68 - Belajar Menerima

7.8K 1K 53
                                    

Di rumah sakit, Sintia tidak beranjak sedikit pun dari ruangan Melisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di rumah sakit, Sintia tidak beranjak sedikit pun dari ruangan Melisa. Dia sigap membantu Melisa saat muntah-muntah, saat ingin ke kamar mandi, dan saat makan dan minum. Melisa merasa tidak enak mendapat perlakuan seperti itu.

"Maaf, ya, Mi. Malah jadi ngerepotin Mami."

"Mami nggak merasa begitu. Kamu nggak usah pikirin itu." Sintia tersenyum.

Melisa mengeluarkan wadah berisi hasil pompa ASI-nya dari dalam pakaian, lalu isinya dipindahkan ke sebuah wadah plastik steril. Sejak semalam Melisa merasakan payudaranya penuh dan itu sangat mengganggu tidurnya. Untungnya Sintia memberikan ide itu. Rencananya nanti akan dibawa pulang supaya bisa diminum Xania.

"Lega sekarang?" tanya Sintia yang juga membantu Melisa memasukkan plastik ASI perah ke tas pendingin.

"Sedikit, Mi. Mami bilangnya jangan sampai kosong."

"Iya. Nggak boleh sampai kosong biar produksi ASI-nya sedikit. Nanti hasil perahnya ini dicampur sama susu formula. Ini yang Mami lakukan waktu menyapih Yumna. Dulu dia belum dua tahun tapi adiknya udah muncul. Sama Dokter langsung disuruh berhenti menyusui."

Mendengar cerita Sintia, Melisa merasa tidak sendirian. Rasa bersalah karena tidak bisa menyusui Xania sampai dua tahun perlahan sirna. Ya mau bagaimanapun, takdir tidak bisa diutak-atik lagi. Melisa yakin apa yang terjadi padanya merupakan sesuatu yang baik.

Saat Sintia menyerahkan tas berisi ASI perah kepada salah satu pengawal, Melisa menyalakan ponselnya. Satu jam yang lalu dia mengirim foto tes kehamilan bergaris dua dan foto USG yang menampilkan dua janin. Melisa belum melihat reaksi keluarganya karena sibuk dengan muntah-muntah dan pompa ASI.

Bang Ryan: DEK!

Bang Ryan: JANGAN MAIN-MAIN LAH!

Bang Fyan: Serius, Nok?

Mas Ahsan: Jangan bilang kamu nggak KB, tapi Candra yang pakai pengaman, terus bocor.

Mas Ahsan: Eh, hamil. Dapet kembar pula.

Bang Ryan: YA ALLAH DEK, XANIA MASIH KECIL MASA UDAH PUNYA ADEK. MANA KEMBAR LAGI.

Mas Ahsan: Lho, kamu juga punya Melisa pas masih kecil, kan?

Bang Ryan: YA NGGAK GITU KONSEPNYA.

Papa: Abang ....

Bang Ryan: Iya, Pa. Jari gatel ngetik pakai huruf besar.

Papa: Wong adik kamu masih punya suami, reaksi kamu kayak Melisa hamil di luar negeri aja.

Bang Ryan: Kok, di luar negeri sih? Di luar nikah 🙈

Mas Ahsan: Papa bercandanya garing.

Papa: Garing itu penyanyi yang rambutnya kribo itu, kan, Mas?

Hi, Little Captain! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang