39

34 2 0
                                    

Happy reading ✨

" Dendam di balas dendam bukan kah itu adil ?" Ujar Lea yang baru saja membuka suara .

Mereka semua memandang tak percaya apa yang di ucapkan Lea .

" Dendam apa yang Lo maksud ?" Tanya noresh mencoba untuk tenang walau hati ya sudah resah .

" Samudra , dia yang udah bunuh naresh !" Tekannya dengan aura penuh akan kebencian .

" D-dia yang udah bunuh kembaran Lo resh , dia yang udah buat kita bertiga celaka , bukankah dendam harus di balas dendam ?"

" Lo bohong ...?" Tanya Devon ragu .

Tuk

" Gak usah basa basi pakai omongan , lihat buktinya , dan percaya gak percaya nya itu urusan kalian " celetuk Vanya .

Lima belas menit mereka melihat bukti bukti yang di jejerkan oleh seorang lelaki bernama Azka itu , membuat mereka melotot tak percaya .

" Gak gak mungkin " histeris Devin saat melihat sahabtnya sendiri ?? Membunuh ketua mereka hanya karena dendam masalalu yang bersangkutan dengan darkness??.

" Sam ....Lo jahat " gumam Devon lirih .

" Kalo tau dia kembaran Lo , kita juga gak akan habis habisan bantai geng itu Sam " lirih noresh .

" Ini masuk akal " gumam Kenan .

" Tapi kenapa kalian bunuh samudra ?! Walaupun dia bersalah tetapi gak gini !" Bentak Raka .

Mereka menghela nafas , lelah menghadapi Raka yang sulit mengerti keadaan .

" Rak , gak seharusnya Lo begini , sedari awal samudra yang salah rak , samudra yang memulainya terlebih dahulu , jadi jangan salahkan kita karena dia yang mati di tangan kita !" Ketus Vanya .

" Cih , Dasar rubah !!" Ketus Raka menatap tak suka pada Vanya .

" RAK !" bentak Kenan .

" APA ?? LO MAU BELA CEWEK HASIL TARUHAN LO HAH ?!"

DEG

" H-hasil taruhan ?" Ucap Vanya dengan terbata .

" Iya , Lo pikir Kenan mau pacaran sama cewek kayak Lo ?? Enggak , dia pacaran sama Lo karena taruhan dari kita kita " jelas Raka yang tentu menggores hati Vanya .

" Rak jaga ucapan Lo !" Tekan Kenan .

Vanya terkekeh tak berdaya , ia menatap sendu ke arah mereka .

" Tau gitu gue gak akan naruh hati gue di Lo Ken.." lirih Vanya .

" V-van gak gitu—" ucapan Kenan terpotong karena sebuah bogeman yang mendarat di pipinya .

" Lo sialan !!" Bentak Azka .

" Raka bisa kita bicara berdua ?" Tanya nata yang di angguki malas oleh Raka .

****

" Gue tau , gue salah udah bunuh sahabat Lo , dan maaf atas semuanya , gue gak nyesel karena itu hukuman yang pantas buat mereka "

" Lo kira Lo tuhan yang dapet kasih hukuman buat mereka ?" Sinis Raka .

Nata tersenyum ke arah Raka , " maaf ya ka , mungkin untuk kedepnnya gue akan mencoba menjauh dari pandangan Lo agar Lo gak terus menerus hanyut dalam kesedihan atas apa yang terjadi sekarang " lirih nata .

Raka menggepalkan tangannya menghalau rasa sesak yang menderanya " Lo menjauh dari gue , Lo akan tau akibatnya sayang " tekan Raka dengan manik yang di penuhi oleh binar obsesi .

" Bukannya Lo benci gue rak ?? Karena gue yang udah bunuh temen Lo ?" Tanya nata .

" Ya gue benci Lo , tapi di sisi lain gue cinta lo Nat " lirih Raka .

" Kalau begitu , cukup Lo benci gue itu lebih pantas di banding Lo mencintai gue , gue  pamit rak " ujarnya lalu pergi meninggalkan Raka begitu saja .

" Gue gak bisa benci Lo Nat .." lirih Raka .

LEVANA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang