CHAPTER 23

478 46 4
                                    

"Karena Shimura-kun adalah kekasihku."

Semua yang ada di kelas terkejut termasuk Sengoku dan Nakagawa. Mia menatap Ritsu dengan kaget, "Ritsu-chan, apa yang kau katakan. Nanti mereka salah paham." Bisik Mia tertahankan.

Tiba-tiba Sengoku berdiri dari bangkunya dengan keras sampai-sampai bangkunya terjungkal. Atensi murid-murid di kelas beralih pada Sengoku, begitu juga dengan Mia. Jantung gadis itu berdegup tidak karuan melihat wajah Sengoku yang mengeras.

"Astaga! Sengoku-kun!" batin Mia panik.

Sengoku melangkah mendekati Ritsu dan Mia lalu tangannya mencengkam pergelangan tangan Mia dan menariknya menjauh dari Ritsu. Ritsu membeku melihat raut wajah Sengoku yang dingin.

"Sengoku-kun, kau salah paham! Kami tidak—" belum selesai Mia menjelaskan, Sengoku menarik Mia pergi keluar kelas. Semua murid langsung berhamburan mengintip dari pintu dan jendela kelas.

"Woa! Belum pernah aku melihat Sengoku seperti itu!"

"Kenapa Sengoku-kun begitu pada Shimura-kun!?"

"Jangan-jangan Sengoku-kun cemburu dengan Shimura-kun!?"

Ritsu terdiam di tempat, gadis itu bergeming sambil menundukkan wajahnya membuat matanya tertutup oleh poninya. Telinganya terasa panas mendengar ocehan para murid.

Ritsu merasa sakit di dadanya, jantungnya berdenyut ngilu. Dalam batin dia merutuki dirinya, kenapa ia bisa berkata seperti itu. Awalnya Ritsu ingin mengabaikan gadis-gadis yang mendekati Mia tadi, tapi mendengar ada seseorang yang menyukai Mia perasaan panas yang menjalar di hatinya tidak bisa di tahan lagi. Jadilah seperti tadi.

Dan sekarang, yang membuat gadis itu semakin sakit. Ekspresi wajah Sengoku. Ritsu tahu benar, lelaki tampan bermata cokelat gelap itu bukan mencemburui dirinya, melainkan... "Shimura-kun."

Tangan gadis itu bergetar hebat, perlahan Ritsu mengepalkan kedua tangannya. Gadis itu mengangkat wajahnya kemudian ia berlari keluar kelas.

Di sisi lain, Sengoku mencengkram tangan Mia dengan kuat, membuat Mia meringis kesakitan. "Sengoku-kun! Dengarkan aku dulu! Kau salah paham!" ujar Mia panik. Tapi Sengoku tidak menyahut, lelaki itu hanya diam sambil terus menarik Mia.

"Mati aku! Sengoku-kun marah! Ya Tuhan, tolong aku!"

Sengoku menarik Mia menuju gedung tak terpakai, tempat dia menemukan Mia kemarin. Di tengah koridor, Sengoku menghentikan langkahnya, begitu juga dengan Mia. Mia menatap punggung Sengoku dengan mata memanas, kerongkongannya pun mendadak kering.

Sengoku masih membelakangi Mia, perlahan ia melepas cengkramannya. Mia menarik tangannya, lalu gadis itu menatap Sengoku dengan was-was.

"Kau sudah berjanji untuk tidak berkencan dengan Kuroki, bukan?" ujar Sengoku.

"Iya," jawab Mia pelan.

"Lalu kenapa Kuroki berkata seperti itu?" tanya Sengoku dingin.

"A-aku tidak tahu kenapa Ritsu-chan berkata seperti itu. Sungguh." jawab Mia mencicit. Matanya mulai berkaca-kaca, rasa bersalah terus merasuki dirinya karena sudah menyakiti Sengoku.

"Maafkan aku, Sengoku-kun." Ujar Mia dengan nada bersalah.

Sengoku mengepalkan tangannya dengan erat, "Apa kau tidak tahu bagaimana perasaanku ketika aku mendengar Kuroki berkata seperti itu?" tanya Sengoku dengan nada tertahankan.

"Maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk menyakitimu, Sengoku-kun." Ucap Mia dengan suara bergetar.

Sengoku menutup matanya, berusaha menahan gejolak dalam dadanya, namun mendengar suara Mia membuatnya tidak bisa menahan lagi. Sengoku berbalik lalu iris cokelat tuanya bertumbukan dengan iris hitam Mia. Melihat wajah Mia yang kalut membuat Sengoku semakin tidak bisa menahan diri.

"Third" (2015)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang