Melisa yang bangun lebih dulu. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah Candra dan Xania. Dua manusia itu masih terlelap dengan posisi tangan saling menggenggam. Tidak mau kehilangan momen itu, Melisa mengambil ponsel, kemudian memotret anak dan suaminya. Barulah Melisa pergi ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi. Setelah itu, membangunkan Candra.
"Bangun, Mas. Udah pagi."
Candra membuka mata, lalu mengubah posisi pelan-pelan supaya tidak mengusik Xania.
"Mau kiss?" tawar Melisa seraya mengedipkan mata. Candra diam saja, tapi tidak menolak tawaran itu. Melisa mulai memberikan kecupan di dahi, kedua pipi, dan berakhir di bibir. Namun, ketika tiba di bagian manis itu, Candra mengambil kendali. Tangannya menahan tengkuk sang istri. Jujur saja Candra merindukan perbuatan manis yang setiap malam selalu dilakukan ketika libur. Akan tetapi, dia harus bersabar. Melisa masih belum diizinkan melakukan itu.
Xania bergerak dan mengeluarkan suara. Seolah-olah ingin menganggu kedua orang tuanya. Candra langsung melepas kontak fisik itu.
"Nak, kenapa bangunnya di saat yang nggak tepat, sih? Kayak tahu aja." gerutu Melisa.
Candra tertawa kecil. Kini, bibirnya jatuh tepat di pipi istri. Kemudian, bangkit berdiri. "Aku cuci muka dulu. Makasih morning kiss-nya."
Laki-laki itu masuk ke kamar mandi, sementara Melisa menyisir rambutnya. Merapikan penampilan setelah bangun tidur merupakan kegiatan yang wajib dilakukan. Apalagi, hanya visual yang bisa Melisa suguhkan untuk saat ini. Yang lain menunggu lampu hijau dari dokter.
Namun, sepertinya Xania tidak sabar mengambil jatah sarapan pagi ini. Anak itu bergerak-gerak sembari merengek. Ketika menoleh ke arah posisi bayinya, Melisa terbelalak.
"Mas! Mas!"
Bukannya mendekati Xania, Melisa justru berjalan cepat, membuka pintu kamar mandi yang memang sengaja tidak dikunci kalau Candra ada di dalam.
Melihat kedatangan istrinya, Candra yang sedang menggosok gigi itu menoleh. "Kenapa, Sayang?"
"Xania, Mas!"
"Xania kenapa?"
"Mas lihat aja sendiri."
Melisa menarik tangan suaminya tanpa menunggu selesai gosok gigi dulu. Jadilah Candra keluar dengan mulut penuh busa dan tangan satu lagi masih memegang sikat.
"Tuh, lihat! Xania udah bisa miring sendiri, Mas. Tadi aku lagi sisiran, terus pas balik dia udah kayak gitu."
Candra mengerjap. Hatinya menghangat ketika melihat tubuh Xania miring ke kiri sambil mengemut tangannya. Ia ingin mendekat, tapi belum bersih. Padahal, dia sudah sangat ingin memeluk tubuh mungil Xania, menciumnya sambil berkata 'kamu hebat!'.
Ini baru permulaan, masih banyak kejutan-kejutan lain yang menanti dan Candra sudah tidak sabar melihatnya.
"Berarti sebentar lagi nggak aman kalau tidur di kasur kita, Sayang. Takutnya dia guling-guling pas kita nggak ada," kata Candra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Little Captain! [END]
RomanceIbu Negara season 2. Disarankan membaca Ibu Negara terlebih dahulu. *** Hadirnya keluarga baru, ternyata cukup mengobati luka di hati Candra. Ditambah sebentar lagi dia menjadi orang tua. Candra masih terus berjuang mempersiapkan kedatangannya bers...