14

90 8 0
                                    


Happy reading ✨


" BAGAIMANA INI BISA TERJADI HAH ??!" teriak seorang pria paruh baya , Axel .

" Yah maaf yah  , celvin sama celvan gagal jagain mereka " ucap si kembar merasa menyesal .

Tadi mereka semua menerima telpon dari rumah sakit bahwasannya anak mereka sedang di rawat di sini , karena di temukan tergelatak oleh supir truk .

Mereka yang mengetahui nya buru buru ke sini dan memerintahkan orang orangnya untuk menyelidikinya .

Setelah tau apa yang di alami ketiga gadis itu , amarah , dendam , kebencian , semuanya semakin membara , semakin yakin untuk menghabisi si tua tersebut .

Bruno Alves Mahendra

Musuh mereka yang anak anaknya sedang di mata matai oleh ketiga gadis tersebut .

" Semuanya " ujar  askara membuat mereka semua menoleh pada pemuda tampan dengan tatapan elang tersebut .

" Ya askara ?" Tanya Fajar .

" Informasi terbaru , askara menemukan sebuah bukti dengan adanya perusahaan pak tua tersebut yang ingin menurunkan saham perusahaan kita " ujarnya menjelaskan .

" Dan vasca baru saja mendapatkan kabar bahwa , saham pak tua tersebut malah menurun , yang membuat kita langsung menebak siapa yang melakukannya " ujar vasca membuat mereka menyeringai .

" Nata , bukan kah hanya dia di antara ketiga gadis tersebut yang paling pintar dalam hal seperti ini ?" Ujar Azka kembaran avanya yang baru sampai dari Bandung .

Mereka tambah melebarkan seringainya sampai sampai hawa di lorong ini begitu menyeramkan dan mencengkam .

" Haishh mereka itu suka sekali bertindak tanpa memberitahu dan tanpa kita suruh " gumam varo sembari memijat keningnya pusing .

" Eunghh " mendengar lenguhan tersebut , semua orang yang ada di sana menoleh pada gadis dengan Perban di kaki kirinya tersebut dan beberapa plester di tubuhnya .

" Lea kamu udah bangun nak ?" Ujar Anna membuat Lea mengangguk saja , karena saat ini tubuhnya sungguh lemah .

" M-minum " ujarnya dengan terbata .

Dengan segera celvan mengambil air yang tak jauh darinya dan memberikannya kepada adiknya .

" Yang mana yang sakit Lea ?" Tanya Fajar lembut .

Lea menoleh ke arahnya lalu memberi senyum manis seolah ia tak apa apa , tak ada yang perlu mereka khawatirkan .

" Lea maafkan Abang ya gak bisa jaga Lea " sesal celvin sembari mengelus rambut Lea .

Sedangkan yang lainnya mereka menunggu anak mereka untuk sadar .

Sengaja mereka menyatukan ketiganya agar se ruangan , karena ada hal yang ingin mereka bicarakan .

Toh ini VVIP, dan lagi pula rumah sakit ini milik keluarga xellion .
( Gue gak tau yang kayak gini bisa apa enggak hhee ).

" Shhh " Vanya mendesis saat seluruh badannya terasa remuk .

" S-sakit " gumamnya .

" Yang mana yang sakit sayang ?" Khawatir Selvi dengan varo yang senantiasa mengusap lembut jarinya .

Azka mendekat ke arah Vanya dan mengusap lukannya yang berada di pipi .

" Maaf ya gue gak bisa bantu Lo " lirihnya .

Cup

" Cepet sembuh kak  Van " ujar leon .

" Abang bawain minum " sahut vasca sembari membantu Vanya minum .

" Ck , bisa bisanya gue tepar " ujar nata yang membuat semua pasang mata menoleh ke arahnya membuat ia menaikkan satu alisnya.

" Kenapa ??" Tanya nya bak orang bodoh .

" Kak elo tuh lagi luka dan bisa bisanya bilang kenapa ?? Astagaaa ini bukan Kaka guee " gumamnya Andra frustasi .

" Oh " sahutnya santai karena ia sedang menikmati usapan lembut di kepalanya oleh sang mamah .

" Mahh tangan nata sakit bangett linuu " adunya membuat askara segera mengusap lenganya sesekali meniupnya .

Axel yang melihat itu tersenyum , ia bahagia bila mereka saling menyayangi seperti ini .

" Jadi kita harus balas apa si pak tua tersebut ?" Tanya nata dengan dinginnya .

" Tentu dengan balasan yang jauh lebih pedih " mereka menyeringai bersama .

LEVANA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang