CHAPTER 5

708 63 5
                                    

"Miaka akan menyamar menjadi laki-laki di SMA Katagiri." Kanade menatap kedua anaknya secara bergantian. "Okaa-san mendapatkan saran seperti ini dari sahabat Okaa-san. Dia bekerja sebagai guru fisika di SMA Katagiri. Namanya Sakurai Tania. Dia ingin membantu kita dan menyarankan untuk memindahkan Miaka ke SMA Katagiri sebagai laki-laki."

"Bagaimana bisa!? Onee-chan terlalu cantik untuk menjadi laki-laki!" ujar Akihisa tidak setuju.

"Ini jalan yang terbaik untuk menyembunyikan Miaka, Akihisa!" ujar Ibu-nya bersikeras. Akihisa menatap sang kakak yang terdiam.

"Bagaimana Onee-chan?" tanya Akihisa ingin mendengar pendapat sang kakak.

"A-aku...tidak mengerti. Aku harus menjadi laki-laki..." Mia terlihat bingung, "kalau aku menjadi laki-laki, itu berarti rambutku harus pendek." Mia menatap Kanade yang ada disebelahnya. "Aku tidak mau potong rambut, Kaa-san." ujar Mia dengan wajah memelas.

"Aku tidak mau potong rambut, aku sudah berjanji pada Ken untuk tetap memiliki rambut panjang."

"Okaa-san juga tidak ingin Miaka potong rambut. Miaka terlihat sangat cantik dengan rambut panjang." ujar Kanade sambil mengelus rambut hitam Mia.

Kanade menatap kedua anaknya secara bergantian. "Soal rambut Mia, kita urus saja nanti. Okaa-san akan memikirkannya. Untuk sekarang kita harus bersiap-siap untuk pindah rumah. Okaa-san sudah mendapatkan sewaan apatermen. Kita akan pindah besok pagi, dan Miaka sudah tidak bersekolah lagi di 'Koizumi Gakuen'."

"Jadi kapan Onee-chan masuk SMA Katagiri?" tanya Akihisa.

"Mulai minggu depan Miaka resmi menjadi murid SMA Katagiri." jawab Kanade.

Kanade berdiri, "Baiklah. Okaa-san akan menyiapkan semuanya. Kalian berdua bereskan barang kalian yang akan kalian bawa." ujar Kanade. Kedua anak-nya mengangguk mengerti. Kemudian Kanade melengang pergi.

Mia beranjak dari duduknya dan berjalan melewati tempat Akihisa duduk. Akihisa terdiam di sofa, tatapannya menerawang ke depan. Lelaki itu telihat seperti orang sedang berpikir. Tentu saja, dia memikirkan kakaknya yang akan menyamar menjadi laki-laki. Dia khawatir.

Tak lama, Mia duduk disebelah Akihisa, membuat lelaki bermata biru kelam itu tersadarkan dari lamunannya. Tanpa izin dari Akihisa, Mia mengangkat kaki Akihisa yang berdarah. Akihisa melotot, mia menaruh kaki-nya diatas paha gadis itu.

"Apa yang Onee-chan lakukan!?" tanya Akihisa kaget. Mia mencabut pecahan beling yang menancap di kaki Akihisa dengan hati-hati. "Diamlah, kaki-mu terluka. Tidak mungkin luka ini dibiarkan, nanti bisa infeksi." ujar Mia sambil fokus mencabut pecahan beling.

Wajah Akihisa memerah samar. Lelaki itu diam, menatap Mia yang mengobati lukanya.

"Onee-chan, apa kau akan baik-baik saja." gumam Akihisa. Mia mendengar gumaman sang adik. Mia tersenyum simpul, lalu berkata "Tenang saja, Akki. Aku akan baik-baik saja."

"Tapi menjadi laki-laki itu tidak mudah untuk perempuan." ujar Akihisa dengan nada dingin. Mia menghela napas, gadis itu terus mengobati kaki Akihisa.

"Mau bagaimana lagi. Aku harus melakukan penyamaran ini. Tidak ada pilihan lain. Aku tidak mau dibawa oleh penagih hutang." ujar Mia sambil menghendikkan bahu.

"Ini semua gara-gara Oyaji." desis Akihisa geram.

Mia yang mendengar kalimat Akihisa hanya diam. Mia juga marah dan kecewa pada Ayah-nya, tapi tidak ada gunanya marah pada orang yang sedang tidak ada. Semua itu tidak akan membuat keadaan lebih baik, yang ada malah semakin keruh.

Mia selesai mengobati kaki Akihisa, gadis itu melilitkan perban pada kaki adik-nya. "Yosh! Selesai." Mia menaruh kaki Akihisa ke bawah dengan hati-hati, lalu ia menatap adiknya. "Besok Akki sekolah pakai sandal, jangan pakai sepatu. Pihak sekolah pasti mengizinkannya karena kaki Akki sedang sakit." ujar Mia.

"Third" (2015)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang