CHAPTER 4

719 62 9
                                    

4 tahun kemudian~

Seorang gadis cantik bersurai hitam dengan panjang rambut sepunggung keluar dari SMA khusus perempuan 'Koizumi Gakuen'.

"Miaka, aku pulang duluan! Sampai jumpa besok!" ujar seorang gadis berambut pendek, gadis yang bernama Shimada Miaka menoleh dan tersenyum cantik. "Sampai jumpa besok! Hati-hati di jalan, Mio-chan!" gadis berambut pendek itu mengacungkan jempolnya, lalu ia mengayuh sepeda-nya.

Mia menghela napas pelan, lalu ia menatap arloji yang ada ditangan kiri-nya. Jam 3:30.

"Sepertinya aku langsung ke Toko Roti Suzune-san." gumam mia, setelah itu ia berjalan menuju tempat kerja-nya.

Mia berjalan santai sambil bersenandu. Tak lama, ia merasa seperti sedang diikuti. Mia berhenti berjalan dan menoleh ke belakang. Gadis itu melihat dua orang pria berbadan besar sedang menatapnya dengan tatapan tajam.

Perasaan Mia tidak enak melihat dua pria berbadan besar itu. Mia kembali berjalan, gadis itu melangkah dengan cepat. Mia merasa dua orang dibelakangnya juga melangkah dengan cepat.

"Mereka benar-benar mengikutiku!" batin Mia panik.

Tiba-tiba Mia berlari, dua orang pria dibelakangnya terkejut dan ikut berlari mengejar Mia.

"Kenapa mereka mengejarku!?"

Tak lama, salah satu dari pria besar itu berhasil menangkap Mia. Lelaki itu menjambak rambut Mia dengan keras membuat Mia mengerang kesakitan.

Tidak akan ada yang mendengarnya. Sepertinya Mia salah jalan, tadi dia asal berlari karena panik sampai akhirnya ia berlari ke daerah yang sepi.

"Ternyata kau sadar kami ikuti." ujar pria besar yang menjambak rambut Mia.

"Lepaskan aku! Sakit!" Mia meronta kesakitan, "Berisik!" teriak pria itu, lalu ia menjambak rambut Mia dengan keras. Air mata Mia menggenang diujung mata.

"Oy. Jangan sakiti dia. Kalau gadis ini lecet atau luka, bos akan marah." tegur pria berbadan besar satunya yang warna kulitnya cokelat gelap.

Pria besar yang menjambak rambut Mia berdecih, pria itu melepaskan jambakkannya, lalu tangannya beralih mencengkram pergelangan tangan Mia.

"Lepaskan aku! Lepaskan!" Mia kembali meronta, gadis itu berusaha melepaskan cengkraman pria berbadan besar itu, tapi tidak berhasil yang ada tangannya semakin terasa sakit dan memerah.

"Kau Shimada Miaka, kan!?" tanya pria berkulit gelap. Mia menggeleng dengan cepat.

"Bukan! Aku bukan Shimada Miaka!" elak Mia.

"Kau mau membohongi kami? Jelas-jelas Ayahmu memberikan fotomu dan berkata kau itu anaknya!" Mia menyerngit. "Ayahku!?"

"Benar! Ayahmu! Shimada Shigeru!" Mia terkejut, gadis itu kaget mendengar pria ini menyebut nama Ayahnya.

"Bagaimana bisa kau mengenal Ayahku!?"

Kedua pria berbadan besar itu menyeringai.

"Ternyata benar kau anak Shimada Shigeru! Kau harus ikut dengan kami! Ayahmu sudah menjualmu pada bos kami!" ujar pria yang mencengkram tangan Mia.

Mia terbelalak, gadis itu sangat kaget. Apa dia tidak salah dengar? Menjual dirinya?

"Tidak mungkin..." lirih Mia. Hidung gadis itu memanas, air mata jatuh mengalir di pipi mulus-nya.

"Kami tidak mempan dengan air matamu itu, gadis manis. Diamlah dan ikut dengan kami." Jantung Mia berpacu cepat, gadis itu panik dan takut.

"Tidak! Aku tidak mau!" tanpa pikir panjang Mia menggigit tangan pria yang mencengkramnya. Pria berbadan besar itu sontak melepas pegangannya pada Mia. Mia langsung berlari cepat ketika cengkramannya lepas.

"Third" (2015)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang