56 - Kembali Ceria

8.6K 1K 40
                                    

Drama mengurus Xania di rumah sakit sebentar lagi usai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Drama mengurus Xania di rumah sakit sebentar lagi usai. Infus anak itu sudah dilepas tadi sore. Setelah jarum itu lenyap, Xania bisa bebas bergerak ke sana-sini. Candra sampai meminta satu bed yang lebih besar supaya Xania bisa bergerak bebas.

Saat orang tuanya sedang sibuk mengurus kepulangannya, Xania justru sibuk dengan mainan tombol warna-warni yang berbunyi. Kalau bosan, dia beralih menyusun puzzle, mengambil boneka beruang, dan merangkak ke segala arah. Ambar yang dititipkan amanah cukup kewalahan menjaga Xania agar tidak jatuh.

Pintu terbuka, menampakkan wajah wanita bersama kedua anak perempuannya. Siapa lagi kalau bukan Sintia, Yumna, dan Yusna.

Melihat kedatangan nenek serta dua tantenya, Xania justru merangkak menghampiri Ambar, menyembunyikan wajahnya di perut perempuan itu.

Sintia lantas mendekati ranjang. Tangannya menyentuh rambut Xania. Namun, Xania semakin menenggelamkan wajahnya. "Halo, Princess Oma yang cantik. Udah sehat, ya, Nak?"

"Xania, ikut Kakak Yumna, yuk!" Yumna merentangkan kedua tangannya. "Udah boleh digendong, kan, Mi?"

"Boleh kalau Xania mau."

Mendengar itu, Yumna tampak bersemangat. Akan tetapi, Xania tidak mau menerima uluran tangannya. Anak itu mencengkeram erat ujung kaus Ambar.

"Atau mau ikut sama Oma? Mau, dong, sama Oma." Sintia pun hendak menggendong Xania, tetapi anak itu menghindar.

"orang tuanya lagi ke mana?" tanya Sintia pada Ambar.

"Lagi ketemu dokter, Bu."

Belum ada semenit Ambar bicara, Candra dan Melisa muncul bersamaan. Keduanya terkejut melihat Sintia. Sontak mereka langsung menghampiri wanita itu untuk mencium tangannya.

"Mami? Kapan datangnya?" seru Melisa.

"Baru aja. Mami mau gendong Xania, tapi anaknya nggak mau. Tapi, nggak apa-apa. Mami seneng ngeliat Xania udah sehat kayak gini."

Melisa mendadak kikuk. Sejak Sarina tinggal di rumahnya, Sintia nyaris tidak pernah datang, padahal Melisa tidak keberatan. Mungkin Sintia ingin menjaga perasaan Sarina. Sebagai gantinya, Melisa yang mengajak Xania berkunjung ke rumah Sintia. Ya, meskipun hanya sebentar lantaran Sarina selalu cerewet kalau ditinggal lama-lama. "Nggak sama Ayah, ya, Mi?"

"Nggak. Ayah masih di Surabaya. Ada sedikit kendala di sana, jadi harus dipantau."

Melisa mengangguk. "Semoga cepet selesai, ya, Mi."

"Aamin."

Celotehan Xania terdengar lagi, tangannya kembali asyik menggenggam mainan, mengabaikan sekitar. Kalau mainannya bunyi, Xania spontan bertepuk tangan. Melihat itu, Yusna jadi punya ide. Ia ambil salah satu mainan Xania, membuat sang pemilik mengangkat kepala.

"Kak Yusna pinjem, ya."

Namun, Xania berteriak, seolah-olah meminta Yusna untuk mengembalikan mainannya. Yusna tidak langsung mengembalikan, ia bahkan sengaja menyembunyikan mainan  dengan menjatuhkannya ke lantai.

Hi, Little Captain! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang