Di saat genting seperti ini, Candra bersyukur Allah memberikan kapasitas otak yang luar biasa kepadanya. Melisa yang tidak pernah mengganti nomor sejak awal bertemu, memudahkan Candra menghubungi istri tercinta. Hatinya tersayat mendengar tangis perempuan yang jarang sedih itu. Di rumah, Melisa pasti terkejut mendengar berita tersebut.Usai menghubungi istrinya, Candra tidak sepenuhnya lega. Martin ada di pesawat yang dikabarkan menghilang itu. Candra ingin tahu bagaimana kabar Martin serta kru lain. Ketika berhasil membeli ponsel dan kartu SIM baru, dia mulai memantau perkembangan pencarian pesawat sembari menunggu penerbangan berikutnya.
"Manifest pesawat MA-182 sudah dirilis, Capt. Martin menjadi salah satu kru di sana. Lalu, dari tim Basarnas menemukan puing-puing pesawat berada di laut. Kemungkinan tempat jatuhnya di sana."
Candra menggigit bibirnya. Terngiang kembali pertemuan terakhir mereka di bandara beberapa jam yang lalu. Candra masih ingat wajah ceria Martin, bahkan tawa pria itu masih terekam jelas. Seandainya Candra tahu pesawat itu akan mengalami musibah, tentu saja dia akan menghalangi Martin. Seandainya rute mereka sama, pasti dari menara kontrol meminta bantuannya untuk mencari pesawat itu. Sulit rasanya untuk bersyukur atas kesempatan ini. Jika tidak ada perubahan jadwal, sekarang Candra tidak ada di sini.
Merpati Air sendiri merupakan maskapai yang jarang mengalami tragedi. Dalam sepuluh tahun terakhir, maskapai ini hanya mencatat tiga kali kecelakaan. Setiap tahunnya, mereka terus berbenah demi kenyamanan kru serta penumpang. Makanya ketika maskapai ini ada tawaran pekerjaan pilot, Candra tidak ragu mendaftar. Selama hampir enam belas tahun, dimulai dari masa training hingga menjadi pegawai tetap, dan sampai menjadi kapten, Candra jarang mengalami kendala.
Awal mula Candra bertemu dengan Martin ketika masih di sekolah penerbangan. Martin baru saja masuk, sedangkan Candra akan lulus. Lima tahun kemudian, mereka bertemu lagi dan bekerja di maskapai yang sama. Ketika Candra menjadi kapten, mereka sering dipasangkan dan terbang bersama. Menurut Candra, Martin termasuk orang yang disiplin, cekatan, partner yang mudah diajak kerja sama, dan tahu kapan waktunya bercanda dan kapan waktunya serius saat berada di dalam ruang kendali pesawat.
Dalam lingkaran pertemanan, Martin termasuk pribadi yang baik. Candra memilih dekat dengannya karena memang bisa dipercaya. Martin tahu Candra menjadi pilot karena keinginan ibunya, Martin juga yang mengubah cara pandang Candra tentang anak. Yang paling menyakitkan dari semua ini adalah Martin sebentar lagi akan naik pangkat, baru saja menikah, dan rencananya ingin memiliki anak tahun ini.
Kala mendengar kabar ini, sebagai seseorang yang dekat dengan Martin, Candra ingin Martin mendapatkan keajaiban. Walaupun secara teori kecil kemungkinan akan selamat dari kecelakaan pesawat, apalagi ketika kru kabin tidak sempat melakukan prosedur penyelamatan sebelum terjatuh.
Candra juga membaca flight radar. Persis seperti yang dikatakan Melisa, pesawat itu jatuh dari ketinggian 10.000 kaki dalam beberapa detik dengan kecepatan tinggi. Sudah dipastikan mereka tidak sempat melakukan penyelamatan, bahkan bisa saja pesawat meledak lebih dulu sebelum menyentuh air laut saking cepatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Little Captain! [END]
RomanceIbu Negara season 2. Disarankan membaca Ibu Negara terlebih dahulu. *** Hadirnya keluarga baru, ternyata cukup mengobati luka di hati Candra. Ditambah sebentar lagi dia menjadi orang tua. Candra masih terus berjuang mempersiapkan kedatangannya bers...