"Kau... perempuan?"
"S-sengoku-kun, aku..." Sengoku terkejut, itu suara Shimura yang biasa dia dengar, namun penampilannya jelas-jelas seorang perempuan. Wajah tanpa kacamata dan rambut tergerai. Mia terlihat jelas seperti perempuan cantik.
"Bagaimana bisa... selama ini kau... perempuan... kau bukan laki-laki!?" Sengoku sangat shock, lelaki itu ingin tidak percaya, tapi kenyataan memaparkan kebenaran. Shimura adalah perempuan.
Mia menatap Sengoku dengan wajah panik, gugup, bingung, campur aduk.
Sedangkan Sengoku, dia tidak tahu apa yang ia rasakan. Merasa di tipu, namun ada rasa senang mendapatkan kebenaran bahwa Shimura yang dia tahu adalah perempuan. Tapi di sisi lain dia merasa sangat di tipu.
Ken menarik Mia ke sisinya dan merangkul bahu Mia dengan erat. Mia dan Sengoku terkejut. Ken menatap Sengoku dengan tajam dan dingin.
"Lupakan apa yang kau lihat! Jangan ikut campur dalam urusan kami!" kecam Ken. Sengoku menatap Ken dengan tatapan kaget.
"Kau sudah tahu bahwa Shimura adalah perempuan!?" tanya Sengoku tidak percaya. Ken semakin menajamkan matanya pada Sengoku.
"Namanya bukan Shimura, tapi Shimada Miaka!" kesal Ken. Sengoku terkejut lagi, nama itu tidak asing di telinganya. Rasanya Sengoku pernah mendengar nama itu.
"Aku peringatkan untuk melupakan hal ini. Tutup mulutmu dan jangan dekati Mia lagi." Ken menatap Sengoku dingin. "Dia milikku." Tegas Ken. Lalu tangan Ken beralih ke pergelangan tangan Mia dan menarik gadis itu mengikutinya.
"Eh? Ken!" Ken menarik Mia menjauh. Dengan cepat Sengoku mengejar mereka berdua.
"Asakura! Lepaskan Shimura!" Sengoku berhasil meraih sebelah tangan Mia yang bebas, lalu menarik dengan sekali sentakan ke sisinya.
Ken terkejut lalu berbalik dengan cepat. Ia melihat Sengoku menarik Mia ke punggungnya berusaha melindungi gadis itu. Ken menatap Sengoku nyalang. "Jangan halangi kami!!" Ken menghampiri Sengoku kemudian sebuah bogeman mentah mendarat di rahang Sengoku. Mia memekik. "Sengoku-kun!"
Sengoku terhuyung ke samping, darah segar mengalir di sudut bibirnya. Sengoku menyeka sudut bibirnya kemudian dengan cepat ia berdiri dan membalas Ken dengan hal yang sama.
Mia menjadi panik melihat kedua lelaki itu saling adu jotos. "Hentikan! Ken! Sengoku-kun!" pekik Mia.
Mia menghampiri kedua orang itu, gadis itu berusaha melerai mereka. "Hentikan! Kumohon!" pekik Mia putus asa. Mereka berdua menghiraukan Mia.
Sengoku terkena tinju Ken lagi, lelaki bersurai cokelat itu termundur beberapa langkah. Ken hendak mendaratkan tinjuan lagi, ketika Ken hendak melakukannya, Mia menengahi, gadis itu berdiri di depan Sengoku dengan kedua tangan merentang lebar. Ken terkejut dengan tindakan Mia, lelaki itu tidak bisa menghentikan tinjuannya.
Alhasil, Mia mendapatkan bogeman mentah dari Ken tepat di pipinya. Mia terhuyung ke samping, gadis itu terduduk dengan keras. Sengoku dan Ken terkejut bukan main.
"Mia!"
"Shimura!"
Mia menundukkan wajahnya, sebelah tangannya terangkat menyentuh kepalanya yang sakit luar biasa, namun ia masih bisa menahannya. Tiba-tiba darah menetes dari hidung Mia jatuh ke tanah.
Sengoku dan Ken kaget melihat darah menetes. Rahang Sengoku mengeras, emosinya kembali merangkak, dengan bringas Sengoku menarik kerah baju Ken.
"Kau menghantamnya!!" teriak Sengoku kalut.
"HENTIKAN!!" teriak Mia sekuat tenaga.
Sengoku dan Ken menoleh ke arah Mia.
"Hentikan. Kumohon!" ujar Mia dengan suara bergetar. Sengoku melepaskan cengkramannya pada kerah Ken dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Third" (2015)
Teen FictionMia dan Ken membuat janji jika sudah dewasa nanti mereka akan menikah. Mereka harus saling menjaga hati satu sama lain sampai mereka menikah nanti. Namun kejadian tidak terduga terjadi. Ken pergi meninggalkan Mia karena musibah yang menimpanya. Disa...