CHAPTER 34

1K 55 0
                                    

hijrah cinta-Rossa🎶

34. Belum sepenuhnya selesai

••••••••

rumah sakit. adalah tujuan utama Canva kali ini, setelah tadi ia dibuat berbunga bunga oleh takdir yang seperti menyetujui hubungannya dengan kekasihnya itu, kali ini ia dibuat terjatuh oleh kenyataan. Santi, sang ibunda dinyatakan kritis tadi. kali ini hanya takdir tuhan yang akan menyalakan nya.

"mama"lirih Canva menatap ke arah pintu ruang inap sama sampai sekarang belum terbuka.

dokter Farhan keluar, membuat Canva menegakan tubuhnya, ia menghampiri dokter itu dan menanyakan persoalan Santi.

"gimana kondisinya dok?"

Dokter Farhan menggelen pelan, ia menuduk.

"Dokter pasti bohong kan?"

Dengan segera lelaki itu menerobos ruangan itu, ia melihat sang ibunda sudah tertutup kain putih, dengan kedua kalinya, dihari yang sama tangisnya pecah.

"mah!"

Canva membuka kain tersebut, perempuan itu sudah menutup mata. belum sempat mereka berdua mengobrol kembali tapi mengapa takdir malah semakin tidak mengizinkan ia untuk mengobrol kembali dengannya? ini tidak adil.

"jangan tinggalin Canva maa"isaknya seraya memeluk erat Santi

"kita udah lama ga ngobrol ma, mama koma lama banget, aku tungguin. tapi kenapa mama malah ninggalin aku? kemarin bukannya mama baik baik aja ya?"lirihnya

"ma, aku udah janji sama mama, aku janji bakal berubah, aku udah punya Syera ma. mama harus lihat!"

semuanya telah usai. cinta pertamanya? telah pergi meninggalkannya sendirian? ini sangat tidak adil untuknya.

tidak ada lagi omelan tiap paginya, biasanya ia selalu risi ketika bangun ketelatan atau bahkan pulang kemalaman, suara nyaring Santi masih terngiang ngiang dikepalanya.

"maa, lebih baik mama marahin aku dari pada aku harus kehilangan mama dihidupku"

"Canva bangun! kalo ga bangun mama akan sita motormu. kamu sekolah naik angkot saja!"

"sarapan dulu Canva! pilih sarapan atau bawa bekel hah?"

"Canva anterin mama ke butik dong"

"nanti sore jemput mama ya, dirumahnya tante Sophia. jangan telat, kalo telat gausah makan kamu malam ini!"

"va, kamu harus kuat seperti papahmu, kamu harus menerima semua takdir yang sudah disusun oleh tuhanmu"

"Canva, kamu sama mama berbeda keyakinan. hari ini mama mau solat terawih dulu. kamu kalo laper udah mama siapin"

"Canva kamu ga cape hah berantem terus? mama gamau ya besok besok ada panggilan lagi. kamu sewa aja tu pembantu atau tentangga buat hadir disekolah!"

Canva terisak mengingat semuanya, ia tidak akan merelakan, ia jujur tidak bisa. hidup tanpa mama? mana bisa. akhir akhir ini ia selalu menahan diri agar tidak merindukan sang ibunda, namun takdir mengapa seperti ini?

CANVA & SYERA (Series 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang