93 - Di Rumah Nenek

7.6K 956 24
                                    

Xania tertidur pulas saat perjalanan menuju rumah nenek kakeknya, padahal keluarga Melisa sudah menunggu di depan gerbang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xania tertidur pulas saat perjalanan menuju rumah nenek kakeknya, padahal keluarga Melisa sudah menunggu di depan gerbang. Namun, anak itu tidak terusik sama sekali ketika Candra bergerak keluar, bahkan menarik koper dengan satu tangan. Untungnya Ryan dan Hartanto tidak segan membantu.

"Mbak, nggak masuk dulu?" tanya Melisa pada Ambar yang tidak juga keluar dari taksi.

Ambar mengulum bibirnya, tersenyum kikuk. "Saya mau langsung pulang aja, Mbak. Udah kangen sama anak-anak."

"Oh, ya, udah. Salam buat anak-anak dan Mbok Min, ya, Mbak."

Ambar mengiakan, kemudian taksi melaju mengantarkan Ambar ke rumahnya. Sementara itu, satu per satu keluarga Melisa memasuki rumah.

"Langsung ke kamar aja biar Xania boboknya nyenyak. Udah mama bersihin, kok," kata Ratna.

Candra mengucapkan terima kasih, lalu menaiki tangga menuju kamar Melisa.

Melisa duduk di ruang tamu bersama kedua orang tuanya. Ryan memutuskan pergi karena Xania tidur, sedangkan Tiara diajak main teman-temannya. Melisa cukup terkejut mendengar Tiara menggunakan bahasa Jawa untuk berinteraksi dengan para temannya.

"Tiara udah bisa bahasa Jawa, Ma?" tanya Melisa pada mamanya.

Ratna memandang pintu yang terbuka. Menampakkan punggung Tiara yang perlahan menjauh. "Udah, Mel. Di sekolah, kan, ada pelajaran bahasa Jawa, terus teman-teman di sekitar rumah juga ngomongnya pakai bahasa Jawa. Akhirnya mama ajarin dia."

"Bang Fyan sama Mas Ahsan sekarang lagi di mana?"

"Kalau Mas Ahsan udah jelas sekarang lagi di rumah sakit. Kalau Bang Fyan katanya ada proyek di Klaten. Baru aja berangkat tadi pagi." Kali ini Hartanto yang menjawab. "Gimana tadi perjalanannya? Lancar?"

Sebelum menjawab, Melisa mencomot bolu pisang yang tersaji di piring. Makanan tersebut masuk ke mulut sedikit demi sedikit. "Kalau pesawatnya, sih, mulus, Pa. Cuma di dalam kabinnya itu, ada sedikit insiden. Aku berantem sama penumpang lain."

Ratna dan Hartanto saling pandang, kemudian Ratna yang bertanya, "Kok, bisa?"

Melisa menelan bolu yang telanjur masuk ke mulut. "Habis dia bilang Xania gangguin padahal nggak. Aku udah minta maaf juga, tapi dia tetep nggak terima, ya, Mel jadi ikut kesel, lah."

Saat Ratna ingin membalas, Candra datang, masih mengenakan seragam, tetapi atributnya sudah dilepas sebelum tiba di sini. Lelaki itu mengambil tempat di samping Melisa.

"Bener tadi istri kamu berantem di kabin?" tanya Hartanto usai menyeruput kopi buatan Ratna.

Candra langsung teringat laporan dari salah satu awak kabin beberapa jam yang lalu. Saat itu dia memang tidak tahu secara jelas situasi di kabin penumpang lantaran sedang persiapan mendarat. Bahkan, perempuan itu masih mencari Melisa, padahal Melisa sudah keluar lebih dulu. Perempuan itu mendadak beringas di kabin dan sukses menggangu penumpang lain. Alhasil perempuan itu harus dikawal ketat sampai keluar bandara dan Candra langsung mencari Melisa sebelum perempuan itu menemukannya.

Hi, Little Captain! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang