CHAPTER 33

1K 57 3
                                    

33. keputusan besar membatalkan

•••••••••

"lo cupu kalo gaada aksi penolakan"

Dikta, lelaki yang baru saja masuk kedalam kamar Canva yang gelap gulita itu kini perlahan menghidupkan lampu agar menerangi ruangan itu. ia melihat sosok sahabatnya, Canva tengah terduduk lesu bawah, bersandar di tepi kasur dengan botol botol alkohol dihadapannya.

"ngapain kesini?"tanya Canva seraya menghisap rokoknya

Dikta melirik jam, jam menunjukan pukul 15:00 petang.

"satu jam lagi acara pertunangan Syera dimulai. lo gaada pergerakan buat ngebatalin?"

"gue bisa apa sih Dik?gue emang bisa apa sampe harus ngebatalin acara resmi dari kedua belah pihak itu? gue gaada apa apanya!"

Dikta terdecak, ia menarik kerah lelaki itu agar ia ikut berdiri, lalu menonjolnya. lelaki itu tidak membalas melainkan hanya mengusap bagian sudut bibirnya yang terluka mengerluarkan darah akibat tonjolan Dikta yang sangat bruntal.

"lo mending siap siap, kita kesana sekarang!"

"gue gamau"

"kenapa? emang lo serela itu Syera buat Zaki? gue tau lo. lo udah cinta kan sama tu cewe? ayo lah gue tau lo mau batalin acara itu"

"gue harus batalin kaya gimana? gue emang pacarannya tapi gue ga berhak nentuin pilihannya"

"setidaknya lo hadir! gaada yang ga mungkin"

"termasuk gue dan Syera yang berbeda?"

"..."

"ya gaada yang ga mungkin kalian juga bisa bersama"

diperjalanan, kedua lelaki itu saling menggeram karena macetnya jalanan, sedari tadi Canva melirik jam yang sudah menunjukan pukul 15:30 petang. yang artinya setengah jam lagi acaranya dimulai. ia melirik Dikta yang tengah menyetir, lelaki itu sama halnya panik.

"gaada waktu lagi dik"

Canva memutuskan membuka pintu mobil dan keluar, melihat itu Dikta hanya diam. lelaki itu perlahan berlari menyusuri trotoar jalanan, jaraknya tidak terlalu jauh dengan komplek perumahan Syera.

didepan sudah terlihat komplek itu, dengan segera ia memasuki perkarangan komplek dengan berlari.

dilengannya ia memegang satu buket bunga.
ia kini terus fokus berlari sampai ia melihat satu rumah yang diluarnya sangat ramai, ia pastikan itu rumah kekasihnya.

dengan nafas yang memburu ia berdiam tepat didepan gerbang rumah itu, menghela nafasnya agar menjadi tenang, ia menarik nafasnya perlahan, kemudian membuangnya.

dengan yakin ia masuk kedalam perkarangan rumah itu, namun seketika ia diam seribu bahasa, diujung sana ia melihat kekasihnya yang sudah berdandan cantik, memakai kebaya dengan dihadiri Hardi dan Sarah disebelahnya. serta Zaki yang membuat diam seribu bahasa.

"apakah gue telat?"gumamnya

ia menunduk, ia melirik satu bunga buket itu, ia mencengkram nya, kemudian membali melirik Syera yang tanpa ia sangka tengah menatapnya.

CANVA & SYERA (Series 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang