Saat Melisa bangun, Candra sudah tidak ada di tempatnya. Pintu yang menghubungkan kamar ini dengan kamar Xania sedikit terbuka. Setelah menutupi tubuh dengan jubah piyama, Melisa beranjak mendekati kamar itu. Dugaannya tepat. Candra tertidur di sebuah ranjang bersama Xania. Memang di sana tersedia ranjang queen size supaya Melisa bisa beristirahat tanpa perlu pindah kamar lagi. Pun nanti bisa digunakan kalau Xania sudah besar.
Yang menjadi pertanyaan sekarang, sejak kapan Candra ada di sini? Setelah kegiatan itu, Melisa tepar sampai tidak sadar kalau suaminya pindah kamar. Apa semalam Xania bangun terus menangis?
Melisa mengambil Xania lebih dulu karena anak itu sudah bangun. Baru membangunkan bapaknya. "Mas, udah pagi."
Tanpa pakai urat, Candra langsung membuka mata dan mengubah posisinya menjadi duduk.
"Xania semalam bangun, ya?"
"Nggak."
Melisa mengernyit. "Lho, terus, ngapain tidur di sini?"
"Aku kangen banget sama Xania."
"Terus ninggalin aku gitu? Aku jadi kayak wanita malam. Habis dikasih jatah, langsung ditinggal."
Candra tertawa kecil. Tangannya mengambil alih Xania dari gendongan Melisa. "Nggak langsung juga, Sayang. Kan, kamu lihat sendiri habis itu aku tidur."
"Ya, tetep aja ujungnya ditinggal."
"Kamu mandi duluan sana. Xania biar sama aku aja."
"Ayaaah." Melisa mengerucutkan bibirnya.
"Oh, Mama mau lagi yang semalam?"
Melisa menatap wajah Xania yang juga memandangnya dengan ekspresi bingung. Sebenarnya mau, tapi tidak mungkin melakukannya sekarang. "Xania udah bangun."
"Ya udah, kalau gitu kamu mandi duluan sana."
Dengan sangat terpaksa, Melisa menuruti perintah suaminya. Masuk ke kamar mandi, Melisa melihat bak mandi yang kosong. Tumbuhlah ide untuk berendam sejenak. Melisa mulai mengisi bak itu dengan air, lalu menuangkan sabun cair. Setelah penuh, Melisa mematikan keran, kemudian melepas jubah yang menutup tubuhnya, dan masuk ke bak itu.
Biasanya kalau sedang begini, Candra tiba-tiba masuk dan minta mandi bersama. Namun, sepertinya mulai hari ini, tidak akan ada hal-hal romantis seperti sebelum punya anak. Perhatian Candra sudah terbagi ke perempuan lain, yaitu anaknya sendiri. Melisa bersyukur, tapi gemas juga. Ternyata pesonanya kalah dengan Xania.
Samar-samar, Melisa mendengar suara pintu dibuka. Tanpa dipikir pun sudah tahu siapa pelakunya. Wajah Melisa mengembang sempurna, yakin kalau Candra akan menyusulnya ke sini. Namun, harapan itu musnah ketika mendengar rengekan Xania.
"Kamu mandi dulu biar wangi."
Melisa mengembuskan napas. Rupanya Candra masuk ke sini karena ingin memandikan Xania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Little Captain! [END]
RomanceIbu Negara season 2. Disarankan membaca Ibu Negara terlebih dahulu. *** Hadirnya keluarga baru, ternyata cukup mengobati luka di hati Candra. Ditambah sebentar lagi dia menjadi orang tua. Candra masih terus berjuang mempersiapkan kedatangannya bers...