Happy reading ✨
" BAGAIMANA INI BISA TERJADI HAH ??!" teriak seorang pria paruh baya , Axel ." Yah maaf yah , celvin sama celvan gagal jagain mereka " ucap si kembar merasa menyesal .
Tadi mereka semua menerima telpon dari rumah sakit bahwasannya anak mereka sedang di rawat di sini , karena di temukan tergelatak oleh supir truk .
Mereka yang mengetahui nya buru buru ke sini dan memerintahkan orang orangnya untuk menyelidikinya .
Setelah tau apa yang di alami ketiga gadis itu , amarah , dendam , kebencian , semuanya semakin membara , semakin yakin untuk menghabisi si tua tersebut .
Bruno Alves Mahendra
Musuh mereka yang anak anaknya sedang di mata matai oleh ketiga gadis tersebut .
" Semuanya " ujar askara membuat mereka semua menoleh pada pemuda tampan dengan tatapan elang tersebut .
" Ya askara ?" Tanya Fajar .
" Informasi terbaru , askara menemukan sebuah bukti dengan adanya perusahaan pak tua tersebut yang ingin menurunkan saham perusahaan kita " ujarnya menjelaskan .
" Dan vasca baru saja mendapatkan kabar bahwa , saham pak tua tersebut malah menurun , yang membuat kita langsung menebak siapa yang melakukannya " ujar vasca membuat mereka menyeringai .
" Nata , bukan kah hanya dia di antara ketiga gadis tersebut yang paling pintar dalam hal seperti ini ?" Ujar Azka kembaran avanya yang baru sampai dari Bandung .
Mereka tambah melebarkan seringainya sampai sampai hawa di lorong ini begitu menyeramkan dan mencengkam .
" Haishh mereka itu suka sekali bertindak tanpa memberitahu dan tanpa kita suruh " gumam varo sembari memijat keningnya pusing .
" Eunghh " mendengar lenguhan tersebut , semua orang yang ada di sana menoleh pada gadis dengan Perban di kaki kirinya tersebut dan beberapa plester di tubuhnya .
" Lea kamu udah bangun nak ?" Ujar Anna membuat Lea mengangguk saja , karena saat ini tubuhnya sungguh lemah .
" M-minum " ujarnya dengan terbata .
Dengan segera celvan mengambil air yang tak jauh darinya dan memberikannya kepada adiknya .
" Yang mana yang sakit Lea ?" Tanya Fajar lembut .
Lea menoleh ke arahnya lalu memberi senyum manis seolah ia tak apa apa , tak ada yang perlu mereka khawatirkan .
" Lea maafkan Abang ya gak bisa jaga Lea " sesal celvin sembari mengelus rambut Lea .
Sedangkan yang lainnya mereka menunggu anak mereka untuk sadar .
Sengaja mereka menyatukan ketiganya agar se ruangan , karena ada hal yang ingin mereka bicarakan .
Toh ini VVIP, dan lagi pula rumah sakit ini milik keluarga xellion .
( Gue gak tau yang kayak gini bisa apa enggak hhee )." Shhh " Vanya mendesis saat seluruh badannya terasa remuk .
" S-sakit " gumamnya .
" Yang mana yang sakit sayang ?" Khawatir Selvi dengan varo yang senantiasa mengusap lembut jarinya .
Azka mendekat ke arah Vanya dan mengusap lukannya yang berada di pipi .
" Maaf ya gue gak bisa bantu Lo " lirihnya .
Cup
" Cepet sembuh kak Van " ujar leon .
" Abang bawain minum " sahut vasca sembari membantu Vanya minum .
" Ck , bisa bisanya gue tepar " ujar nata yang membuat semua pasang mata menoleh ke arahnya membuat ia menaikkan satu alisnya.
" Kenapa ??" Tanya nya bak orang bodoh .
" Kak elo tuh lagi luka dan bisa bisanya bilang kenapa ?? Astagaaa ini bukan Kaka guee " gumamnya Andra frustasi .
" Oh " sahutnya santai karena ia sedang menikmati usapan lembut di kepalanya oleh sang mamah .
" Mahh tangan nata sakit bangett linuu " adunya membuat askara segera mengusap lenganya sesekali meniupnya .
Axel yang melihat itu tersenyum , ia bahagia bila mereka saling menyayangi seperti ini .
" Jadi kita harus balas apa si pak tua tersebut ?" Tanya nata dengan dinginnya .
" Tentu dengan balasan yang jauh lebih pedih " mereka menyeringai bersama .

KAMU SEDANG MEMBACA
LEVANA [ END ]
Ficção GeralDi sini menceritakan tentang kehidupan tiga orang sahabat yang tak sengaja bertemu dengan geng motor yang bernama Death diamond yang beranggota ratusan orang dan tujuh anggota inti . " Lo bakal jadi milik gue selamanya " noresh anigbrata . " mau lar...