"Sebelum makan siang, aku akan mengajakmu berkeliling sekolah." Ritsu dan Mia berjalan bersisian menyusuri koridor. Mia menoleh ke arah Ritsu.
"Apa tidak apa?" tanya Mia.
Ritsu menatap arloji yang ada ditangan kiri. "Tenang saja, masih ada waktu tiga puluh menit sebelum jam istirahat selesai." Mia mengangguk. "Baiklah."
Ritsu dan Mia melakukan tour di SMA Katagiri, dua gadis itu memasukin setiap ruangan yang ada di sekolah, dari ruang musik, ruang olahraga, ruang kesenian, sampai ruang-ruang untuk club ekstrakulikuler. Ritsu menjelaskan arah jalan dan setiap ruangan dengan lancar kepada Mia.
Mia dan Ritsu berdiri di lantai dua, dari sini mereka dapat melihat gedung sebelah yang kosong. "Gedung itu dulunya adalah kelas, tapi sekarang sudah kosong dan tidak terpakai." Mia melihat dari atas sini ada lorong penghubung antara gedung tempat dia berdiri dan gedung sebelah.
"Ayo ke tempat selanjutnya." Mia menoleh ke arah Ritsu. "Masih ada tempat yang harus kita kunjung?" tanya Mia. Ritsu mengangguk. "Kantin. Itu tempat terakhir yang kita kunjungi. Aku sengaja membuat kantin sebagai tempat terakhir, sekalian kita makan siang." jelas Ritsu tanpa intonasi.
Mia dan Ritsu berjalan bersisian menuju kantin. Mia melirik Ritsu yang berjalan disebelahnya, gadis itu memasang wajah datar. Mia tersenyum kecil. "Gadis ini ternyata anak yang baik. Dia dengan sabar menuntun dan menjelaskan setiap ruang yang ada di sekolah ini. Hanya saja dia tidak pandai berekspresi. Tapi tidak apa, aku akan terbiasa dengannya."
"Bagaimana? Apa kau ingat letak ruangan sekolah ini?" tanya Ritsu sambil berjalan, Mia menoleh dan tertawa canggung.
"Tidak semuanya aku ingat, hehe." Ritsu melirik Mia dari ekor matanya sekilas.
"Tidak apa. Aku mengerti. Sekolah ini terlalu besar untuk diingat sekali lihat. Nanti aku akan menemanimu menjelajahi sekolah ini." Mia tersenyum ceria menatap gadis disamping.
"Arigatou, Ritsu-chan!" Ritsu menoleh ke arah Mia dan menatapnya dengan sorot datar. "Jangan panggil aku seperti itu. Menggelikan." ujar Ritsu. Mia tersenyum manis dan menggeleng.
"Tidak menggelikan kok, Ritsu-chan! Biarkan aku memanggil seperti itu, ya!" Ritsu menatap Mia yang tersenyum cerah sejenak, gadis itu mendesah kecil lalu ia kembali menatap ke depan. "Terserah kau saja."
Mia dan Ritsu terus berjalan menuju kantin, mereka melewati lorong penghubung gedung sebelah. Mia menoleh kearah lapangan outdoor, banyak sekali murid perempuan yang berdiri di pinggir lapangan. Mereka semua sedang menonton pertandingan sepak bola.
"Ramai sekali di sana, apa iya semua perempuan itu menyukai sepak bola?" Ritsu menoleh dan mengikuti pandangan Mia. Kemudian gadis itu kembali menatap ke depan.
"Kebanyakan dari mereka hanya ingin melihat kakak kelas yang tampan dan keren." ujar Ritsu tanpa intonasi.
Mia terus menatap ke lapangan, tapi dia tidak bisa melihat dengan jelas karena para murid peremuan menghalangi pandangannya. Para murid perempuan riuh memberi dukungan dari pinggir lapangan.
"Kya!! Asakura-senpai!!"
"Kotobuki-senpai ganbatte!!"
"Ya ampun mereka keren sekali!"
Mia dan Ritsu masuk ke gedung sebelah, "Ritsu-chan tidak ikut mendukung seperti mereka?" tanya Mia.
"Tidak. Merepotkan." jawab Ritsu singkat.
"Apa tidak ada lelaki yang kau taksir?" Ritsu menggeleng. "Kakak kelas?" tanya Mia lagi. "Tidak ada." Jawab Ritsu singkat. "Bukan tidak ada, tapi belum ada." Ralat Mia. Ritsu melirik Mia sekilas, lalu menjawab, "Mungkin."
KAMU SEDANG MEMBACA
"Third" (2015)
Teen FictionMia dan Ken membuat janji jika sudah dewasa nanti mereka akan menikah. Mereka harus saling menjaga hati satu sama lain sampai mereka menikah nanti. Namun kejadian tidak terduga terjadi. Ken pergi meninggalkan Mia karena musibah yang menimpanya. Disa...