CHAPTER 4

2.6K 84 1
                                    

4. Kebencian diatas kematian

••••••••••

Malam ini Canva bersama Dikta tengah berada dibawah terowongan jati luhur, didepannya kini ada empat pengendara motor ninja yang berhenti menghentikan motor keduanya.

tak heran jika keluar malam ia akan dihadang oleh beberapa orang seperti mereka, sangat memuakan bagi Canva untuk menghadapi musih pecundang seperti Nandar dan anggota motornya

"kita udah gaada urusan sama kalian, dan cewe gue juga udah lo ambil kan, terus mau apa lagi lo dari gue?"tanya Canva membuat Nandar tertawa sinis

"gue mau lo mati. lo tau? Nadia tiap kali selalu sebut nama lo dan lo, muak gue dengernya!"

"terus, apa hubungannya?"tanya Canva

"gue mau lo mati bangsat pake nanya segala!" sentak Nandar seraya menendang tubuh Canva hingga ia tersungkur

dan saat ini terjadilah perkelahian antara empat lawan dua.

"BANGSAT! mati lo sialan"umpat Nandar membuat Canva tertawa

"ga semudah itu, apa yang udah lo lakuin tahun lalu terhadap Agel gaakan ada pengulangan kejadian yang sama terhadap gue!" Bentak Canva penuh emosi kala mengingat salah satu sahabatnya yang tertusuk oleh Nandar kala tauran antar sekolah tabun lalu.

ketika sedang panasnya pertengkaran, terdengar suara tembakan polisi sari ujung sana membuat Dikta menarik Canva

"kabur va, kabur!"

keduanya kini pergi meninggalkan Nandar beserta teman temannya yang masih tersungkur, karna panik dikejar polisi, dipertigaan Canva dan Dikta berpisah. dengan Canva ke arah kanan serta Dikta yang memilih lurus.

sementara Canva ia masih dikejar oleh beberapa polisi yang membawa motor. diujung sana ia melihat gang kecil, ia oun turun dari motornya dan menerobos gang kecil tersebut.

ternyata gang ini jalan pintas yang akan menggabungkan ke jl komplek manggarai. karna merasa kelelahan ia memanjat pagar belakang rumah milik orang lain dan bersembunyi dibawah reremputan tepat dibawah pohon mangga

ia merasa kelelahan, ia sedikit menenangkan dirinya, ia melihat keatas, sepi. kemudian ia mencoba berjongkok untuk memastikan apakah polisi itu masih ada atau tidak.

5 menit berlalu, ia pun mulai berdiri, dan ketika akan memanjat kembali, teriakan perempuan terdengar, dengan segera Canva menoleh kebelakang tepat dipintu belakang rumah tersebut perempuan berpiyama berteriak "maling"

Canva dengan cepat menghampirinya dan menutup mulutnya

"jangan teriak tololl"umpat Canva penuh emosi

perempuan itu kemudian melepaskan bekapan lengan lelaki tersebut dan menatapnya tajam.

"elo!"

"lah si cewe osis? ngapain lo disini hah?"
tanya Canva mencoba menenangkan dirinya.
S

yera memukul lengan Canva dengan keras membuat lelaki itu meringis kesakitan.


"harusnya gue yang nanya, lo ngapain dibelakang rumah gue hah?!"tanyanya dengan nada yang cukup meninggi

CANVA & SYERA (Series 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang