salah satu gudang..." Junho menutup mulut Clo.

"Kau tahu dari mana?"

Clo mengikik, dia lepaskan tangan besar Junho dari mulutnya. "Dari ruangan rahasiamu di bawah tangga."

Junho membelalakkan matanya, hal yang sengaja ia tutup rapat pada akhirnya harus seorang Clo yang menemukannya. "Sial, kau jarang keluar rumah ternyata membongkar semua rahasiaku, ya."

"Tentu saja, itu salah satu alasanku tidak bosan di rumah."

"Terserahlah, kau juga tidak akan memberitahu siapa pun."

"Uuu I love teasing you." Clo kembali duduk, mengambil majalahnya, dan membiarkan Junho misuh-misuh sendiri.

Washington Dulles Airport

Clo sumringah kembali ke Amerika. Dia semakin bertambah ceria ketika tahu siapa yang menjemputnya.

"Luke." Clo menubrukkan badannya ke Luke, rindu pada sahabatnya yang sudah tujuh bulan tak bertemu.

"Enjoying the flight?" Luke juga tidak bisa menutupi rasa rindunya pada Clo.

"Yes, meanwhile my boyfriend complained about anything." Clo mengerlingkan matanya.

"Boyfriend??" Junho tersedak, nyaris memuntahkan lagi sodanya ketika mendengar perkataan Clo.

"What? You're not?" Clo meletakkan tangannya di pinggang, menghentakkan sneakers-nya ke lantai sebal. "Asshole." Clo mendorong trolley berisi koper miliknya dan Junho ke arah parkiran mobil.

Blood Shot 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang