CHAPTER 36

323 27 3
                                    

Ken menaiki tangga menuju lantai dua, ketika pemuda itu belok kanan, tepat di depan apatermen Mia berdiri seorang lelaki tampan bersurai cokelat terang. Ken mendekati lelaki itu.

Sengoku mengdengar suara langkah kaki, pemuda itu menoleh dan ia melihat Ken mendekatinya. "Asakura," ucap Sengoku. "Apa Kanade-san ada di rumah?" tanya Ken tanpa basa basi. "Tidak ada. Aku sudah menekan bel berkali-kali tapi tidak ada yang menyahut." Jawab Sengoku. Ken mendesah berat. "Sepertinya Kanade-san belum pulang."

Ken menarik napas, lalu menunduk.

"Asakura, maafkan aku. Seharusnya aku mengantar Shimura pulang." Ujar Sengoku masih merasa bersalah. "Bukan salahmu." Sahut Ken dingin. Sengoku mendesah berat, tangannya terangkat mengacak rambutnya frustasi.

"Ah! Aku sangat khawatir!" ucap Sengoku, lalu iris cokelatnya menatap Ken. "Aku tidak bisa berdiam diri. Aku mencari Mia saja." Ketika Sengoku hendak pergi, Ken menahan bahunya. Alis Ken bertautan. "Mau mencari Mia kemana? Ke perusahaan Togashi? Mia tidak ada di sana." Ujar Ken.

"Tapi aku tidak bisa berdiam diri, Asakura!"

"Bersabarlah sedikit, Sengoku. Aku sudah menghubungi informanku untuk mencari Mia." Setelah berucap seperti itu, Ken dan Sengoku mendengar suara langkah kaki mendekati mereka. Kedua pemuda itu berbalik dan mereka melihat Kanade tampak terkejut dengan kehadiran mereka berdua.

"Kenji-kun! Kureo-kun!" Kanade segera menghampiri kedua pemuda tampan itu. "Apa yang kalian lakukan di sini? Apa jangan-jangan—"

"Mia di culik oleh Togashi, Kanade-san." Sela Ken. Manik biru Kanade menggelap, air mukanya berubah menjadi panik. "Berarti benar apa yang di katakan pria itu. Dia mengambil Mia." Ucap Kanade.

Dada Kanade menjadi bergemuruh, perasaan takut menyelimuti dirinya. Kanade sangat takut. ternyata Togashi benar-benar mengambil Mia.

Lutut Kanade terasa lemas, tanpa disadari wanita terduduk di lantai. Sengoku dan Ken terkejut. Kanade menangis sambil memegang dadanya yang berdebar tak karuan.

"Anakku, Miaka. Ya Tuhan!" desah kanade dalam tangisnya. Sengoku mengepalkan tangannya, lelaki itu merasa geram. Ia tidak sanggup melihat Kanade yang menangis seperti ini. Sengoku mensejajarkan diri dengan kanade, lelaki itu berusaha membuat kanade bangkit.

Tak lama, mereka mendengar suara langkah kaki menaiki tangga dan ternyata akihisa datang. Lelaki itu terkejut melihat ibunya menangis.

"Okaa-san!" panggil akihisa. Kanade menoleh, ia melihat Akihisa mendekatinya. Kanade langsung memeluk putranya.

"Miaka, benar-benar di ambil oleh Togashi-san." Desah Kanade dalam tangisnya. Akihisa membalas pelukan ibunya, ia membiarkan ibunya menangis membasahi baju sekolahnya. Dalam hati akihisa sangat marah karena kakaknya sudah di culik. Akihisa menatap Ken dan Sengoku.

"Ayo kita masuk dulu." Ajak akihisa, mereka berdua mengangguk.

Ken, Sengoku, Akihisa dan Kanade duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Kanade sudah sedikit tenang, tangisnya juga sudah reda, tapi sedari tadi wanita itu hanya diam merenung. Akihisa menatap ibunya dengan sorot khawatir, belum pernah ia melihat ibunya seperti ini, lalu ia beralih menatap Sengoku dan Ken.

"Apa aku harus lapor polisi?" tanya Akihisa. Sengoku menggeleng.

"Tidak bisa. Polisi tidak bisa menangkap Togashi, bukan karena dia bisa menyogok tetapi di ambilnya Miaka ini untuk penebusan hutang ayahmu. Jadi di sini Togashi tidak bersalah." Tutur Sengoku. Akihisa mendesah frustasi, pemuda itu menautkan kedua tangannya dan menunduk. "Oyaji (Ayah) sialan!" desis Akihisa.

Tak lama, smartphone Ken berbunyi tanda pesan masuk. Ken membuka pesan masuk tersebut.

From : Andou-san

"Third" (2015)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang