CHAPTER 23

1.3K 50 0
                                    

23. Nadia sipembuat ulah


•••••••••••••••

Syera menangis dalam kegelapan, semuanya semakin sunyi membuat isak tangis terdengar.

disisi lain, Canva yang sedari tadi menunggu kekasihnya pun merasa ada yang tidak beres, ia keluar dari mobil dan mencoba masuk kedalam sekolah yang sudah akan digembok.

"jangan dulu ditutup, saya mau jemput pacar saya dulu, dia keknya masih dikelas"

pak hendra selaku tanpa mengangguk.

"jangan lama"

Canva kini menuju kelas dimaja Syera belajar, ternyata sepi, kemudian ia beralih menuju toilet wanita yang sangat gelap dan tertutup.

ia mendengar suara isak tangis dari dalam membuatnya mendekat dan mengetuk.

"Syera, lo didalem kah?"

disisi lain Syera yang merasa ada yang mengetuk pintu pun lantas mendekat kearah pintu dan mendorong pintu itu.

"Canva? iya didalem va"

Canva yang mendengar gadisnya didalam pun langsung menyuruh Syera menjauh dan kini mendobrak pintu sialan yang tengah mengunci kekasihnya

pintu terbuka, ia melihat Syera yang berdiri ketakutan, bayangkan saja dengan keadaan yang kacau dan lampu yang padam, tidak ada siapa siapa.

"raa"lirih Canva yang merentangkan tangannya seola memberi akses untuk memeluknya namun Syera mundur dan menggeleng

"jangan, basah sama bau juga"

Canva mendengar itu menggeleng, ia mendekat dan mendekap gadis itu dengan sayang.

"gue ga peduli lo basah atau pun bau kotoran, gue cuman mau nenangin cewe gue yang lagi ketakutan"

Syera yang ragu kemudian membalas pelukan itu seraya terisak

"syutt, udah gausah nangis"

Syera menggeleng.

"sialan siapa yang berani giniin lo?"

"gatau, tadi kan mau pipis. tiba tiba ada yang nyiram dari atas bilik trus lampunya semua dimatiin, pintu juga dikunci. mau hubungin kamu, hp aku low"

Canva melepaskan pelukannya dan melepas hoodi, dan memakaikannya ke tubuh Syera.

"ayo keluar"

Syera mengangguk kemudian ia berjalan bersama Canva menuju mobilnya.

Didalam mobil Syera hanya bisa diam, tidak seceria biasanya, itu membuat Canva yang sedang menyetir pun sesekali menatap gadisnya.

"ra?"

Syera menoleh ke arah Canva, ia mendekat dan memeluk tubuh lelaki itu, sementara Canva yang merasa dipeluk pun kini menyetir mobil dengan satu tangan, sebelah tanganya lagi merangkul tubuh Syera.

"bakal gue abisin tu orang"gumam Canva

sementara Syera, kini menutup matanya lesu, dirinya sangat ngantuk alhasil ia tertidur didekapan kekasihnya

•••••••••

"gimana?"

Dikta berdecak tak karuhan, kemudian melemparkan ponselnya keatas meja kantin, kini keduanya memang tengah berada dikantin, membolos pelajaran fisika yang membuatnya pening.

CANVA & SYERA (Series 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang