09

101 6 0
                                    

Happy reading ✨

" Bunuh saja mereka , benar benar parasit menjengkelkan " desis pak tua tersebut .

" Ayah , mereka membuatku malu kau tahu " ujar anak perempuannya .

" Sialan !! Semakin yakin untukku habisi keluarga mereka sampai ke akar akarnya " desis pria tersebut .

" Yah , menurutku kita harus mengulang rencana kita yah " timpal lelaki muda di sana .

" Ya kau benar , ayah akan memikirkan ulang rencana yang bagus agar kita berhasil melenyapkan mereka " manik penuh keyakinan itu berbinar seketika .

" Jadi apa rencana nya yah ?" Tanya anak perempuannya .

" Jadi ....."

" Akhh bagus sekali "

***

" Siaga satu " ujar nata menginterupsi .

Lea menoleh ke segala arah dengan senapannya .

" Haiss mau main petak umpet ?? Inget umur brohh " ketusnya dengan kesal .

Dor

Vanya berlari mengejar orang tersebut dengan menembakkan pelurunya terus menerus .

" NATA DI BELAKANG LO ADA TIGA ORANG" beritahunya membuat nata dengan sigap menembaki mereka .

" Ohhh tadi yang bilang petak umpet siapa hm ?" Tekan seorang pria dengan balutan serba hitam .

" Kenapa ?? Kau merasa teremehkan oleh ucapanku ??" Ujar Lea tersenyum mengejek .

" Sialan kau anak kecil !!"

Dor

Dor

" Bagian depan kalian masih terdapat delapan orang " beritahu Vanya lewat alat Yang ada di telinga mereka .

Karena memang Vanya hanya mengawasi sekitar dan sesekali menembaki orang yang mendekatinya .

" Lea , dua orang di ujung blok "

Lea segera berlari ke arah sana dan langsung menembak tandas mereka .

" Mission selesai " ujar mereka bertiga kompak lalu tos bersama .

" Azka harus liat sih gue keche di sini " sombong Vanya .

" Edeg geli kali aku mendengarnya " cibir Lea .

" Kita pulang "

***

Naresh menatap gugup handphone nya , memikirkan apa yang akan ia kirim pada sang gadis tersebut .

" Aihhh pusing " keluhnya .

Tak lama sebuah ide muncul di benaknya , ia lalu memesan beberapa bunga tulip dan mengirimnya ke alamat gadis tersebut .

" Langkah awal sebuah pendekatan " gumamnya .

***
"

Vanya buat gue gila lama lama " desis Kenan sembari menerawang kejadian tadi.

" Akhh geram sekali ingin mengurungnya "

" Gak bakal gue biarin dia berdekatan dengan cowok lain " tukasnya menatap tajam cermin di depannya .

***

Perasaan bahagia tentu Raka rasakan saat melihat chat mereka tadi sore .

" Dia suka warna biru ?" Gumam Raka saat melihat informasi yang ia dapatkan .

" Tapi mengapa informasi tentang keluarga nya tidak ada ?" Geramnya .

" Aihh kau membuatku semakin tertarik saja nata " desisnya dengan mata penuh obsesi .

Obsesi gila lebih tepatnya .

***

" Naresh and Lea ?" Gumamnya sembari tertawa sarkas .

" Sialan , gue benci kenyataannya gue harus mundur "

" Kenapa seolah olah di sini gue yang salah hmm ?"

" Ck , dia milikku , mengapa aku harus takut ?" Gumamnya dengan smirk andalannya .

***

" Anak anak kita banyak yang mengincar " seru Selvi di angguki yang lainnya .

" Kasihan sekali anakku harus di buat bahan obsesi oleh lelaki itu " desis Axel .

" Yahh setidaknya mereka tidak jomblo " celetuk Anna lalu mereka tertawa seremapak .

" Ini akan semakin menarik "

LEVANA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang