"Ken!"
Mia tercekat melihat sosok lelaki tampan berdiri di hadapannya dengan wajah agak terkejut.
"...Mia...?"
Jantung Mia berdegup sangat kencang mendengar namanya di sebut oleh Ken dengan pelan. Ada nada ragu disuara Ken. Mia segera menunduk, gadis itu dengan cepat mengambil kacamatanya yang terjatuh dan memakainya. Mia berdiri dengan kaki bergetar, kemudian gadis itu membungkuk sedikit.
"Sumimasen, Senpai!" ucap Mia dengan suara bergetar.
Ken tersentak pelan mendengar suara Mia. Lelaki itu menatap gadis yang berseragam laki-laki itu dengan penuh tanda tanya. Gadis yang ditatapnya menundukkan kepalanya. "Mia?" panggil Ken lagi, memastikan.
Mia bergeming. Gadis itu masih menundukkan wajahnya. Jantungnya terus berdetak cepat membuat dada Mia menjadi sesak. "Aku harus pergi! Aku harus pergi! Tapi kakiku tidak mau bergerak! Ken... Ken... ada di depanku."
Mia terus menundukkan wajahnya, keringat dingin mengalir pelipisnya.
Ken menatap adik kelas yang berdiri di hadapannya dengan jantung berdegup kencang. Tangan Ken terangkat perlahan, ketika tangannya hampir menyentuh kepala Mia, seorang gadis cantik bersurai cokelat gelap muncul dan menyentuh pundak Ken.
"Kenji-kun!"
Mia tersentak pelan mendengar suara seorang perempuan memanggil nama Ken. Gadis itu mengangkat wajahnya, ingin melihat siapa yang memanggil Ken.
Ken menoleh ke arah gadis cantik itu, seketika tatapannya berubah menjadi dingin. Gadis itu tersenyum manis walau ditatapan Ken seperti itu. "Katanya mau kembali ke kelas, kenapa masih ada disini? Apa jangan-jangan Kenji-kun mau kembali ke UKS untuk membolos?" tanya gadis itu dengan suara merdunya. Ken hanya diam, menatapnya datar.
"Tidak boleh seperti itu, Kenji-kun. Jam pelajaran sudah dimulai, kita harus segera ke kelas." Lanjut gadis cantik itu.
"Kau sungguh berisik, Ayame." Sahut Ken dingin.
Gadis yang bernama Ayame Remi itu hanya mendengus pelan mendengar sahutan dingin Ken, lalu atensinya beralih pada Mia yang sedang menatapnya dengan tatapan sulit di baca.
Ayame melirik Uwabake (Sepatu Ruangan) Mia yang berwarna merah. Warna merah merupakan tanda anak kelas satu, warna biru tanda anak kelas dua, dan warna hijau tanda anak kelas tiga.
"Ah, ada anak kelas satu di sini. Apa yang kau lakukan disini? Jam pelajaran sudah mulai." Tegur Ayame dengan suara merdunya, kemudian Ayame melihat wajah Mia yang pucat dan penuh dengan keringat dingin.
"Wajahmu pucat sekali, apa kau baik-baik saja?" tanya Ayame khawatir.
"Kau siapa?" tanya Mia mengabaikan pertanyaan Ayame. Ayame berkedip sekali, lalu tersenyum ramah.
"Aku Ayame Remi." Ayame melirik Ken lewat ekor matanya, lelaki itu sedang memandangi anak kelas satu dengan wajah serius. Ayame tersenyum kecil, lalu matanya kembali pada Mia. "Aku pacarnya Kenji-kun!" ujar gadis itu dengan nada ceria.
Mia dan Ken terkejut. Ken langsung menoleh ke arah Ayame dengan cepat. Sedangkan Mia, mata gadis itu membulat, keringat dinginnya semakin bertambah dan juga, perutnya semakin terasa seperti di pulas.
"Hentikan itu, Ayame!" tegur Ken tidak suka. "Aku sudah bilang untuk tidak bilang ke siapa-siapa bahwa kau adalah kekasihku. Kita sepakat untuk merahasiakan ini, kan?! Apa kau lupa?!"
Mia semakin terkejut mendengar kalimat Ken. "Ternyata benar...?" jantungnya berdenyut ngilu. Hidung gadis itu memanas, rasanya air matanya hendak keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Third" (2015)
Teen FictionMia dan Ken membuat janji jika sudah dewasa nanti mereka akan menikah. Mereka harus saling menjaga hati satu sama lain sampai mereka menikah nanti. Namun kejadian tidak terduga terjadi. Ken pergi meninggalkan Mia karena musibah yang menimpanya. Disa...