CHAPTER 17

621 43 2
                                    

Bel tanda istirahat berbunyi. Mia membersihkan mejanya dari buku-buku pelajaran dan memasukkan ke dalam laci.

Sengoku selesai membersihkan mejanya, lalu lelaki itu menengok ke arah bangku Mia. Mia terlihat sibuk membersihkan mejanya. Sengoku berdiri dan menghampiri Mia. Lelaki itu berdiri di sisi meja Mia, lalu ia merasakan keberadaan seseorang di sampingnya, Sengoku menoleh dan ia melihat seorang gadis cantik bermata emas memandangannya dengan sorot datar.

"Apa yang kau lakukan di sini, Sengoku-kun? Tanya Ritsu tanpa intonasi.

"Kau sendiri, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Sengoku balik.

"Kau sudah tahu, bukan? Setiap jam istirahat, Shimura-kun selalu makan siang denganku." Jawab Ritsu datar.

Mia memperhatikan dua orang temannya yang berdebat. "Apa Sengoku-kun cemburu kalau aku makan siang terus bersama Ritsu-chan?" batin Mia bertanya-tanya.

"Hari ini aku juga ingin makan siang dengan Shimura." Sahut Sengoku dengan senyum manis. Ritsu mengangkat alisnya sebelah sebentar, lalu wajahnya kembali datar. "Tidak perlu. Sana makan siang sendiri." usir Ritsu. Sengoku dan Mia menatap Ritsu dengan kaget. "Ano, Ritsu-chan..."

"Kenapa, Kuroki? Kau tidak ingin aku mengganggu waktumu dengan Shimura?" tanya Sengoku masih bertahan dengan senyumnya. "Bukan begitu, kami tidak bisa membicarakan hal yang pribadi jika ada kau." Jawab Ritsu.

"Ha-hal pribadi? Se-seperti apa?" tanya Sengoku, entah mengapa tiba-tiba dia menjadi gugup mendengar 'hal pribadi'.

"Ukuran pakaian dalam, mungkin." Jawaban Ritsu sukses membuat Sengoku dan Mia berjenjit kaget, wajah mereka berdua menjadi merah merona. "Ka-kau membicarakan hal itu dengan Shimura!?" pekik Sengoku kaget, sedikit menarik perhatian murid-murid sekitar.

"Memangnya kenapa? Ada yang salah? Lagi pula Shimura-kun itu per—hhmm" Mia menutup mulut Ritsu yang berbicara dengan cepat, keringat dingin bercucuran di wajah Mia. Gadis itu menatap Ritsu dengan horror.

"Ritsu-chan! Jangan berkata yang tidak-tidak! Nanti Sengoku-kun salah paham!" bisik Mia dengan nada tertahankan.

Sengoku menatap dua orang yang ada di depannya dengan tatapan tak terbaca. Entah mengapa jantungnya berdegup tidak nyaman melihat Mia menyentuh Ritsu. Ada sedikit rasa panas mencubit hatinya.

Perlahan Mia melepas tangannya dari mulut Ritsu, lalu gadis itu menoleh ke arah Sengoku dengan senyum canggung. "Maaf, Sengoku-kun. Ka-kami tidak membicarakan hal seperti itu."

"Maaf, Sengoku-kun. Tadi aku hanya asal bicara. Lupakan saja." ujar Ritsu tanpa intonasi. "Oh begitu, aku pikir kalian benar-benar membicarakan hal itu. He he." Ujar Sengoku seraya mengusap tengkuknya dan tersenyum canggung. Ritsu menaruh atensinya pada Mia. "Shimura-kun, aku lapar." Mia tersenyum. "Kalau begitu ayo kita ke kantin bersama-sama." Ajak Mia pada Ritsu dan Sengoku.

Di sisi lain, Ken duduk di bangku taman belakang sekolah. Tadi dia mendapatkan pesan dari Ayame untuk menunggunya di taman belakang sekolah. Sebenarnya Ken malas, tapi mengingat ini bulan terakhirnya bersama Ayame, dia harus menurut. Setidaknya satu bulan terakhir ini dia ingin menjadi kekasih pada umumnya untuk Ayame.

Ken bersender pada bangku taman yang panjang. Manik cokelat terangnya memandang ke depan, Ken dapat melihat murid-murid yang berlalu lalang dalam gedung lewat kaca jendela. "Apa yang sedang Mia lakukan sekarang," pikir Ken.

Tak lama, seorang gadis cantik berjalan tergesa-gesa ke arah Ken. "Kenji-kun!" panggil gadis itu dengan ceria. Ken menoleh dan ia melihat Ayame menghampirinya dengan sebuah kotak makan ditangannya. Gadis bersurai cokelat gelap itu ikut duduk di samping Ken.

"Third" (2015)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang