46 - Ikut Ayah Kerja

9.5K 1K 20
                                    

Keesokan harinya, Candra mendapatkan jadwal penerbangan domestik selama tiga hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya, Candra mendapatkan jadwal penerbangan domestik selama tiga hari. Ia mempersiapkan keperluannya sendiri karena tidak mau menggangu Melisa yang sedang mengurus Xania.

Mobil jemputan akan datang sebentar lagi. Candra lantas masuk ke kamar Xania. Anak itu sedang tiduran di karpet. Namun, ketika melihat ayahnya, Xania mengubah posisi menjadi tengkurap, ingin menghampiri Candra dengan menggerakkan tangan serta lututnya. Tidak tahan, Candra menunduk, mengangkat tubuh anaknya tinggi-tinggi.

"Ayah pergi dulu, ya. Xania di rumah sama mama."

Xania tidak membalas. Tangannya mulai memainkan pin wings yang melekat di dada sang ayah. Melisa muncul dari dalam kamar mandi. Candra ingin menyerahkan Xania ke mamanya, tetapi tangan anak itu tak mau lepas. Candra mencoba meletakkannya kembali ke karpet, Xania justru menarik id card Candra sembari menggerakkan kedua kakinya.

"Nggak mau. Kan, aku udah bilang langsung pergi aja," kata Melisa.

"Kan, nggak boleh bohong sama anak."

"Ya, sama aja habis ini aku yang ribet."

Xania mulai merengek. Tahu jika sebentar lagi ayahnya akan pergi. Candra lantas kembali mendekap anaknya, duduk di karpet. Mengajaknya main sebentar untuk mengalihkan perhatian Xania.

Seakan-akan tahu ini hanya pengalihan, Xania benar-benar tidak mau melepaskan ayahnya.

"Kamu siapin pakaian kamu sama Xania sekarang. Kalian ikut aja."

Melisa mengerjap. Eh, gimana? "Maksudnya aku sama Xania ikut Mas terbang?"

"Iya. Nanti kamu ke konter check in buat booking kursi. Ada satu yang masih kosong di kelas ekonomi."

Mendengar itu, Melisa hanya bisa melongo. Terakhir dia naik pesawat saat babymoon, lalu Xania juga baru pertama kalinya diajak terbang. Melisa sering melihat di internet ada penumpang lain tidak nyaman karena ada anak kecil yang rewel. Takutnya Xania juga seperti itu.

"Ini beneran aku sama Xania ikut terbang, Mas?" Melisa memastikan sekali lagi.

"Iya, Sayang. Hitung-hitung kita liburan. Kamu siap-siap sekarang, ya. Aku yang pegang Xania."

Melisa tidak bisa membantah. Ada benarnya juga. Setelah lahiran, Melisa belum pernah pergi jauh. Belum pernah merasakan liburan. Cuma masalahnya, naik pesawatnya itu yang bikin Melisa deg-degan, apalagi sekarang bawa anak.

Dalam waktu singkat, Melisa memasukkan beberapa keperluan Xania serta dirinya ke sebuah koper. Setelah itu, dia mengganti pakaian dan merapikan penampilannya. Tidak mungkin, kan, istri pilot naik pesawat pakai daster, terus rambutnya acak-acakan. Bisa malu nanti.

Berbeda dengan Xania, anak itu seperti tahu akan diajak pergi oleh ayahnya. Dia tertawa renyah saat Candra mengajaknya keluar, berjalan menuruni tangga. Melisa mengikuti di belakang dengan membawa satu koper.

Hi, Little Captain! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang