19

2K 165 4
                                        

Gavin memandang layar ponselnya dengan cemberut, sedari tadi dia mencoba menghubungi Moriz tapi ponselnya Moriz berada di luar jangkauan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gavin memandang layar ponselnya dengan cemberut, sedari tadi dia mencoba menghubungi Moriz tapi ponselnya Moriz berada di luar jangkauan. Kemana dia?

"Udah bisa?" Tanya peat ketika dia memasuki kamar Gavin

Gavin menggelengkan kepalanya dan melemparkan ponselnya ke atas kasur "kakak kemana ya?" Gumamnya

"Lagi di pesawat kali, siapa tau ke sini" celetuk peat asal

"Ngga deh kayaknya peat, apa dia lagi sibuk sama Olivia ya? Ini kan belum 2 Minggu, jadi kakak masih tanggung jawab" peat menggelengkan kepalanya pelan

"Udah udah, nanti coba lagi kamu tidur aja" Gavin menganggukkan kepalanya dan mulai memejamkan matanya untuk ke alam mimpi

Pukul 3 sore hari Gavin baru terbangun dari tidurnya. Dia ingin menelpon Moriz lagi tapi perutnya terasa lapar. Jadinya dia turun dengan nyawa yang belum kumpul semuanya

"BUNDAAAA!" Teriak Gavin dengan menuruni tangga

"SINI ADEKKK" Seru bunda yang ternyata ada di ruang tamu

Gavin dengan lemas berjalan menghampiri bundanya hingga langkahnya terhenti ketika melihat seorang pria yang duduk di sebrang bundanya

Gavin mengerjapkan matanya beberapa kali, mengucek matanya, hingga menyipitkan matanya untuk menajamkan pandangannya bahwa yang di depannya itu asli bukan ilusi

"Adek sini.. ngapain di situ?" Panggil Sinta pada anaknya

"Bunda... Itu ada kak Moriz?" Tanya Gavin yang memang nyawa nya belum terkumpul sempurna

"Huh? Mana? Ngga ada kok" balas Sinta pada anaknya

"Iyakah?" Sinta terkekeh mendengarnya

"Ga percayaan banget sih anak bunda"

"Ngga gitu bunda.. ini kok ilusinya lama banget ga ilang-ilang" ujarnya dengan polos, mengundang tawa dari keduanya

"Eh? Ini asli ngga sih?" Gumamnya ketika melihat Moriz tertawa

"Kamu kangen kali sama Moriz makanya sampai kayak gitu"

Gavin mengernyitkan dahinya lalu berjalan mendekati Moriz, duduk di sebelahnya dengan menatap lekat-lekat wajah Moriz. Menentukan asli atau hanya ilusi dia

Gavin meraba wajah Moriz kemudian tangan Moriz ikut memegang tangan Gavin yang berada di pipinya. Sontak Gavin membulatkan matanya

"Sayang" panggil Moriz dengan tersenyum tipis

"Huh?"

"Adek itu kak Moriz sayang, asli bukan ilusi" ujar Sinta membuat Gavin terkejut

Gavin ingin menarik tangannya tapi dengan cepat Moriz menahannya. Sinta yang mengerti situasi pun langsung pergi ke kamar

SERENDIPITY -mewgulf- (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang