CHAPTER 3

3.2K 112 2
                                    

3. sebuah kerinduan

••••••••••••

"tidak sopan. apakah kamu tidak melihat jam? sudah jam setengah sembilan dan putri saya baru pulang?"ujar Hardi

"yah udah ya jangan berlebihan. aku harus berterima kasih sama Canva, dia udah mau nganterin aku, coba kalo gaada dia"

Canva kini menatap Hardi dengan canggung, niatnya baik mengantar Syera pulang malah kena omelan ayahnya

sialan ni cewe. batinnya kembali bergeram kesal

"kan kamu bisa telepon ayah Syera. ponsel kamu juga dari tadi siang ga aktif. emang kemana ponsel kamu?"tanya Hardi protektif

"maaf ya, ponselku mati dan ga sempet dicas."

"sudahlah, kamu masuk sana"

Syera mengangguk, dan mulai masuk, namun ia menatap Canva dan menatapnya seola ia meminta maaf atas kejadian ini.

"sekali lagi saya minta maaf om, izinkan saya pulang ya om"

"baiklah, kamu pulang saja sudah malam"

"terima kasih,"

Lelaki itu mencium tangan Hardi dan langsung menghilang tanpa berucap salam

"lelaki itu tidak sopan, tidak berucap salam?"

"astaghfirullah, anak zaman sekarang"

••••••••••

Nadia diam menatap dirinya didepan Cermin. jujur dalam hatinya ia sangat merindukan sosok Canva. dahulu jam segini pasti rumahnya selalu diapelin Canva. lelaki itu selalu membuatnya jatuh cinta. itu yang membuat Nadia resah malam ini.

"Canva lagi?"tanya Nandar kala melihat Nadia bengong didepan cermin

"iya. gue kehilangan dia karna lo"

Nandar terkekeh dengan sinisnya kemudian menarik lengan Nadia hingga ia tersentak dan berdiri menatap Nandar.

"lo tau? gue rasanya mau cekik leher lo sampe mati. bisa bisanya disaat lo udah gue pake berkali kali yang diliat cuman Canva. Goblok!"

Nadia tersentak dan menangis ditempat tanpa rasa malu.

"Nandar please lepasin, ini sakittt"

Nandar melepas cekikan itu dan pergi meninggalkan Nadia yang terus menangis.

"gue benci lo Nandar, gue benci!!!"

"kenapa harus lo bangsat! kenapa takdir gue harus sama lo!"

"persetanan dengan takdir!"

•••••••••••

Syera, perempuan itu kini menuruni anak tangga, dilengannya ada setumpuk kertas ujian yang sudah dinilai oleh pak Soleh. ia kini tidak sabar untuk membagikan kertas hasil ujiannya kepada teman sekelasnya.

gadis itu sampai dikelas dan langsung bersorak agar teman temannya mengalihkan pandangannya hingga menatap dirinya yang berdiri didepan papan tulis.

CANVA & SYERA (Series 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang