CHAPTER 32

394 38 3
                                    

Di sebuah ruang kerja yang bernuansa cokelat muda, seorang pria tampan duduk di kursi kerjanya, mata pria itu menatap sebuah koper silver yang berisi uang di atas mejanya.

Pria itu menaruh kedua sikunya diatas meja lalu menautkan jari-jarinya. Pria itu menatap uang berjumlah 10 juta Yen dengan sorot malas.

"Hhhmm," Togashi bergumam malas, lalu atensinya beralih pada dua orang pria bertubuh besar yang berdiri di depan mejanya. Sorot matanya berubah menjadi tajam, membuat dua orang itu bergidik ngeri.

"Siapa yang mengirim uang ini? Shimada Kanade?" tanya Togashi.

"Tadi pagi ada dua orang anak muda datang ke rumah ini untuk mengantar uang ini." Jawab pria berkulit gelap, Inoe. Togashi mengangkat alisnya sebelah.

"Dua orang anak muda?"

"Benar, Togashi-sama. Awalnya mereka ingin bertemu denganmu langsung, tapi kami tidak mengizinkan. Jadi, mereka menitipkan koper ini dan berkata ini adalah uang sejumlah 10 juta Yen untuk membayar hutang Shimada Shigure." Jelas Dota.

Togashi melepaskan tautan tangannya, pria itu bersender pada kursi empuknya lalu menyilangkan kaki. Matanya menatap dingin koper yang berisi uang itu.

"Apa kalian tahu siapa dua anak muda itu?" tanya Togashi.

"Kami tau. Mereka adalah Asakura Kenji dan Sengoku Kureo." Jawab Inoe. Mata Togashi melebar, pria itu sedikit terkejut mendengar dua nama itu.

"Mereka anak sulung dari Asakura Shido-sama dan Sengoku Masao-sama." Tambal Dota.

Togashi memiringkan kepalanya sedikit, lelaki itu heran. "Hm, anak sulung Sengoku-san dan Asakura-san membantu membayar hutang Shigure? Kenapa?" batin Togashi sambil berpikir.

Tiba-tiba sebuah kemungkinan melintas di otaknya. Pria itu menyeringai, "Ah, Seperti aku tahu kenapa." Ucap Togashi menemukan jawaban. Togashi menatap kedua anak buahnya.

"Kembalikan uang ini. Aku tidak butuh." Perintah Togashi. Kedua anak buahnya terkejut. "Tapi uang ini..." tatapan Togashi menajam mendengar kata 'tapi'. Dota dan Inoe terdiam kaku.

"Maaf jika kami lancang. Tapi, kenapa?" tanya Dota sopan.

"Kalian tidak perlu tau alasannya. Cepat kembalikan uang ini pada kedua pewaris itu." perintah Togashi. Mereka berdua mengangguk. "Baik!"

Inoe menutup koper berisi uang itu dan membawanya pergi. Setelah kedua pria berbadan besar itu meninggalkan ruang kerja Togashi. Pria itu kembali bersender pada kursinya. Seulas senyum tipis terukir di bibirnya.

"Aku tidak butuh uang. Yang aku butuhkan adalah Shimada Miaka."

***

Sudah tiga hari sejak pernyataan cinta Sengoku pada Mia. Sebelumnya Mia berharap agar bisa menjalani aktivitas dengan Sengoku seperti biasanya. Namun, ternyata harapannya tidak terkabul. Setelah kejadian itu, hubungan Mia dan Sengoku menjadi kurang baik.

Sengoku menghindari Mia.

Biasanya di pagi hari Sengoku menyapanya, di siang hari mengajaknya makan siang bersama walaupun harus berdebat dulu dengan Ritsu. Tapi setelah kejadian itu, Sengoku berubah.

Ketika jam makan siang tiba, Sengoku langsung keluar kelas tanpa mengajak Mia makan siang. Ketika berpapasan Sengoku tidak melirik Mia sama sekali. Pria itu seperti menganggap Mia tidak ada. Dia bahkan tidak menoleh ke arah bangku Mia sedikit pun.

Ketika Mia hendak menegur Sengoku, lelaki itu pasti ada saja yang di sibukkan.

Mia merasa sangat tidak nyaman dengan keadaannya dan Sengoku sekarang ini.

"Third" (2015)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang