22. semakin membenci
•••••••••••
Syera dan Canva turun dari mobil dengan berlari, Canva memegang kepala Syera membuat keduanya sesekali terkekeh akibat keujanan.
"ish mangkanya sediain payung dimobil tu"kekeh Syera ketika keduanya sudah berada didepan teras rumahnya
"maklum ra, itu bukan mobil gue"
lelaki paruh baya yang merasa mendengar suara putrinya berada didepan rumahnya lantas menghampiri keduanya, bertepatan dengan itu Canva ditempar oleh Hardi.
plak.
"keterlaluan kamu, bawa anak gadis orang sembarangan"
"yahh, udah yah gausah marahain please"lirih Syera yang melihat iba kepada kekasihnya yang barusan ditampar
"maafkan saya om"
"ini terakhir kalinya kamu menginjak rumah saya! kemarin saya memberikan mu kesempatan namun kali ini tidak. Pergi kamu!"
Canva mengangguk kemudian akan kencium tangan Hardi namun lelaki itu malah masuk kedalan.
Canva menatap Syera yang mengeluarkan air mata
"gapapa ra, gue balik ya"pamit Canva mengusap kepala Syera dengan sayang
"hati hati, jangan lupa kabarin akuu"lirih Syera
Canva merasa Syera mengubah kata gue menjadi aku merasa tersentuh, ia mengangguk kemudian menggapai lengan Syera dan mencium tangannya dengan lembut
"i love you"
Syera mengangguk.
"i love you more"
Canva kemudian berlari menuju mobilnya. didalam mobil ia melihat Syera yang mengusap air matanya, lelaki itu tidak tega ketika melihat Syera menangis.
ia dengan cepat meninggalkan perkarangan rumah Syera.
Disisi lain Syera kini masuk kedalam rumahnya dengan pakaian yang sedikit basah, serta wajah yang tak karuan karna menangis tadi
Sarah menatap putrinya dengan iba.
"sudahlah mas, kasian Syera. kamu tidak perlu mengekang anak kita seperti itu"
Syera kini masuk kedalam kamarnya.
sementara Sarah ia menatap suaminya yang masih emosi
"mas heran dengan Canva. lelaki itu walaupun sudah mas beri peringatan masih tetep kekeh buat dapetin Syera"
"itu tandanya dia tulus mas, coba deh Zaki? emang dia ada perhatian pada putri kita? emang dia selalu ada? gaada mas. yang selalu ada itu Canva"
"itu yang ngebuat Syera jatuh cinta dengan Canva. dia anaknya ramah"
"sudahlah kamu tidak perlu membela anak berandalan itu, mas mau tidur"
••••••••••
Syera mengambil ponselnya kala selesai mandi, dirinya sudah memakai piyama, dengan rambut yang dicepol. dirinya kini akan menghubungi kekasihnya
KAMU SEDANG MEMBACA
CANVA & SYERA (Series 1)
Teen Fictionkisah cinta beda agama memang sangat rumit, ia harus memutuskan untuk memilih antara tuhannya atau cintanya. "gue harus jadi apa ya ra, biar di liat sama bokap lo? sedetik aja dia bisa hargain gue, gue pasti seneng banget" warning!!! please banget b...