CHAPTER 35

361 34 1
                                    

Ken berjalan masuk ke dalam rumahnya, baru dua langkah ia masuk. Seorang wanita berpakaian maid menghampirinya. "Tuan Muda," panggil wanita itu. Ken menoleh, ia melihat wanita itu mendekatinya. "Ada apa, Matsumae?" tanya Ken.

"Tadi siang ada dua orang pria datang. Mereka adalah anak buah Togashi-sama." Lapor Matsumae. Ken terkejut. "Kenapa mereka kemari?" tanya Ken.

"Mereka kemari untuk mengembalikan koper silver itu pada Tuan Muda dan Tuan Muda Sengoku." Jelas Matsumae sambil menunjuk koper yang ada di atas meja ruang tengah. Ken mendekati koper tersebut dan membukanya. Uang tersusun rapi dalam koper tersebut. Ken menghembuskan napasnya dengan kasar.

"Dia mengembalikan uang ini!?" ujar Ken bingung. Tiba-tiba seperti tersambar petir disiang bolong, dengan cepat Ken mengambil ponselnya dan mendial nomor Mia.

Ken mengumpat mendengar suara operator yang menyahutnya. Nomor Mia tidak aktif. Ken mendesah frustasi, tangannya terangkat mengacak surai hitamnya. Lelaki itu terdiam sambil berpikir. Beberapa saat kemudian Ken menoleh ke arah Matsumae.

"Matsumae, tolong jaga koper ini. Jangan sampai ayah, mama, dan Hina tau tentang koper ini." Perintah Ken. Matsumae mengangguk mengerti. Wanita itu segera menutup koper silver yang berisi uang itu dan menjinjingnya. Ken bergegas mengambil kunci mobil di kamar dan bejalan menuju garasi.

"Tuan Muda mau kemana?" tanya Matsumae. "Ada sesuatu yang harus aku pastikan. Jangan beritahu Hina kalau aku pergi." Matsumae khawatir melihat Ken yang panik, namun wanita itu mengangguk patuh.

"Hati-hati di jalan, Tuan Muda." Setelah itu Ken menuju garasi, masuk ke dalam mobil Range Rover Evouqe miliknya, dan melaju. Ken membawa mobilnya dengan kecepatan sedang, sambil terus berharap bahwa Mia sampai di rumah dengan selamat. Namun harapannya pupus ketika ia menerima panggilan masuk dari Sengoku.

"Asakura! Shimura diculik!"

Ken langsung menepi dan memberhentikan mobilnya. Lelaki itu melotot. "Apa!?" Ken menyerngit dalam. "Bagaimana bisa!? Apa yang terjadi!?"

Sengoku menjelaskan kejadian tadi dengan singkat. Ken menggeretakkan giginya marah. Lelaki itu mengepalkan tangannya. "Togashi sialan!" desis Ken.

"Aku lengah. Harusnya aku mengantar Shimura sampai rumah." Sesal Sengoku. Ken menutup matanya berusaha menahan gejolak dalam dirinya. Dia sangat ingin menyalahkan Sengoku, tapi tidak bisa karena lelaki itu memang tidak bersalah.

"Di mana kau sekarang?" tanya Ken.

"Aku masih di tempat kejadian."

"Pergi ke apatermen Mia. Kita bertemu di sana."

"Baiklah."

Ken menyalakan mobilnya dan melaju menuju apatermen Mia.

Di sisi lain, seorang wanita berpakaian kantoran bersender pada kursi kerjanya. Dalam ruangan ini terdapat banyak pegawai yang sibuk dengan aktivitas masing-masing, suara ketikan keyboard mendominasi ruangan.

Kanade meregakan bahunya, kemudian ia menghela nafas lega. Wanita itu menegakkan tubuhnya, lalu matanya menatap bingkai foto yang ada di samping komputernya. Kanade tersenyum menatap foto yang berbingkai kecil itu. Itu adalah foto seorang gadis kecil dan lelaki kecil. Gadis kecil itu tersenyum ceria, sedangkan lelaki kecil itu memasang wajah datar. Di tengah-tengah mereka ada seorang wanita cantik bermata biru kelam.

"Miaka, Akihisa. Hanya kalian berdua motivasiku hidup." Gumam kanade sembari tersenyum lembut menatap foto tersebut.

Kanade menatap jam tangannya, sudah hampir jam lima. Hari ini dia tidak ada lembur. Kanade sengaja tidak mengambil lembur agar ia bisa pulang lebih awal. Ia ingin memasak makan malam untuk Mia dan Akihisa.

"Third" (2015)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang