CHAPTER 34

375 36 8
                                    

Ken berjalan menuruni anak tangga, ia berjalan menuju lantai dua tepatnya ke area anak kelas satu. Jam makan siang sudah berbunyi sejak 3 menit yang lalu. Ken berjalan menuju kelas Mia, ia ingin mengajak Mia makan siang bersama.

Belum sampai Ken ke kelas Mia, lelaki itu itu melihat Mia dan Sengoku keluar dari kelas dan berjalan bersama ke arah yang berlawanan dengannya.

Ken menatap mereka berdua dengan tajam, rasa panas mulai mencubit hatinya. Lelaki itu sangat ingin menarik Mia, memaksa Mia untuk menjauh dari Sengoku dan pergi makan siang dengannya, tetapi Ken mengurungkan niatnya ketika ia melihat Mia tertawa lepas bersama Sengoku.

"Kenji-kun!" Kn menoleh ke arah suara yang memanggilnya. Ia melihat Ayame melangkah mendekatinya begitu sampai di hadapan Ken, gadis itu tersenyum lebar.

"Di sini ternyata!"

"Ada apa, Ayame?" tanya Ken.

"Ayo makan siang bersama!" ajak Ayame ceria. Ken menatap senyum cantik yang terpasang di bibir Ayame, lelaki itu mendesah kecil lalu tersenyum ringan. "Baiklah, Ayo."

Ken dan Ayame duduk di bangku taman belakang sekolah. Ken memakan bento buatan Ayame. Ketika memakan bento buatan Ayame, entah mengapa tiba-tiba gadis itu jadi rindu dengan masakan ibunya. Masakan Ayame terasa seperti masakan ibunya.

Beberapa saat kemudian, mereka berdua selesai makan. "Terima kasih atas makanannya, Ayame. Ini sangat enak." Puji Ken seraya mengembalikan kotak makan pada Ayame. Ayame tersenyum manis mendengar pujian Ken.

"Sama-sama, Kenji-kun." Sahut Ayame.

Ken memperhatikan Ayame yang sedang merapikan kotak makan. "Masakanmu mengingatkanku pada masakan ibuku." Ujar Ken. Ayame menoleh ke arah Ken. Jantung gadis itu berdegup kencang begitu ia mendapati Ken sedang menatapnya dengan intens.

"Be-benarkah?" sahut Ayame gugup, rona di wajahnya muncul. Ken mengangguk. Ayame memutuskan kontak mata, gadis itu tidak kuat di tatap Ken begitu intens. Gadis itu kembali merapikan kotak makannya. "A-aku yakin ibu Kenji-kun pintar memasak. Pasti masakannya sangat enak." Ujar Ayame.

Ken beralih menatap ke depan, pandangan lurus dengan sorot sendu. Pemuda itu tersenyum tipis. "Iya, mama pintar memasak. Masakannya sangat enak. Aku suka dengan chicken katsu buatan mama." Kata Ken.

"Hhmm, chicken katsu, ya. Mungkin aku akan mencoba membuatnya." Sahut Ayame. Selesai merapikan kotak makannya, Ayame menoleh ke arah Ken dan tersenyum. "Kapan-kapan aku ingin mencicipi masakan ibu Kenji-kun." Ujar Ayame.

Raut wajah Ken berubah mendengar kalimat Ayame. "Sepertinya tidak bisa." Sahut Ken. Ayame mengangkat alisnya. "Kenapa?" Sorotnya berubah menjadi kosong, menerawang.

"Mama sibuk. Sudah tiga tahun aku dan adikku tidak memakan masakan mama." Jawab Ken datar dan dingin.

Ayame menatap Ken dengan tatapan tidak nyaman. Dia merasa sudah salah bertanya. "Kenji-kun..." lirih Ayame.

Ken menarik napas, pemuda itu menepuk pahanya lantas berdiri dan menoleh ke arah Ayame yang duduk. "Ayo kita ke kelas. Sebentar lagi bel masuk berbunyi." Ajak Ken. Ayame tersenyum kecil dan mengangguk.

Mereka berjalan berdampingan menuju area kelas tiga. Ayame melirik Ken yang berjalan di sisinya.

"Belum pernah aku melihat Kenji-kun seperti tadi. Dia terlihat... kesepian."

Tak lama mereka sampai di depan kelas Ayame. Ken mengantar gadis itu sampai ke kelasnya. Ayame tersenyum manis. "Terima kasih sudah mau makan siang denganku, Kenji-kun. Aku harap kau masih mau makan siang denganku." Ujar Ayame. Ken tersenyum ringan, tangannya terangkat mengacak rambut Ayame. "Tentu saja aku mau." Jantung Ayame kembali dibuat Ken betalu cepat.

"Third" (2015)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang