5. sejenak mengenang masa lalu
•••••••••••
Canva terus menerus menghembuskan asap rokok keudara, ditempat ini ia bisa meresapi apa yang sedang ia rasakan. kekosongan dan kehampaan selalu ia rasakan. mulai dari keluarga maupun pertemanan. bahkan percintaan pun ia gagal. seakan dunia tak adil dia bahagia.
"mah, Canva kangenn banget. mamah kapan bangunnya? lama banget"lirihnya menangis seraya menghisap rokoknya
"mama gamau denger lagi ya dari pihak sekolah kalo kamu ketauan bolos lagi!"
"kalo besok ada panggilan, suruh aja tuh pembantu rumah buat perwakilan kamu, atau kamu sewa aja tetangga, mama gamau!"
"mama cape harus basa basi ah disekolah, cape sama tingkah kamu!"
dirinya kini tengah berada dilorong sempit dan gelap, terduduk dilantai seraya ditemani satu bungkus rokok.
ia menutup matanya, ketika membuka ia malah membayangkan sosok perempuan pagi tadi, Syera. perempuan cantik itu kini berada dihadapannya.
Syera memang cantik, Canva akui itu. wajahnya yang ayu membuat dirinya terus ingin menatapnya, tak disangka ia tersenyum sendiri seperti orang gila.
namun kejadian Nadia membuatnya urung untuk memuji wanita itu cantik, karna Ia ingat dahulu ketika bertemu dengan Nadia ia pun selalu memuji cantik, namun sikapnya ternyata busuk.
flashback
"kalung liontin ini gue beli hasil nabung gue nad. gue pengen banget liat lo pake kalung itu, pasti tambah cantik"
Nadia tersenyum manis kala Canva memakaikan kalung indah itu. ia pun memeluk erat kekasihnya itu cukup lama
"makasih banyak, aku bahagia banget sama kamu"
Canva mengangguk kemudian mencium pipi Nadia dengan gemas
"lo cuman punya gue ya, i love you"
"more"
flashoff
Canva lantas berdiri dan pergi untuk melupakan pikiran pikiran nya barusan, ini sudah gila menurutnya.
••••••••••
Syera kini tengah berada dikantin, lebih tepatnya tengah mengantri bakso bersama Ametta dan Dina. kedua kurcaci itu sedari tadi berjongkok lantaran lamanya mengantri.
"raa, lama banget sih"
"ya sabar naa"
Dina dan Ametta lantas berdiri kala Canva dan Dikta berada dikantin, keduanya membenarkan rambutnya dan keduanya menyapa Dikta, lelaki most wanted yang merupakan kapten basket itu.
"halo Dikta, btw makan bakso bareng yu"ajak Dina tanpa tidak tahu malu nya.
Syera menutup matanya menahan malu, kedua temannya itu memang sudah tak punya urat malu, apalagi ia kini menatap Canva yang tengah bermain ponsel, lelaki itu terlihat so sibuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
CANVA & SYERA (Series 1)
Teen Fictionkisah cinta beda agama memang sangat rumit, ia harus memutuskan untuk memilih antara tuhannya atau cintanya. "gue harus jadi apa ya ra, biar di liat sama bokap lo? sedetik aja dia bisa hargain gue, gue pasti seneng banget" warning!!! please banget b...