CHAPTER 39 - END

339 38 2
                                    

Satu minggu kemudian,

Sakurai sedang menerangkan pelajaran, semua murid di kelas 1-B fokus memperhatikan sakurai kecuali satu orang. Sengoku Kureo.

Sebuah bolpoint berada di tangan kanannya, namun kertas yang ada di hadapannya masih polos. Tidak tercoret apa-apa. Lelaki itu hanya bersender pada kursinya sambil menatap ke depan dengan sorot menerawang.

Dengan gontai Sengoku menoleh ke arah bangku paling pojok dekat jendela. Bangku itu kosong. Siswa yang menduduki bangku itu, sudah satu minggu absen. Sengoku menghela nafas berat lantas lelaki itu menutup matanya.

"Kemana kau, Shimura?" batin Sengoku mendesah.

Kelas Sakurai-sensei sudah selesai, waktunya istirahat makan siang. Sengoku berdiri dan berjalan mendekati bangku Ritsu. Ritsu yang tengah sibuk membersihkan mejanya, berhenti dan menoleh ke arah Sengoku yang berdiri di sisi mejanya.

"Kuroki, apa kau tau kenapa Shimura tidak masuk?" tanya Sengoku. Ritsu menatap lelaki itu datar, kemudian ia melanjutkan kegiatannya tadi. Sengoku diam, menunggu jawaban Ritsu. Setelah Ritsu selesai membersihkan mejanya, gadis itu berkata. "Aku tidak tau." Sengoku sedikit terkejut dengan jawaban Ritsu.

"Apa kau tidak menghubunginya?" tanya Sengoku.

"Sudah, tapi sepertinya Shimura-kun menganti nomor." Jawab Ritsu.

---

Sengoku berjalan dengan sebelah tangan di saku celana, lelaki itu berjalan sepanjang koridor. Tak sengaja Sengoku menoleh ke arah jendela dan ia melihat Ken dan Ayame sedang makan siang bersama.

Sengoku memandang dua orang pasangan itu sejenak, tiba-tiba sebuah pemikiran terlintas di kepalanya.

"Asakura! Dia pasti tau dimana Shimura!" pekik Sengoku.

Sengoku segera berlari menuju tempat Ken dan Ayame makan siang. Sampai di sana, Sengoku menghampiri Ken.

"Asakura," panggil Sengoku. Ken yang sedang makan bento buatan Ayame menoleh ke arah Sengoku.

"Sengoku, ada apa?" tanya Ken. Ayame menatap Sengoku, baru pertama kali gadis itu melihat Sengoku.

"Apa kau tau dimana Shimura berada?" tanya Sengoku.

"Tentu saja di rumah ayah tirinya." Jawab Ken.

"Tapi dia sudah satu minggu absen, Kenapa dia tidak masuk yah?" tanya Sengoku cemas.

"Bukankah kemarin Mia berkata kalau dia kembali ke sekolah lamanya?" ujar Ken. Ayame tersentak pelan ketika mendengar Ken menyebut nama Mia.

"Mia? Itu kan..."

Sengoku langsung memasang raut kecewa, lelaki itu mendesah berat dengan sebelah tangan mengacak rambutnya.

"Tapi dia bilang kemarin 'mungkin' jadi bisa saja dia tidak jadi pindah." Ujar Sengoku terlihat kecewa. Ken hanya menatap Sengoku yang terlihat lemas.

"A-ano..." Sengoku dan Ken menoleh kearah ayame.

"S-Sengoku-kun da yo nee? Kalau kau mau, silahkan di cicipi..." ujar Ayame sambil menyodorkan bekalnya.

Sengoku berkedip dua kali menatap Ayame lalu lelaki itu tersenyum.

"Bolehkah?" tanya Sengoku. Ayame tersenyum dan menangguk.

Sengoku mendekati Ayame dan duduk di sisi kiri gadis itu. Ken menatap mereka dengan bingung. Ayame memberikan Sengoku sumpit lalu Sengoku mencicipi bento buatan Ayame. Lelaki itu mengunyah makanannya lalu tersenyum.

"Third" (2015)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang